Seluruh anggota DRPD Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mengikuti swab test atau tes usap virus corona atau COVID-19 setelah meninggalnya Pelaksana Tugas Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin akibat terpapar virus corona.
Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo Usman saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Rabu, mengatakan tes usap dilakukan karena beberapa hari sebelum meninggal dunia, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin sempat mengikuti rapat paripurna pada Rabu (19/8).
"Kemudian pada Sabtu (22/8) kami mendapatkan kabar kalau beliau (Nur Ahmad) meninggal dunia dengan hasil positif COVID-19," katanya.
Ia menjelaskan terdapat sebanyak 50 orang anggota DPRD yang mengikuti tes usap ini dan sekitar 50 orang staf sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo juga ikut tes usap tersebut.
"Hal itu kami lakukan sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus corona," ucapnya.
Ia memastikan pekerjaan di DPRD Kabupaten Sidoarjo tetap berjalan dan tidak ada kendala yang berarti akibat peristiwa tersebut.
"Jika nanti memang ditemukan ada anggota yang positif terpapar virus COVID-19 maka harus dilakukan isolasi sesuai dengan protokol kesehatan yang ada," ujarnya.
Ia mengatakan di dalam lingkungan DPRD Kabupaten Sidoarjo juga masih diterapkan protokol kesehatan seperti memeriksa suhu tubuh siapapun yang masuk, dan memberikan cairan pembersih tangan.
"Selain itu juga dilakukan penyemprotan cairan pembersih di setiap lokasi ruangan termasuk di ruang sidang paripurna," ucapnya.
Sebelumnya, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin meninggal dunia saat dirawat di RSUD Sidoarjo pada Sabtu (22/8).
Dalam perkembangannya, Nur Ahmad meninggal dunia disebabkan karena terpapar virus corona atau COVID-19. Padahal, dua hari sebelum meninggal, Nur Ahmad sempat melakukan rapat paripurna dengan anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo Usman saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Rabu, mengatakan tes usap dilakukan karena beberapa hari sebelum meninggal dunia, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin sempat mengikuti rapat paripurna pada Rabu (19/8).
"Kemudian pada Sabtu (22/8) kami mendapatkan kabar kalau beliau (Nur Ahmad) meninggal dunia dengan hasil positif COVID-19," katanya.
Ia menjelaskan terdapat sebanyak 50 orang anggota DPRD yang mengikuti tes usap ini dan sekitar 50 orang staf sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo juga ikut tes usap tersebut.
"Hal itu kami lakukan sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran virus corona," ucapnya.
Ia memastikan pekerjaan di DPRD Kabupaten Sidoarjo tetap berjalan dan tidak ada kendala yang berarti akibat peristiwa tersebut.
"Jika nanti memang ditemukan ada anggota yang positif terpapar virus COVID-19 maka harus dilakukan isolasi sesuai dengan protokol kesehatan yang ada," ujarnya.
Ia mengatakan di dalam lingkungan DPRD Kabupaten Sidoarjo juga masih diterapkan protokol kesehatan seperti memeriksa suhu tubuh siapapun yang masuk, dan memberikan cairan pembersih tangan.
"Selain itu juga dilakukan penyemprotan cairan pembersih di setiap lokasi ruangan termasuk di ruang sidang paripurna," ucapnya.
Sebelumnya, Plt Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin meninggal dunia saat dirawat di RSUD Sidoarjo pada Sabtu (22/8).
Dalam perkembangannya, Nur Ahmad meninggal dunia disebabkan karena terpapar virus corona atau COVID-19. Padahal, dua hari sebelum meninggal, Nur Ahmad sempat melakukan rapat paripurna dengan anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020