Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyelenggarakan simulasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di masa pandemi COVID-19 agar berlangsung dengan sehat dan aman.
"Simulasi ini bagian dari edukasi kepada masyarakat terkait pemungutan dan penghitungan suara dengan Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) yang akan diterapkan oleh KPU RI dalam Pilkada 2020," kata Ketua KPU Kabupaten Kediri Ninik Sunarmi, saat simulasi di halaman kantor KPU Kabupaten Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, simulasi ini digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. Terdapat sejumlah warga yang ikut serta dalam simulasi di TPS tersebut. Terdapat warga yang menunggu di luar lokasi TPS, dan di lokasi lain juga ada warga yang menunggu panggilan memberikan hak suaranya.
Sebelum simulasi, terdapat petugas yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Penyemprotan juga dilakukan selama tiga kali dengan jam berbeda mengantisipasi penyebaran COVID-19. Di depan pintu masuk juga diberi tempat cuci tangan dengan sabun cuci. Warga dianjurkan untuk cuci tangan sebelum masuk area TPS.
Selain cuci tangan, warga juga dicek suhu tubuhnya dengan thermogun. Jika suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celsius, warga bersangkutan ditempatkan di ruangan lainnya. Warga juga harus mengenakan cairan pembersih tangan. Untuk tempat duduk juga dibuat dengan berjarak, sekitar 1 meter. Hal itu bagian dari protokol kesehatan.
"Untuk pemilihan di TPS pada Pilkada 2020 ini, jumlah pemilih maksimal 500 orang per TPS. Pemilih diberikan sarung tangan, cuci tangan menggunakan sabun, diukur suhu tubuhnya dengan thermogun. Kemudian untuk tinta bukan tinta celup tapi tetes. Juga jaga jarak, tidak kontak fisik, tidak bersalaman," kata Ninik.
Dalam acara ini, juga dihadiri Ketua KPU RI Arief Budiman. Hadir pula perwakilan KPU sejumlah daerah, seperti KPU Jatim, KPU Bali, Semarang, Yogyakarta, Ngawi, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan daerah lainnya. Selain itu, juga hadir Bawaslu dan anggota partai politik.
Anggota Bawaslu Kabupaten Kediri Divisi Pengawasan Ali Mashudi mengatakan simulasi ini penting dilakukan sebelum pemberian hak suara di Pilkada 9 Desember 2020.
Menurut dia, hal yang bersifat teknis harus dipahami dan harus disampaikan ke petugas pilkada.
"Jika tidak disampaikan akan susah, karena ini sifatnya keterampilan, skill. Mau di nasional, tingkat kabupaten yang penting simulasi. Nanti akan dievaluasi dari simulasi, kira-kira yang perlu dibenahi apa," kata Ali pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Simulasi ini bagian dari edukasi kepada masyarakat terkait pemungutan dan penghitungan suara dengan Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) yang akan diterapkan oleh KPU RI dalam Pilkada 2020," kata Ketua KPU Kabupaten Kediri Ninik Sunarmi, saat simulasi di halaman kantor KPU Kabupaten Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, simulasi ini digelar dengan protokol kesehatan yang ketat. Terdapat sejumlah warga yang ikut serta dalam simulasi di TPS tersebut. Terdapat warga yang menunggu di luar lokasi TPS, dan di lokasi lain juga ada warga yang menunggu panggilan memberikan hak suaranya.
Sebelum simulasi, terdapat petugas yang melakukan penyemprotan cairan disinfektan. Penyemprotan juga dilakukan selama tiga kali dengan jam berbeda mengantisipasi penyebaran COVID-19. Di depan pintu masuk juga diberi tempat cuci tangan dengan sabun cuci. Warga dianjurkan untuk cuci tangan sebelum masuk area TPS.
Selain cuci tangan, warga juga dicek suhu tubuhnya dengan thermogun. Jika suhu tubuhnya di atas 37 derajat Celsius, warga bersangkutan ditempatkan di ruangan lainnya. Warga juga harus mengenakan cairan pembersih tangan. Untuk tempat duduk juga dibuat dengan berjarak, sekitar 1 meter. Hal itu bagian dari protokol kesehatan.
"Untuk pemilihan di TPS pada Pilkada 2020 ini, jumlah pemilih maksimal 500 orang per TPS. Pemilih diberikan sarung tangan, cuci tangan menggunakan sabun, diukur suhu tubuhnya dengan thermogun. Kemudian untuk tinta bukan tinta celup tapi tetes. Juga jaga jarak, tidak kontak fisik, tidak bersalaman," kata Ninik.
Dalam acara ini, juga dihadiri Ketua KPU RI Arief Budiman. Hadir pula perwakilan KPU sejumlah daerah, seperti KPU Jatim, KPU Bali, Semarang, Yogyakarta, Ngawi, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, dan daerah lainnya. Selain itu, juga hadir Bawaslu dan anggota partai politik.
Anggota Bawaslu Kabupaten Kediri Divisi Pengawasan Ali Mashudi mengatakan simulasi ini penting dilakukan sebelum pemberian hak suara di Pilkada 9 Desember 2020.
Menurut dia, hal yang bersifat teknis harus dipahami dan harus disampaikan ke petugas pilkada.
"Jika tidak disampaikan akan susah, karena ini sifatnya keterampilan, skill. Mau di nasional, tingkat kabupaten yang penting simulasi. Nanti akan dievaluasi dari simulasi, kira-kira yang perlu dibenahi apa," kata Ali pula.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020