Badan Keamanan Laut (Bakamla) membentuk Relawan Penjaga Laut Nusantara atau Rapala di Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai wadah menampung aspirasi masyarakat yang peduli dengan laut nusantara dan membantu pengamanan wilayah laut yang memiliki kawasan strategis.

Pembentukan Rapala ditandai dengan pelatihan 50 anggota Rapala di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi sejak Selasa hingga Kamis hari ini. Pembentukan dan pembukaan latihan Rapala ini dihadiri Direktur Kerja Sama Bakamla Laksamana Pertama TNI Retiono Kunto.

"Pembentukan relawan ini selain amanat Undang Undang 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, kami juga menampung aspirasi masyarakat yang peduli dengan laut," ujar Laksma Retiono Kunto.

Dalam pelatihan, lanjut dia, anggota Rapala akan memperoleh sejumlah kemampuan, mulai kemampuan menjaga diri, membuat pelaporan, penyelamatan, mengidentifikasi dugaan tindak pidana di laut.

"Di pelatihan ini juga diberi pembekalan bagaimana hidup dengan adaptasi kebiasaan baru di era pandemi COVID-19, yang diterapkan di pelatihan ini. Harapannya bisa ditularkan pada masyarakat," paparnya.

Ia menjelaskan, sebelum menolong orang anggota Rapala harus bisa menjaga dirinya sendiri, oleh karena itulah mereka diberikan pelatihan lebih dahulu. Ke depan, anggota Rapala diharapkan bisa mendukung tugas Bakamla melaksanakan pengamanan laut Indonesia.

Mengenai pemberian informasi, menurut Retiono, anggota Rapala diberikan metode pemberian informasi melalui aplikasi yang sudah terkoneksi ke Mabes Bakamla.

"Artinya kita sudah tidak ragu lagi (dengan informasi itu). Itu yang sangat sederhana dan sangat membantu. Rapala inilah salah satu elemen yang mengisi laoran masyarakat," ucapnya.

Sekretaris Daerah Pemkab Banyuwangi Mujiono mengatakan Rapala ini merupakan program edukasi Bakamla dan para relawan ini bisa mendukung potensi Banyuwangi.

"Karena Banyuwangi kabupaten terluas se-Jawa Timur bahkan se-Jawa. Dengan potensi itu, membentuk relawan untuk meningkatkan dan mengamankan keamanan laut yang ada di Banyuwangi sangat penting," katanya.

Menurut Mujiono, pembentukan Rapala ini juga bagian dari upaya mengantisipasi potensi terjadinya bencana tsunami.

"Salah satunya mengantisipasi potensi bencana tsunami dan bencana yang lain khususnya dipantai. Itu salah satu edukasi yang dikembangkan Bakamla," tuturnya.

Ia menambahkan, terbentuknya Rapala ini penting dalam mengamankan dan misi penyelamatan pesisir laut di wilayahnya, terlebih terdapat sejumlah pesisir Banyuwangi merupakan objek wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.

"Selain itu, kami harap Rapala juga turu mendukung upaya menjaga lingkungan seperti mengendalikan sampah dan mencegah abrasi yang menggerus pantai," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020