Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember mencatat sebanyak 60 rumah rusak akibat angin kencang dan angin puting beliung di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
"Kami terus melakukan pendataan terhadap korban angin kencang dan berdasarkan data yang dihimpun hingga Selasa pukul 10.00 WIB tercatat sebanyak 60 rumah rusak terdiri dari 51 rusak ringan, lima rumah rusak sedang, dan empat rumah rusak berat," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Selasa.
Baca juga: Angin puting beliung terjang empat kecamatan di Kabupaten Jember
Menurutnya bencana angin puting beliung menerjang Desa Biting dan Desa Candijati di Kecamatan Arjasa, Desa Patemon dan Desa Bedadung di Kecamatan Pakusari, Desa Gumuksari di Kecamatan Kalisat, Kelurahan Antirogo di Kecamatan Sumbersari pada Senin (18/11) sore.
Sedangkan di hari yang sama, bencana angin kencang juga terjadi di Desa Kawangrejo dan Desa Lengkong di Kecamatan Mumbulsari, kemudian Desa/Kecamatan Tempurejo yang menyebabkan beberapa rumah warga rusak, sehingga bencana alam tersebut melanda enam kecamatan di Jember.
"BPBD Jember mendapatkan laporan bahwa satu warga atas nama Ustafal Hadi mengalami luka ringan akibat bencana angin kencang di Jember," tuturnya.
Baca juga: Angin kencang kembali terjang tiga desa di Kota Batu
Tidak hanya rumah yang rusak akibat angin puting beliung dan angin kencang, namun fasilitas SDN Lengkong 3 mengalami kerusakan ringan, dan tiga gudang tembakau rusak berat atau roboh.
"Hari ini kami memberikan bantuan kepada korban yang terdampak angin kencang dan angin puting beliung di beberapa kecamatan di Jember, sehingga diharapkan dapat sedikit meringankan beban mereka," ujarnya.
Baca juga: Peringatan BMKG, wilayah selatan Jatim berpotensi terjadi angin kencang
Heru mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda-tanda bencana seperti angin puting beliung dan angin kencang yang biasa terjadi pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Potensi bencana angin kencang dan puting beliung bisa terjadi di 31 kecamatan di Jember, sehingga masyarakat perlu mewaspadai hal tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kami terus melakukan pendataan terhadap korban angin kencang dan berdasarkan data yang dihimpun hingga Selasa pukul 10.00 WIB tercatat sebanyak 60 rumah rusak terdiri dari 51 rusak ringan, lima rumah rusak sedang, dan empat rumah rusak berat," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jember Heru Widagdo di Jember, Selasa.
Baca juga: Angin puting beliung terjang empat kecamatan di Kabupaten Jember
Menurutnya bencana angin puting beliung menerjang Desa Biting dan Desa Candijati di Kecamatan Arjasa, Desa Patemon dan Desa Bedadung di Kecamatan Pakusari, Desa Gumuksari di Kecamatan Kalisat, Kelurahan Antirogo di Kecamatan Sumbersari pada Senin (18/11) sore.
Sedangkan di hari yang sama, bencana angin kencang juga terjadi di Desa Kawangrejo dan Desa Lengkong di Kecamatan Mumbulsari, kemudian Desa/Kecamatan Tempurejo yang menyebabkan beberapa rumah warga rusak, sehingga bencana alam tersebut melanda enam kecamatan di Jember.
"BPBD Jember mendapatkan laporan bahwa satu warga atas nama Ustafal Hadi mengalami luka ringan akibat bencana angin kencang di Jember," tuturnya.
Baca juga: Angin kencang kembali terjang tiga desa di Kota Batu
Tidak hanya rumah yang rusak akibat angin puting beliung dan angin kencang, namun fasilitas SDN Lengkong 3 mengalami kerusakan ringan, dan tiga gudang tembakau rusak berat atau roboh.
"Hari ini kami memberikan bantuan kepada korban yang terdampak angin kencang dan angin puting beliung di beberapa kecamatan di Jember, sehingga diharapkan dapat sedikit meringankan beban mereka," ujarnya.
Baca juga: Peringatan BMKG, wilayah selatan Jatim berpotensi terjadi angin kencang
Heru mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tanda-tanda bencana seperti angin puting beliung dan angin kencang yang biasa terjadi pada masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
"Potensi bencana angin kencang dan puting beliung bisa terjadi di 31 kecamatan di Jember, sehingga masyarakat perlu mewaspadai hal tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019