Anggota Komisi VI DPR RI Mufti Anam meminta BUMN PT Taman Wisata Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) untuk lebih giat berinovasi agar bisa memacu kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, sebab wisata peninggalan sejarah itu mempunyai potensi besar sebagai penyandang status Situs Warisan Dunia UNESCO.

"Borobudur sebagai penyandang status Situs Warisan Dunia UNESCO sebenarnya punya potensi besar. Tapi saya melihat belum ada inovasi dalam pengelolaannya oleh BUMN. Walhasil, kunjungan wismannya belum tinggi-tinggi amat," kata Mufti dalam keterangan pers yang diterima di Surabaya, Selasa.

Mufti pada rapat bersama sejumlah BUMN pariwisata di gedung parlemen juga menyebutkan bahwa dalam setahun, Candi Borobudur dikunjungi sekitar 300.000 wisatawan mancanegara, sedangkan pada 2018 hanya 308 ribu, meleset jauh dari RKAP yang menargetkan 399 ribu.

"Ini terbilang sangat minim. Mari bandingkan dengan Angkor Wat, candi di Kamboja yang sama-sama menyandang status Situs Warisan Dunia UNESCO. Dalam setahun, Angkor Wat itu dikunjungi lebih dari 2,7 juta wisman. Berapa kali lipatnya itu? Hampir 10 kali lipat dibanding wisman ke Borobudur," kata politisi PDI Perjuangan tersebut.

Mufti berharap manajemen BUMN pengelola taman wisata candi bisa lebih kreatif dan inovatif untuk bisa mendatangkan wisman lebih banyak lagi.

"Saya melihat perlu dipacu inovasinya. Andai tak ada intervensi pemerintah pusat karena Borobudur masuk lima destinasi super prioritas, pasti BUMN akan business as usual. Ini tantangan bagi Pak Erick Thohir dan manajemen BUMN pariwisata karena salah satu perhatian Presiden Jokowi adalah sektor tourism," katanya.

Mufti yang juga menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jatim itu mengusulkan untuk lebih mendorong pengembangan Candi Borobudur sebagai pusat peribadatan umat Buddha dunia.

"Sehingga sekaligus kita tunjukkan kepada dunia betapa beragamnya Indonesia, betapa kebhinnekaan dijaga sepenuh hati. Selain tentu saja itu nantinya berdampak ke peningkatan wisman dan ekonomi rakyat," kata anggota DPR kelahiran Banyuwangi itu.

Mufti mengingatkan BUMN pengelola taman wisata candi agar tidak kehilangan momentum, yaitu beroperasinya Yogyakarta International Airport dalam waktu tak lama lagi.

"Harus bisa datangkan wisman lebih besar. Kemudian, juga perlu atraksi inovatif. Saya melihat tourism event BUMN dan mitranya belum optimal. Jadi tourism event-nya itu hanya menjadikan kelas menengah Indonesia sebagai pasar yang ditarik ke Borobudur atau Prambanan. Belum bisa gaet wisman optimal, karena kemasan dan daya tarik event-nya belum menarik," katanya.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020