Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengatakan hasil rapid test (tes cepat) deteksi virus corona jenis baru penyebab COVID-19 bagi santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, sebanyak 31 orang di antaranya dinyatakan reaktif.
"Hasil 'rapid test' para santri dan ustadz Temboro yang kami gelar selama dua hari terakhir ini diketahui 31 orang dari 305 orang yang menjalani tes dinyatakan reaktif," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Magetan, Didik Setyo Margono
Didik kepada wartawan di Magetan, Rabu.
Baca juga: Ratusan santri Ponpes Temboro Magetan jalani "rapid test" COVID-19
Menurut dia, ke-31 orang tersebut semuanya merupakan santri, yang sebagian besar adalah santri asal Malaysia dan sisanya asal Indonesia.
"Para santri yang hasilnya reaktif tersebut langsung dilakukan tes 'swab'. Mereka juga telah diisolasi di satu komplek yang telah disediakan khusus oleh pihak ponpes, yakni Gedung Syaridin," katanya.
Baca juga: Malaysia umumkan klaster COVID-19 dari Magetan
Ia menjelaskan tes swab harus dilakukan sebab hasil rapid test yang reaktif tidak dapat jadi acuan untuk memastikan apakah seseorang dinyatakan positif atau negatif terpapar COVID-19.
Baca juga: Puluhan santri Ponpes Temboro asal Malaysia positif COVID-19, Pemkab Magetan lakukan pelacakan
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang, kata dia, harus dilakukan tes swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).
"Tes swab dari puluhan santri reaktif sudah kami kirim ke Surabaya. Sekarang kita tunggu hasilnya, apakah mereka positif terpapar corona atau negatif," katanya.
Tim Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Magetan melakukan "rapid test" terhadap para santri Ponpes Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan.
Baca juga: Pemprov Jatim bantu 1.000 rapid test selidiki klaster Temboro Magetan
Tes cepat tersebut dilakukan menyusul adanya pemberitaan dari Kementerian Kesehatan Malaysia yang menyatakan 43 mahasiswa/santri Malaysia terkonfirmasi positif COVID-19 setelah pulang dari Ponpes Al-Fatah di Temboro Magetan.
Adapun, puluhan ribu santri dan satriwati yang menimba ilmu di Ponpes Al-Fatah Temboro tersebut, memang tidak hanya berasal dari Indonesia. Namun juga dari beberapa negara lain, seperti Malaysia, Filipina, Australia, Somalia, Kamboja, Brunei Darussalam, Papua Nugini, Timor Leste, Bangladesh, dan Suriname.
Hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Magetan terus melakukan upaya untuk menyelidiki klaster atau penularan yang diinformasikan berasal dari Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan, tersebut.
Sesuai data, jumlah warga Magetan yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga kini mencapai 10 orang.
Dari 10 orang tersebut, satu di antaranya meninggal dunia, delapan lainnya telah sembuh, dan satu pasien masih menjalani perawatan di RSUD dr Soedono Madiun. Adapun pasien yang masih yang masih dirawat tersebut, merupakan warga Desa Temboro, demikian Didik Setyo Margono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Hasil 'rapid test' para santri dan ustadz Temboro yang kami gelar selama dua hari terakhir ini diketahui 31 orang dari 305 orang yang menjalani tes dinyatakan reaktif," kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Magetan, Didik Setyo Margono
Didik kepada wartawan di Magetan, Rabu.
Baca juga: Ratusan santri Ponpes Temboro Magetan jalani "rapid test" COVID-19
Menurut dia, ke-31 orang tersebut semuanya merupakan santri, yang sebagian besar adalah santri asal Malaysia dan sisanya asal Indonesia.
"Para santri yang hasilnya reaktif tersebut langsung dilakukan tes 'swab'. Mereka juga telah diisolasi di satu komplek yang telah disediakan khusus oleh pihak ponpes, yakni Gedung Syaridin," katanya.
Baca juga: Malaysia umumkan klaster COVID-19 dari Magetan
Ia menjelaskan tes swab harus dilakukan sebab hasil rapid test yang reaktif tidak dapat jadi acuan untuk memastikan apakah seseorang dinyatakan positif atau negatif terpapar COVID-19.
Baca juga: Puluhan santri Ponpes Temboro asal Malaysia positif COVID-19, Pemkab Magetan lakukan pelacakan
Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang, kata dia, harus dilakukan tes swab dengan meteode PCR (polymerase chain reaction).
"Tes swab dari puluhan santri reaktif sudah kami kirim ke Surabaya. Sekarang kita tunggu hasilnya, apakah mereka positif terpapar corona atau negatif," katanya.
Tim Dinkes Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Magetan melakukan "rapid test" terhadap para santri Ponpes Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan.
Baca juga: Pemprov Jatim bantu 1.000 rapid test selidiki klaster Temboro Magetan
Tes cepat tersebut dilakukan menyusul adanya pemberitaan dari Kementerian Kesehatan Malaysia yang menyatakan 43 mahasiswa/santri Malaysia terkonfirmasi positif COVID-19 setelah pulang dari Ponpes Al-Fatah di Temboro Magetan.
Adapun, puluhan ribu santri dan satriwati yang menimba ilmu di Ponpes Al-Fatah Temboro tersebut, memang tidak hanya berasal dari Indonesia. Namun juga dari beberapa negara lain, seperti Malaysia, Filipina, Australia, Somalia, Kamboja, Brunei Darussalam, Papua Nugini, Timor Leste, Bangladesh, dan Suriname.
Hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Magetan terus melakukan upaya untuk menyelidiki klaster atau penularan yang diinformasikan berasal dari Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan, tersebut.
Sesuai data, jumlah warga Magetan yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga kini mencapai 10 orang.
Dari 10 orang tersebut, satu di antaranya meninggal dunia, delapan lainnya telah sembuh, dan satu pasien masih menjalani perawatan di RSUD dr Soedono Madiun. Adapun pasien yang masih yang masih dirawat tersebut, merupakan warga Desa Temboro, demikian Didik Setyo Margono. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020