Seorang perempuan warga Kediri, Jawa Timur, yang pernah dinyatakan positif terinfeksi virus corona, membeberkan bagaimana awal mulai gejala sakit hingga berhasil bertahan dan saat ini sudah dinyatakan sembuh.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melakukan komunikasi dengan pasien #KediriKota 02 yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19, Senin sore. Komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi video conference Zoom.
Pasien tersebut mengatakan dirawat di rumah sakit hingga 18 hari lamanya. Ia telah menerima hasil tes swab pada Minggu (12/04) dan dinyatakan negatif.
"Pada saat saya kena, belum ada imbauan untuk orang sehat mengenakan masker. Jadi kemungkinan saya kena dari pembawa virus yang tanpa gejala," kata pasien #KediriKota 02 dalam sesi komunikasi dengan Wali Kota di Command Center Balai Kota Kediri tersebut.
Ia juga mengingat bahwa rute kesehariannya selama ini hanya dari kantor ke rumah, jarang singgah kemana-mana, terlebih lagi ke pusat keramaian. Ia juga mengaku tidak mempunyai riwayat bepergian dari kawasan merah virus corona.
Dirinya mengaku sempat merasakan badan deman lebih dari 38 derajat celcius. Pada malam saat demam, ia melakukan isolasi diri dan menjauh dari keluarganya. Padahal, saat ini dirinya masih memiliki bayi usia 11 bulan.
Ia juga sudah mencoba meminum obat penurun panas, namun obat tersebut tidak banyak berpengaruh. Suhu badannya tetap tinggi, di angka 38-39 derajat celcius.
Sementara itu, pada hari kedua, ia juga berobat ke dokter dan mengadakan tes laboratorium, hingga pada hari keempat kembali ke dokter dan melakukan tes laboratorium.
"Pas hari keempat ini mulai merasakan batuk kering," kata dia.
Karena sakit yang dideritanya seperti gejala COVID-19, saat itu dirinya mulai dirawat di RSUD SLG, Kabupaten Kediri. Kondisinya juga sempat menurun.
Ketika dirawat di rumah sakit, ia mulai batuk tidak berhenti hingga sesak napas. Untuk membantu pernafasan, akhirnya menggunakan oksigen.
Ia juga mulai merasa kondisi tubuhnya sudah mulai membaik setelah hari ke-5 dirawat. Namun, saat itu, lidahnya seperti mati rasa. Setiap makan rasanya tawar semua. Makanan yang masuk ke mulut tidak ada rasanya.
Dirinya sangat sedih, karena saat sakit tidak boleh ada yang menjenguk. Bahkan, keluarga pun juga tidak boleh ada yang mendekat.
"Pada saat pertama kali dinyatakan positif, rasanya down dan sedih yang mendalam. Tapi, Alhamdulillah, karena dukungan keluarga dan juga petugas medis yang selalu memberikan dukungan dan semangat, maka saya jadi optimis untuk sembuh," kata pasien tersebut.
Hingga akhirnya, ia dinyatakan sembuh dari virus corona dan dizinkan pulang dari rumah sakit.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran Pemkot Kediri dan seluruh tenaga medis yang sudah merawat dan memantau kesehatannya.
Pasien #KediriKota 02 tersebut juga memberi semangat kepada pasien lain yang dinyatakan positif corona untuk tetap semangat dan tidak stres.
"Ikuti anjuran dokter, hindari melihat berita yang tidak perlu misalnya tentang corona, dan husnudzon kepada Allah," kata pasien tersebut.
Kepada masyarakat Kota Kediri pada umumnya, ia juga berpesan untuk mencegah rantai penularan COVID-19 ini agar terus mengikuti anjuran pemerintah, yakni menggunakan masker, cuci tangan, phsycal distancing, dan menjalankan pola hidup sehat.
"Tetap waspada tapi tak perlu takut berlebihan," kata dia.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga memberikan apresiasi kepada masyarakat terutama di Kelurahan Balowerti, dekat dengan tempat tinggal pasien yang kini sudah negatif corona tersebut. Pemkot juga berharap pasien lain yang dalam perawatan semakin sehat sehingga bisa dinyatakan negatif.
"Masyarakat Balowerti sangat bagus, khususnya dalam hal tolong menolongnya. Saya acungi jempol untuk masyarakat disana atas kebersamaannya," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Di Kota Kediri, ada 1.151 orang sehat dalam risiko (ORD), ada 160 ODP, dan enam PDP. Untuk jumlah kasus yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona ada enam orang, dimana empat masih dirawat dan sisanya sudah sembuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar melakukan komunikasi dengan pasien #KediriKota 02 yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19, Senin sore. Komunikasi dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi video conference Zoom.
