Pemerintah Kabupaten Trenggalek mendukung penuh gagasan kreatif Yayasan Naema untuk mengembangkan kawasan inklusif yang ramah bagi kaum disabilitas di daerah itu.

"Ini sangat menginspirasi dan Pemerintah Kabupaten Trenggalek tentu akan sangat mendukung ide itu demi membantu masyarakat berkebutuhan khusus bisa beraktivitas dan berkarya seperti halnya warga lainnya," kata Bupati Trenggalek M Nur Arifin di Trenggalek, Rabu.

Menurut dia, saat ini di Kabupaten Trenggalek terdapat lebih dari 5.000 warga disabilitas, namun pemkab belum tahu aktivitas dan pekerjaan mereka apa.

Pemkab Trenggalek juga belum menginventarisir secara detail satu per satu rumah para difabel itu dimana. "Mereka belum semua tersentuh dengan program pemerintah yang sudah kita laksanakan," ujarnya.

Kata Arifin, ide mengembangkan kawasan inklusif, dimana area perumahan dan area berusaha ini dijadikan menjadi satu cluster, dengan fasilitas yang ramah disabilitas ini mendorong Pemkab Trenggalek untuk memikirkan masa depan pembangunan inklusif di Kabupaten Trenggalek.

"Cuma permasalahannya bagaimana mensinkronkan antara yayasan kemudian 'funding' dengan aturan perbankan. Kalau memang ini harus menjadi perumahan ke depan yang bersifat 'sosial dan komersil' jadi sosio-preneur," katanya.

Kalau katakanlah 100 persen subsidi atau dibangunkan oleh pemerintah, Arifin berpendapat tanahnya kalau bisa dihibahkan untuk pemerintah dan pemerintah yang membangunkan kawasan tersebut.

"Skema tersebut akan kami dalami dulu plus minusnya seperti apa. Makanya tadi pihak yayasan kami minta untuk paparan," ujarnya.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (kanan) didampingi Dandim 0806/Trenggalek Letkol Inf Dody Novianto dan Ketua Yayasan Naema, Tarya, meninjau bangunan kawasan inkkusif di Trenggalek, Rabu (11/12) (Foto HO-Humas Pemkab Trenggalek)

Selain itu, lanjut dia, Bupati Arifin juga menghendaki juga kita minta urunan (crowdfunding) sedikit-sedikit untuk nambahi agar bangunan ini bisa segera bisa dimanfaatkan oleh teman teman disabilitas, katanya.

Sebelumnya, pengelola Yayasan Naema, Tarya ingin mencoba membangunkan rumah untuk penyandang disabilitas di Kabupaten Trenggalek sekaligus mendekatkan mereka dengan lingkungan kerja dalam satu kawasan.

Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah penyandang cacat dengan tempat mereka mencari nafkah.

Menurut Tarya, ide itu berawal dari rasa keprihatinannya atas keterbatasan orang berkebutuhan khusus ini untuk mengakses rumah bersubsidi.

"Kebanyakan pengajuan ditolak perbankan bila yang mengajukan difabel," ucapnya.

Selain itu, saat ini masyarakat berkebutuhan khusus ini kebanyakan tinggal dengan orang tuanya atau mungkin kontrak rumah satu ke rumah yang lain.

Dari situ timbul ide ini sekaligus mendekatkan mereka dengan industri karena di tempat tersebut juga dibangun sentra usaha dari para penyandang disabilitas ini.

"Yang bisa menjahit bisa mengarah ke konveksi, terus potong rambut atau mungkin panti pijat dan jenis usaha yang lainnya," kata Tarya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019