Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Kediri, Jawa Timur, memanfaatkan jaringannya untuk membantu penjualan produk UMKM agar bisa tembus pasar luar negeri.
"Bisnis UMKM di kota Kediri harus diperluas, harus bisa berkembang. Kita mendorong ekspor pada UMKM," kata Ketua Kadin Kota Kediri Solihin, di Kediri, Rabu.
Tahap awal, pihaknya ingin produk-produk asal Kediri bisa memenuhi ekspor dengan biaya murah, salah satunya bisa kerja sama dengan diaspora. "Dengan diaspora, artinya banyak orang Indonesia di luar negeri yang membutuhkan produk asal Indonesia," ujanya.
Dua diaspora yang bekerja sama berada di Belanda dan Australia. Kedua negara ini juga pintu masuk produk UMKM bisa tembus ke luar negeri. Ke depan, dipastikan akan dikembangkan karena ada sejumlah 180 negara yang bisa dijadikan pangsa pasar.
Solihin mengaku telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak, namun karena ada COVID-19 sehingga komunikasi dilakukan secara daring. Saat kegiatan tersebut, diaspora ternyata bisa membantu produk UMKM asal Kota Kediri bisa masuk.
"Ini yang kami harapkan, masuk ke Belanda melalui Kediri. Kami sudah koordinasi, terdapat 700 UMKM di seluruh Indonesia yang ada jaringan dengan kami, ini akan dibantu," ujarnya.
Ia berharap dengan kegiatan ini nantinya Kota Kediri menjadi tolak ukur untuk ekspor produk UMKM ke luar negeri. Kurasi ini menjadi salah satu tahap awal agar produk UMKM laik untuk dikirim ke luar negeri.
"Harapannya Kediri menjadi tolak ukur ekspor ke luar negeri ala UMKM dimulai dari Kediri. Itu yang menjadi cita-cita dan ini sedang kami kondisikan. Kurasi ini bukan memilih produk teman, tidak. Tapi produk yang dibutuhkan oleh negara lain. Belanda memberikan informasi produk yang dibutuhkan, kami kurasi sesuai dengan kebutuhan di sana, Australia sesuai dengan yag dibutuhkan juga," kata dia.
Produk yang dikirim mayoritas kerajinan seperti anyaman bambu, rajut. Selain itu, ada produk makanan seperti bumbu pecel, bumbu gado-gado dan bumbu masakan lainnya.
Selain UMKM dari Kota Kediri, banyak UMKM dari kota lain yang juga berminat ikut jaringan di Kadin Kota Kediri agar produk mereka juga bisa tembus ke luar negeri.
Kadin juga terus mendampingi pemilik UMKM, agar produk mereka laik jual. Jika belum punya perizinan produk industri rumah tanggan (PIRT), padahal kualitas produk bagus, akan didampingi sehingga perizinan untuk berjualan juga lengkap. Program tersebut juga akan diteruskan baik secara daring maupun luring.
"Setelah kurasi langsung bertindak dan target kami ke depan akan punya pusat perbelanjaan di sana (luar negeri). Nanti akan kami bicarakan dengan Pak Wali Kota, dengan BI Kediri, dan semuanya. Jangan sampai kita jago kandang, bagaimana agar bisa ke sana (produk tembus luar negeri)," kata Solihin.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri melakukan kurasi atau penilaian tentang produk UMKM (Usaha mikro kecil menengah), agar siap ekspor.
"Yang ikut ini ada 100 UMKM. Ini dikurasi, berapapun yang lolos kami akan doorong ke ekspor," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Nur Muhyar.
Pihaknya dengan berbagai lembaga terkait seperti Kadin dan BI Kediri rutin melakukan komunikasi termasuk dengan diaspora di luar negeri. Saat ini, yang intensif komunikasi dengan diaspora di Australia yang terdapat 9.000 orang Indonesia, dan diaspora di Belanda ada 15.000 orang.
