Ratusan siswa dan puluhan guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 1 Kota Malang dinyatakan positif sebagai pembawa kuman difteri, sehingga menyebabkan kegiatan belajar mengajar di sekolah itu harus diliburkan sementara waktu.

Wakil Kepala bidang Kurikulum MIN 1 Kota Malang Nanang Sukmawan Setiabudi di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu mengatakan dari total jumlah 1.617 siswa, sebanyak 212 anak dinyatakan positif pembawa kuman difteri usai dilakukan pemeriksaan SWAB secara kultur oleh Laboratorium Mikrobiologi Universitas Brawijaya.

"Tidak ada yang positif difteri, sebanyak 212 anak-anak teridentifikasi positif carrier difteri. Jadi bukan penderita difteri," kata Nanang yang ditemui di MIN 1 Kota Malang.

Baca juga: Imunisasi Difteri di Jatim Capai Target

Nanang menjelaskan, selain para siswa, ada juga guru yang teridentifikasi positif carrier difteri. Dari 15 orang guru yang teridentifikasi carrier difteri, pada Rabu (23/10), setelah dilakukan pemeriksaan SWAB, sudah ada lima orang yang hasilnya negatif.

Menurut Nanang, pada awalnya, terdapat satu orang anak yang teridentifikasi positif carrier difteri. Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan, di kelas V MIN 1 Kota Malang didapati 29 anak juga teridentifikasi.

"Setelah itu, kami periksa kelas 2, ada 62 anak. Dan akhirnya kami lakukan pemeriksaan menyeluruh, dan didapati 212 anak, dan 15 orang guru tersebut," kata Nanang.

Saat ini, pihak sekolah telah meliburkan seluruh siswa yang ada, mulai 23-27 Oktober 2019, supaya bisa memutus mata rantai penyebaran kuman tersebut. Para siswa yang teridentifikasi positif pembawa difteri, harus meminum obat selama tujuh hari berturut-turut.

Saat ini, pihak sekolah juga melakukan sterilisasi ruang-ruang kelas yang ada, termasuk membersihkan lingkungan sekolah. Nantinya, sebelum para siswa kembali masuk sekolah, akan dilakukan lagi SWAB kedua secara kultur, untuk memastikan anak-anak sudah sehat kembali.

"Nanti, anak-anak akan SWAB lagi. Sebelum dinyatakan negatif oleh laboratorium, kami belum izinkan untuk masuk, harus uji kultur," kata Nanang.

Pada proses SWAB kedua tersebut, para siswa nantinya tidak perlu mengeluarkan biaya karena akan ditangani oleh Komite Madrasah. Sementara obat-obatan yang diberikan untuk para siswa, semuanya diberikan secara gratis oleh Dinas Kesehatan Kota Malang.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019