Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunanan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat persediaan atau stok pupuk bersubsidi yang hanya tersisa 2.500 ton tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan petani hingga akhir tahun 2020.

Jatah pupuk bersubsidi di Situbondo pada tahun 2020 sebanyak 20 ribu ton, sementara kebutuhan petani mencapai sekitar 40 ribu ton.

"Kuota 20 ribu ton pupuk tahun ini telah didistribusikan dan tersisa 2.500 ton, diperkirakan hanya cukup sampai akhir bulan Agustus atau September 2020," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Situbondo Sentot Sugiyono di Situbondo, Kamis.

Menurut ia, pemerintah daerah akan terus berupaya untuk mencukupi kebutuhan petani dan akan mengajukan tambahan jatah pupuk bersubsidi ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

"Kami akan minta tambahan ke pemprov. Mulai surat bupati ke Dinas Pertanian Pemprov Jatim hingga ke gubernur dan dirjen juga sudah kami kirimkan. Pada saat konferensi video bersama provinsi, kami juga telah menyampaikannya," tuturnya.

Menurut Sentot, untuk kebutuhan pupuk bersubsidi telah mengajukan tambahan 10 ribu ton. Apabila pengajuan tambahan disetujui, kebutuhan pupuk bersubsidi bisa tercukupi hingga awal Desember 2020.

Sentot menambahkan bahwa peluang memperoleh tambahan jatah pupuk bersubsidi masih terbuka, karena bisa dilakukan antarkabupaten.

"Contohnya, jika ada daerah yang kelebihan jatah pupuk bisa dialihkan ke kabupaten lain yang kekurangan. Kami masih mengharapkan tambahan dari sana," ujarnya.

Data diperoleh, kebutuhan pupuk subsidi di Situbondo sekitar 40.000 ton per tahun, namun selama ini mendapatkan jatah sekitar 20.000 ton per tahun. Akan tetapi, jatah tersebut sebenarnya sudah melebihi usulan dalam RDKK petani yang hanya 11.000 ton. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020