"Ini awal sekali, segala daya upaya kami lakukan. Syukur jika diaspora ini bisa berkembang menjadi agen," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Bisnis UMKM di kota Kediri harus diperluas, harus bisa berkembang. Kita mendorong ekspor pada UMKM," kata Ketua Kadin Kota Kediri Solihin, di Kediri, Rabu.
Tahap awal, pihaknya ingin produk-produk asal Kediri bisa memenuhi ekspor dengan biaya murah, salah satunya bisa kerja sama dengan diaspora. "Dengan diaspora, artinya banyak orang Indonesia di luar negeri yang membutuhkan produk asal Indonesia," ujanya.
Dua diaspora yang bekerja sama berada di Belanda dan Australia. Kedua negara ini juga pintu masuk produk UMKM bisa tembus ke luar negeri. Ke depan, dipastikan akan dikembangkan karena ada sejumlah 180 negara yang bisa dijadikan pangsa pasar.
Solihin mengaku telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak, namun karena ada COVID-19 sehingga komunikasi dilakukan secara daring. Saat kegiatan tersebut, diaspora ternyata bisa membantu produk UMKM asal Kota Kediri bisa masuk.
"Ini yang kami harapkan, masuk ke Belanda melalui Kediri. Kami sudah koordinasi, terdapat 700 UMKM di seluruh Indonesia yang ada jaringan dengan kami, ini akan dibantu," ujarnya.
Ia berharap dengan kegiatan ini nantinya Kota Kediri menjadi tolak ukur untuk ekspor produk UMKM ke luar negeri. Kurasi ini menjadi salah satu tahap awal agar produk UMKM laik untuk dikirim ke luar negeri.
"Harapannya Kediri menjadi tolak ukur ekspor ke luar negeri ala UMKM dimulai dari Kediri. Itu yang menjadi cita-cita dan ini sedang kami kondisikan. Kurasi ini bukan memilih produk teman, tidak. Tapi produk yang dibutuhkan oleh negara lain. Belanda memberikan informasi produk yang dibutuhkan, kami kurasi sesuai dengan kebutuhan di sana, Australia sesuai dengan yag dibutuhkan juga," kata dia.
Produk yang dikirim mayoritas kerajinan seperti anyaman bambu, rajut. Selain itu, ada produk makanan seperti bumbu pecel, bumbu gado-gado dan bumbu masakan lainnya.
Selain UMKM dari Kota Kediri, banyak UMKM dari kota lain yang juga berminat ikut jaringan di Kadin Kota Kediri agar produk mereka juga bisa tembus ke luar negeri.
Kadin juga terus mendampingi pemilik UMKM, agar produk mereka laik jual. Jika belum punya perizinan produk industri rumah tanggan (PIRT), padahal kualitas produk bagus, akan didampingi sehingga perizinan untuk berjualan juga lengkap. Program tersebut juga akan diteruskan baik secara daring maupun luring.
"Setelah kurasi langsung bertindak dan target kami ke depan akan punya pusat perbelanjaan di sana (luar negeri). Nanti akan kami bicarakan dengan Pak Wali Kota, dengan BI Kediri, dan semuanya. Jangan sampai kita jago kandang, bagaimana agar bisa ke sana (produk tembus luar negeri)," kata Solihin.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri melakukan kurasi atau penilaian tentang produk UMKM (Usaha mikro kecil menengah), agar siap ekspor.
"Yang ikut ini ada 100 UMKM. Ini dikurasi, berapapun yang lolos kami akan doorong ke ekspor," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Nur Muhyar.
Pihaknya dengan berbagai lembaga terkait seperti Kadin dan BI Kediri rutin melakukan komunikasi termasuk dengan diaspora di luar negeri. Saat ini, yang intensif komunikasi dengan diaspora di Australia yang terdapat 9.000 orang Indonesia, dan diaspora di Belanda ada 15.000 orang.
"Ini awal sekali, segala daya upaya kami lakukan. Syukur jika diaspora ini bisa berkembang menjadi agen," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020