Aparat Kepolisian Sektor Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menangani kecelakaan antara kereta api dengan mobil di Desa Baye, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang mengakibatkan tiga orang meninggal dunia.
" Sekarang korban sudah dibawa ke rumah sakit," kata Kepala Polsek Pagu AKP Hariyanto di Kediri, Senin.
Kecelakaan antara kereta api dengan mobil Izusu Panther itu terjadi di Dusun Gempolan, Desa Baye, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, pada Senin pagi, sekitar jam 08.45 WIB. Lokasi kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
Kecelakaan itu berawal saat KA Dhoho jurusan Surabaya - Blitar, melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu dari arah utara ke selatan, tepatnya Dusun Gempolan, Desa Baye, Kecamatan Kayen Kidul, tersebut.
Saat di lokasi, mobil Izusu Panther warna hitam dengan nomor polisi AG 1389 GN, melintas dari arah barat ke timur dengan satu sopir dan dua orang penumpang.
Karena jarak yang diduga sudah dekat, mobil tersebut tertabrak kereta api. Mobil sempat terseret hingga kurang lebih 300 meter. Bagian samping mobil penyok tertabrak kereta.
Akibat kejadian tersebut, tiga orang yang ada di mobil tersebut meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah.
Laju kereta api juga terhenti dengan kejadian tersebut. Warga yang mengetahui kejadian tersebut juga langsung berusaha untuk membantu mengevakuasi kendaraan. Ketiga korban yang meninggal dunia di lokasi tersebut langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan "visum et repertum".
Ketiga korban yang meninggal adalah Suwito (65) dan Nur Kotim (55), keduanya warga Desa Ngebrak, Kecamatan Gampengrejo, dan satunya lagi Etik (50), warga Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Polisi menduga kejadian kecelakaan tersebut karena unsur kurang hati-hati dari sopir yang diduga tergesa-gesa dengan tujuan ke Pare, Kabupaten Kediri, untuk berobat. Selain itu, di lokasi tersebut juga tidak ada palang pintu maupun petugas terkait.
"Karena sopir usia lanjut dengan pendengaran terganggu, sehingga tidak mendengar ada kereta api yang melintas dari arah utara ke selatan," katanya.
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko mengakui di lokasi tersebut memang tidak ada palang pintu, namun ada rambu-rambu yang dipasang oleh Pemerintah Provinsi Jatim, sehingga warga yang hendak menyeberang bisa melihat rambu-rambu lalu lintas.
"Ada rambu-rambu yang dipasang. Jadi, sesuai dengan peraturan memang setiap kendaraan harus mengutamakan perjalanan KA," kata Ixfan.
Sementara itu, setelah proses evakuasi korban dan kendaraan disingkirkan, kereta api melanjutkan perjalanan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
" Sekarang korban sudah dibawa ke rumah sakit," kata Kepala Polsek Pagu AKP Hariyanto di Kediri, Senin.
Kecelakaan antara kereta api dengan mobil Izusu Panther itu terjadi di Dusun Gempolan, Desa Baye, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, pada Senin pagi, sekitar jam 08.45 WIB. Lokasi kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang pintu.
Kecelakaan itu berawal saat KA Dhoho jurusan Surabaya - Blitar, melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu dari arah utara ke selatan, tepatnya Dusun Gempolan, Desa Baye, Kecamatan Kayen Kidul, tersebut.
Saat di lokasi, mobil Izusu Panther warna hitam dengan nomor polisi AG 1389 GN, melintas dari arah barat ke timur dengan satu sopir dan dua orang penumpang.
Karena jarak yang diduga sudah dekat, mobil tersebut tertabrak kereta api. Mobil sempat terseret hingga kurang lebih 300 meter. Bagian samping mobil penyok tertabrak kereta.
Akibat kejadian tersebut, tiga orang yang ada di mobil tersebut meninggal dunia karena mengalami luka yang cukup parah.
Laju kereta api juga terhenti dengan kejadian tersebut. Warga yang mengetahui kejadian tersebut juga langsung berusaha untuk membantu mengevakuasi kendaraan. Ketiga korban yang meninggal dunia di lokasi tersebut langsung dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan "visum et repertum".
Ketiga korban yang meninggal adalah Suwito (65) dan Nur Kotim (55), keduanya warga Desa Ngebrak, Kecamatan Gampengrejo, dan satunya lagi Etik (50), warga Kelurahan Ngampel, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Polisi menduga kejadian kecelakaan tersebut karena unsur kurang hati-hati dari sopir yang diduga tergesa-gesa dengan tujuan ke Pare, Kabupaten Kediri, untuk berobat. Selain itu, di lokasi tersebut juga tidak ada palang pintu maupun petugas terkait.
"Karena sopir usia lanjut dengan pendengaran terganggu, sehingga tidak mendengar ada kereta api yang melintas dari arah utara ke selatan," katanya.
Sementara itu, Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko mengakui di lokasi tersebut memang tidak ada palang pintu, namun ada rambu-rambu yang dipasang oleh Pemerintah Provinsi Jatim, sehingga warga yang hendak menyeberang bisa melihat rambu-rambu lalu lintas.
"Ada rambu-rambu yang dipasang. Jadi, sesuai dengan peraturan memang setiap kendaraan harus mengutamakan perjalanan KA," kata Ixfan.
Sementara itu, setelah proses evakuasi korban dan kendaraan disingkirkan, kereta api melanjutkan perjalanan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020