Universitas Airlangga Surabaya menyediakan sekitar 7.000 tes cepat atau rapid test kit untuk memfasilitasi peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang kesulitan mendapat layanan tes tersebut.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Minggu mengatakan pihaknya banyak bantuan rapid test kit dari berbagai mitra, mulai dari dosen, manajemen, puskesmas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

"Sekarang ini sudah ada 6.500 sampai 7.000 rapid test kit. Tidak hanya untuk Unair, nanti kami distribusikan ke ITS, UPN dan mitra pusat UTBK di Surabaya yang membutuhkan kit ini," ujarnya.

Nasih mengatakan pada sesi pertama UTBK di Unair, sudah ada 60 peserta yang menjalani tes cepat dari dua lokasi tes cepat gratis di Kampus B dan C.

"Kalau satu hari bisa 100-200 peserta, kami optimis bisa melayani rapid test untuk peserta UTBK yang kesulitan ini," ucapnya.

Pihak Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) juga sudah berkoordinasi dengan beberapa pimpinan daerah lain. Pemerintah daerah seperti di Gresik, Sidoarjo sampai Kediri kemudian memfasilitsi bantuan tes cepat untuk warganya yang mau mengikuti UTBK.

"Usaha dulu, kalau kesulitan bisa ke Unair. Bukan masalah rapid test kit-nya tapi tenaga yang menguji rapid ini terbatas kalau semua ke sini," ujarnya.

Hingga saat ini belum ada temuan hasil rapid test peserta UTBK Unair yang reaktif. Kalau pun ada temuan tersebut, maka peserta tersebut diimbau menjalani tes usap.

Menurut Nasih, tes cepat sifatnya sama dengan hasil pengecekan  suhu badan. Jika suhu badan peserta UTBK diatas 37,5 dan hasil tes cepat reaktif maka harus diteruskan dengn tes usap.

"Harus dipastikan sehat, dengan swab test, kalau negatif ya bisa ikut ujian di sesi-sesi berikutnya sepanjang masih ada jadwal," kata Nasih.

Akan tetapi pihak Unair tidak menyediakan layanan tes usap. Sehingga, peserta bisa langsung mengirimkan pemberitahuan ke Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 kabupaten/kota asal peserta.

"Kalau hasil swab PCR negatif bisa ikut ujian di sesi berikutnya, sepanjang masih ada waktu. Kalau positif COVID-19, dinyatakan sakit tidak bisa ikut UTBK (harus penyembuhan)," ujarnyam

Unair juga menyarankan, peserta yang reaktif tes cepat segera mengirimkan hasil tes usap sebelum 20 Juli 2020. Sebab gelombang kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) akan digelar pada 20-29 Juli 2020. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020