Dinas Kesehatan Jawa Timur mencatat kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah setempat selama bulan Januari hingga 22 Juni 2020  mencapai 5.733 kasus,  dan 52 orang dilaporkan meninggal dunia.

"Jumlah ini menurun dari pada tahun lalu. Di periode yang sama ada 16.279 penderita dan 167 orang meninggal dunia," ujar Kepala Dinkes Jatim, dr Herlin Ferliana dikonfirmasi di Surabaya, Selasa.

Lima daerah yang terpantau dengan penderita DBD tinggi yakni Kabupaten Malang, Jember, Pacitan, Trenggalek dan Kediri.

Sementara untuk jumlah kematian tertinggi akibat DBD ada di Pacitan tujuh orang, Kediri lima orang, Banyuwangi dan Malang masing-masing empat orang serta Bondowoso, Ngawi dan Trenggalek tiga orang.

Meski jumlah penderita dan kematian akibat DBD tahun ini masih jauh di bawah tahun lalu, Herlin mneyatakan Dinkes Jatim tetap melakukan upaya untuk menekan angkanya agar tidak bertambah.

Pihaknya juga melibatkan masyarakat terhadap pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) khusus di sektor rumah tangga secara mandiri.

"Agar masyarakat terus melakukan PSN secara rutin, serentak, bermutu dan berkesinambungan," katanya.

Herlin mengimbau masyarakat cepat tanggap apabila mengetahui anggota keluarga atau tetangganya yang terjangkit DBD. Karena gejalanya bisa dikenali seperti demam tinggi selama dua sampai tujuh hari, bintik merah di bagian tubuh hingga nyeri dan mual.

"Segera membawa ke fasyakes (puskesmas atau klinik) terdekat apabila ada anggota keluarga dengan gejala demam, setelah dua hari tidak turun panasnya setelah minum obat penurun panas," ujarnya. (*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020