Tanggul Kali Lamong di Desa Jono, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, mulai dibangun untuk mencegah banjir akibat luapan Bengawan Solo di wilayah itu dengan ditandai pelaksanaan groundbreaking yang dilakukan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto, Selasa.
Bupati Sambari mengatakan Desa Jono, Kecamatan Cerme, merupakan salah satu desa yang rawan banjir dan tahun 2019 menjadi desa yang paling parah akibat jebolnya tanggul.
"Kami berterima kasih kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS), karena telah memberikan perhatian kepada warga Gresik dengan membangun tanggul," kata Sambari dalam kegiatan groundbreaking di Gresik.
Ia berharap pembangunan tanggul dapat memberikan manfaat mengurangi bencana banjir dan rencananya dilanjutkan dengan bantuan pembangunan yang lebih besar.
Sambari mengaku program normalisasi Kali Lamong untuk pencegahan banjir akan terus dilanjutkan dan saat ini Pemkab Gresik telah menyelesaikan studi Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) tahap I.
"Kami berharap akhir 2020 studi LARAP telah selesai dan total panjang Kali Lamong 103 kilometer dengan melintasi wilayah Gresik sepanjang 58 km, masing-masing Kecamatan Balongpanggang, Menganti, Kedamean, Benjeng, Cerme, dan Kebomas," katanya.
Sambari mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk pembebasan tanah sebesar Rp150 miliar dengan total luas sekitar 149 hektare.
Sementara itu, Perwakilan dari BBWS Isdianto berterima kasih kepada Pemkab Gresik karena banyak dibantu, seperti pembangunan lumbung air di Desa Sukodono, Panceng Gresik.
"Beberapa pembangunan juga dibantu Pemkab Gresik, seperti pembangunan Bendung Gerak Sembayat (BGS) dan studi revitalisasi waduk Bunder. Kami berharap, masyarakat mau bekerja sama membantu kami dengan merelakan tanahnya untuk diganti rugi yang sewajarnya. Semuanya untuk kepentingan bersama," kata Isdianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Bupati Sambari mengatakan Desa Jono, Kecamatan Cerme, merupakan salah satu desa yang rawan banjir dan tahun 2019 menjadi desa yang paling parah akibat jebolnya tanggul.
"Kami berterima kasih kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS), karena telah memberikan perhatian kepada warga Gresik dengan membangun tanggul," kata Sambari dalam kegiatan groundbreaking di Gresik.
Ia berharap pembangunan tanggul dapat memberikan manfaat mengurangi bencana banjir dan rencananya dilanjutkan dengan bantuan pembangunan yang lebih besar.
Sambari mengaku program normalisasi Kali Lamong untuk pencegahan banjir akan terus dilanjutkan dan saat ini Pemkab Gresik telah menyelesaikan studi Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP) tahap I.
"Kami berharap akhir 2020 studi LARAP telah selesai dan total panjang Kali Lamong 103 kilometer dengan melintasi wilayah Gresik sepanjang 58 km, masing-masing Kecamatan Balongpanggang, Menganti, Kedamean, Benjeng, Cerme, dan Kebomas," katanya.
Sambari mengatakan pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk pembebasan tanah sebesar Rp150 miliar dengan total luas sekitar 149 hektare.
Sementara itu, Perwakilan dari BBWS Isdianto berterima kasih kepada Pemkab Gresik karena banyak dibantu, seperti pembangunan lumbung air di Desa Sukodono, Panceng Gresik.
"Beberapa pembangunan juga dibantu Pemkab Gresik, seperti pembangunan Bendung Gerak Sembayat (BGS) dan studi revitalisasi waduk Bunder. Kami berharap, masyarakat mau bekerja sama membantu kami dengan merelakan tanahnya untuk diganti rugi yang sewajarnya. Semuanya untuk kepentingan bersama," kata Isdianto.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020