Sebanyak 108 dari 189 desa di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mulai menyalurkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) desa kepada warganya yang  terdampak pandemik COVID-19, sedangkan 81 desa lainnya masih dalam proses.

"Terima kasih kepada pemerintah pusat dan Kementerian Desa yang telah bikin skema pengalihan sebagian dana desa untuk membantu warga terdampak corona. Juga terima kasih kepada teman-teman kepala desa, camat, beserta dinas terkait yang terus lembur beberapa hari ini untuk menuntaskan pendataan, sehingga BLT desa bisa cair sejak kemarin," ujar Bupati Abdullah Azwar Anas di Aula Desa Sukojati, Kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Kamis.

Ia mengemukakan, kecepatan penyaluran BLT desa yang setiap KK mendapat Rp600.000 per bulan selama tiga bulan, tak lepas dari peran semua pihak yang terus melakukan validasi data calon penerima.

"Ini bukan pekerjaan mudah untuk menyinkronkan data. Sekali lagi terima kasih kepada bapak/ibu kepala desa dan seluruh tim yang sudah bekerja keras melakukan validasi data sehingga warga bisa mendapatkan manfaat program ini dengan segera," ujarnya.

Selain BLT desa, menurut Bupati Anas, warga Banyuwangi juga mendapatkan skema bantuan lain, mulai dari Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai, BLT Kemensos dan program provinsi.

Dari APBD Banyuwangi, katanya, juga dialokasikan jaring pengaman berupa paket sembako, paket nutrisi ibu hamil dan menyusui, konsumsi harian pekerja informal dan insentif santri serta beasiswa mahasiswa.

"Sebagian sudah cair, seperti PKH dan BPNT, BLT Kemensos direncanakan cair bulan Mei, demikian pula yang bersumber dari APBD. Gugus Tugas COVID-19 Banyuwangi juga terus menyalurkan bantuan seperti sembako dan masker untuk masyarakat," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa dan Pemerintahan Desa (DPM dan Pemdes) Kabupaten Banyuwangi, Kusyadi mengatakan bahwa transfer dana desa (DD) dari pemerintah pusat ke desa-desa di Banyuwangi mencapai Rp210 miliar.

"Dengan refocusing DD, kami kalkulasi tersedia sekitar Rp66,7 miliar untuk BLT desa kepada 36.979 warga, dengan catatan apabila semua desa mengalokasikan secara maksimal dana desa, sesuai dengan peraturan pemerintah pusat," paparnya.

Kusyadi menjelaskan, sasaran utama penerima BLT desa, adalah warga miskin yang terdata dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan warga non-DTKS terdampak COVID-19. Yakni di antaranya adalah orang yang kehilangan mata pencaharian akibat COVID-19.

"Kami terus mendorong dan mensupervisi desa agar melengkapi persyaratannya. Semoga desa yang masih proses bisa juga segera menerima transfer dana desa," ujarnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020