Pasien tersebut mengatakan dirawat di rumah sakit hingga 18 hari lamanya. Ia telah menerima hasil tes swab pada Minggu (12/04) dan dinyatakan negatif.
"Pada saat saya kena, belum ada imbauan untuk orang sehat mengenakan masker. Jadi kemungkinan saya kena dari pembawa virus yang tanpa gejala," kata pasien #KediriKota 02 dalam sesi komunikasi dengan Wali Kota di Command Center Balai Kota Kediri tersebut.
Ia juga mengingat bahwa rute kesehariannya selama ini hanya dari kantor ke rumah, jarang singgah kemana-mana, terlebih lagi ke pusat keramaian. Ia juga mengaku tidak mempunyai riwayat bepergian dari kawasan merah virus corona.
Dirinya mengaku sempat merasakan badan deman lebih dari 38 derajat celcius. Pada malam saat demam, ia melakukan isolasi diri dan menjauh dari keluarganya. Padahal, saat ini dirinya masih memiliki bayi usia 11 bulan.
Ia juga sudah mencoba meminum obat penurun panas, namun obat tersebut tidak banyak berpengaruh. Suhu badannya tetap tinggi, di angka 38-39 derajat celcius.
Sementara itu, pada hari kedua, ia juga berobat ke dokter dan mengadakan tes laboratorium, hingga pada hari keempat kembali ke dokter dan melakukan tes laboratorium.
"Pas hari keempat ini mulai merasakan batuk kering," kata dia.
Karena sakit yang dideritanya seperti gejala COVID-19, saat itu dirinya mulai dirawat di RSUD SLG, Kabupaten Kediri. Kondisinya juga sempat menurun.
Ketika dirawat di rumah sakit, ia mulai batuk tidak berhenti hingga sesak napas. Untuk membantu pernafasan, akhirnya menggunakan oksigen.
Ia juga mulai merasa kondisi tubuhnya sudah mulai membaik setelah hari ke-5 dirawat. Namun, saat itu, lidahnya seperti mati rasa. Setiap makan rasanya tawar semua. Makanan yang masuk ke mulut tidak ada rasanya.
Dirinya sangat sedih, karena saat sakit tidak boleh ada yang menjenguk. Bahkan, keluarga pun juga tidak boleh ada yang mendekat.
"Pada saat pertama kali dinyatakan positif, rasanya down dan sedih yang mendalam. Tapi, Alhamdulillah, karena dukungan keluarga dan juga petugas medis yang selalu memberikan dukungan dan semangat, maka saya jadi optimis untuk sembuh," kata pasien tersebut.
Hingga akhirnya, ia dinyatakan sembuh dari virus corona dan dizinkan pulang dari rumah sakit.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran Pemkot Kediri dan seluruh tenaga medis yang sudah merawat dan memantau kesehatannya.
Pasien #KediriKota 02 tersebut juga memberi semangat kepada pasien lain yang dinyatakan positif corona untuk tetap semangat dan tidak stres.
"Ikuti anjuran dokter, hindari melihat berita yang tidak perlu misalnya tentang corona, dan husnudzon kepada Allah," kata pasien tersebut.
Kepada masyarakat Kota Kediri pada umumnya, ia juga berpesan untuk mencegah rantai penularan COVID-19 ini agar terus mengikuti anjuran pemerintah, yakni menggunakan masker, cuci tangan, phsycal distancing, dan menjalankan pola hidup sehat.
"Tetap waspada tapi tak perlu takut berlebihan," kata dia.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar juga memberikan apresiasi kepada masyarakat terutama di Kelurahan Balowerti, dekat dengan tempat tinggal pasien yang kini sudah negatif corona tersebut. Pemkot juga berharap pasien lain yang dalam perawatan semakin sehat sehingga bisa dinyatakan negatif.
"Masyarakat Balowerti sangat bagus, khususnya dalam hal tolong menolongnya. Saya acungi jempol untuk masyarakat disana atas kebersamaannya," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Di Kota Kediri, ada 1.151 orang sehat dalam risiko (ORD), ada 160 ODP, dan enam PDP. Untuk jumlah kasus yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona ada enam orang, dimana empat masih dirawat dan sisanya sudah sembuh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020