Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi mencatat sebanyak 249 kasus penyakit demam berdarah selama periode Januari hingga Mei 2020 yang terjadi di wilayah setempat.

"Dari jumlah 249 kasus demam berdarah tersebut, tiga orang penderita di antaranya meninggal dunia," ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Ngawi Djaswadi di Ngawi, Jumat.

Baca juga: DBD di Jatim selama Januari-Juni capai 5.733 kasus

Menurut dia, jumlah kasus demam berdarah tersebut menurun drastis dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 1.236 kasus dengan tiga orang penderita meninggal dunia.

Meskipun saat ini pandemi virus corona atau COVID-19 sedang berlangsung, Dinkes Ngawi mengimbau warga tidak melupakan ancaman penyakit demam berdarah.

Baca juga: Kemenkes ingatkan masyarakat kondisi bahaya peningkatan kasus DBD

Kendati jumlah kasus pada tahun ini jauh di bawah catatan tahun 2019, justru secara persentase angka kematiannya lebih tinggi.

Djaswadi mengaku belum mengetahui penyebab kenaikan persentase kematian kasus demam berdarah tahun ini, tetapi menyebut pasien yang meninggal biasanya karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan, puskesmas atau rumah sakit.

Baca juga: Penderita demam berdarah di Situbondo capai 75 orang

Ia mengatakan selama ini sebagian warga memilih memberikan obat penurun panas dari apotek saat mendapati anggota keluarganya mengalami gejala demam. Padahal, demam pada kasus demam berdarah memang turun, tetapi penyakitnya tidak hilang.

"Kebanyakan saat dibawa ke fasilitas kesehatan trombositnya juga sudah dalam kondisi darurat sehingga tubuhnya semakin drop," tambahnya.

Baca juga: Januari - Maret 2020, sebanyak 20 orang di Jatim meninggal akibat demam berdarah

Djaswadi mengatakan pandemi virus corona atau COVID-19 saat ini memang menjadi fokus utama bidang kesehatan. Meski demikian, dinkes meminta warga tidak mengabaikan potensi kasus ddemam berdarah.

"Warga diimbau untuk rajin terapkan perlaku hidup bersih dan sehat, rutin menguras bak kamar mandi, serta melakukan upaya pencegahan seperti fogging, dan 3M lainnya," katanya.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020