Bupati Abdullah Azwar Anas memaparkan strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, hingga adaptasinya di masa pandemi di hadapan ratusan akademisi dan pelaku pariwisata eks-Keresidenan Besuki.

Seminar daring yang digelar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Jember, ini juga menghadirkan narasumber Rektor Unej Iwan Taruna, Sekretaris Umum Ikatan Sarjana Ekonomi (ISEI) Pusat Solikin M Juhro, Kepala Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo dan Bupati Abdullah Azwar Anas.

"Banyuwangi mengembangkan pariwisata dengan memaksimalkan potensi yang ada di daerah. Banyuwangi memiliki bentang alam yang luar biasa, dan tradisi seni dan budayanya juga sangat kuat," uajr Bupati Anas, Jumat (16/10).

Selain itu, Banyuwangi juga "menjual prestasinya" ke daerah lain, berkat kerja keras seluruh rakyat, berbagai prestasi yang diterima oleh Banyuwangi tersebut dijadikan benchmark oleh daerah lain.

"Kami bekerja keras untuk berinovasi dan berprestasi, sehingga mengundang ratusan ribu orang tiap tahunnya datang untuk belajar sekaligus berwisata. Banyak yang menyebutnya Wisata Prestasi," kata Bupati Anas.

Banyuwangi juga melakukan langkah-langkah strategis dalam memasarkan daerahnya, ada sejumlah formula yang dilakukan pemkab, yang biasa Bupati Anas menyebutnya dengan Anti-Mainstream Marketing.

Sejumlah pendekatan anti-mainstream yang dikerjakan antara lain, setiap dinas adalah Dinas Pariwisata, dari Kota Santet Menuju Kota Internet, Semakin Terbawah Semakin Prioritas Teratas, Semakin Misteri Semakin Diminati, hingga Rumah Sakit Bukan Tempat Orang Sakit.

"Banyak orang bertanya kok di Banyuwangi setiap dinas adalah dinas pariwisata? Dinas-dinas tetap ada, namun ini adalah wujud dari tourism centered economy, ekonomi yang bersumbu pada pariwisata. Misalnya Dinas Pertanian membuat Agro Wisata di lahan yang luas. Selain menjadi destinasi wisata, kawasan itu juga menjadi laboratorium pengembangan produk-produk pertanian. Hal semacam ini juga kami dorong untuk dinas yang lain," kata Anas.

Khusus di masa adaptasi kebiasaan baru ini, lanjut Anas, Banyuwangi menyusun skema protokol kesehatan dan menerapkannya secara ketat di sejumlah destinasi wisata. Banyuwangi melakukan sertifikasi protokol kesehatan COVID-19 untuk seluruh destinasi wisata, hotel, homestay dan kafe serta restoran hingga warung-warung rakyat.

Semua yang telah lulus uji protokol ketat yang dijalankan dan disupervisi para ahli Dinas Kesehatan diberi sertifikat dan disajikan di aplikasi Banyuwangi Tourism.

"Sertifikasi serupa juga kami lakukan kepada para pemandu wisata. Hal ini untuk menjamin kenyamanan dan keamanan bersama," ujar Anas.

Sementara itu, Raktor Unej Iwan Taruna mengatakan bahwa Banyuwangi telah melakukan sejumlah langkah yang tepat dalam pengembangan pariwisatanya, khususnya di masa pandemi.

"Saya mengikuti perkembangan Banyuwangi melalui berita, pariwisatanya cepat beradaptasi. Salah satunya sejumlah penerbangannya aktif beroperasi di tengah lesunya mobilitas. Ini indikasi yang positif," tuturnya.

Unej bekerjasama dengan ISEI dan BI Jember menggelar rangkaian seminar daring tentang UMKM dan pariwisata, dan webinar keenam sekaligus penutup sengaja digelar di Banyuwangi, sebagai daerah yang berhasil membangun pariwisata sebagai identitas baru sekaligus membawa kemajuan bagi daerah. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020