Sebanyak 721 orang calon peserta pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, membacakan ikrar damai di Pendapa Graha Majatama kabupaten setempat.
Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, di Mojokerto, Rabu, mengatakan pilkades serentak merupakan rutinitas kegiatan enam tahunan yang harus disikapi secara dewasa, wajar, arif, dan bijaksana sesuai peraturan perundang-undangan berlaku.
"Sebanyak 721 orang calon kepala desa dari 18 kecamatan yang ikut pemilihan kepala desa serentak 2019, saya minta harus siap menang maupun kalah," katanya.
Baca juga: Pemkab Mojokerto harapkan tidak ada gesekan jelang pilkades serentak
Ia juga meminta supaya pemilihan kepala desa serentak yang diikuti 251 desa tanggal 23 Oktober mendatang, terhindar dari segala benturan-benturan antara sesama pendukung.
"Pemilihan kepala desa harus dipandang sebagai sarana perwujudan demokrasi dan partisipasi masyarakat desa," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, hajatan demokrasi ini hendaknya disambut dengan suka cita dan menjadi alat pemersatu masyarakat.
"Bukan malah memecah kubu dan mengkotak-kotakan masyarakat," ujarnya.
Wabup juga mewanti-wanti supaya kampanye dari masing-masing calon dilakukan dengan tertib, dan tidak boleh saling menjatuhkan lawannya.
Baca juga: Kirab kereta kencana, ciptakan pilkades Situbondo damai
"Semua kegiatan kampanye harus tertib, damai, dan santun. Hindari kampanye hitam dan menjatuhkan lawan, apalagi ujaran-ujaran kebencian yang berunsur SARA. Semua yang terlibat dalam pemilihan kepala desa maupun panitia pemilihan desa, saya minta terus berkoordinasi dan mengantisipasi kerawanan-kerawanan yang terjadi," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes H, menyatakan komitmen aparat dalam menyukseskan pemilihan kepala desa serentak Kabupaten Mojokerto 2019.
"Bagi yang menang, kami harap bisa menjadi pemenang bermartabat. Artinya menang dengan jujur, adil, dan tetap santun. Namun bagi yang kalah, akan tetap terhormat. Artinya tidak ada perasaan rendah diri, dan siap membantu yang menang dalam membawa kemajuan desanya masing-masing," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, di Mojokerto, Rabu, mengatakan pilkades serentak merupakan rutinitas kegiatan enam tahunan yang harus disikapi secara dewasa, wajar, arif, dan bijaksana sesuai peraturan perundang-undangan berlaku.
"Sebanyak 721 orang calon kepala desa dari 18 kecamatan yang ikut pemilihan kepala desa serentak 2019, saya minta harus siap menang maupun kalah," katanya.
Baca juga: Pemkab Mojokerto harapkan tidak ada gesekan jelang pilkades serentak
Ia juga meminta supaya pemilihan kepala desa serentak yang diikuti 251 desa tanggal 23 Oktober mendatang, terhindar dari segala benturan-benturan antara sesama pendukung.
"Pemilihan kepala desa harus dipandang sebagai sarana perwujudan demokrasi dan partisipasi masyarakat desa," ujarnya.
Oleh karena itu, kata dia, hajatan demokrasi ini hendaknya disambut dengan suka cita dan menjadi alat pemersatu masyarakat.
"Bukan malah memecah kubu dan mengkotak-kotakan masyarakat," ujarnya.
Wabup juga mewanti-wanti supaya kampanye dari masing-masing calon dilakukan dengan tertib, dan tidak boleh saling menjatuhkan lawannya.
Baca juga: Kirab kereta kencana, ciptakan pilkades Situbondo damai
"Semua kegiatan kampanye harus tertib, damai, dan santun. Hindari kampanye hitam dan menjatuhkan lawan, apalagi ujaran-ujaran kebencian yang berunsur SARA. Semua yang terlibat dalam pemilihan kepala desa maupun panitia pemilihan desa, saya minta terus berkoordinasi dan mengantisipasi kerawanan-kerawanan yang terjadi," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kapolres Mojokerto AKBP Setyo Koes H, menyatakan komitmen aparat dalam menyukseskan pemilihan kepala desa serentak Kabupaten Mojokerto 2019.
"Bagi yang menang, kami harap bisa menjadi pemenang bermartabat. Artinya menang dengan jujur, adil, dan tetap santun. Namun bagi yang kalah, akan tetap terhormat. Artinya tidak ada perasaan rendah diri, dan siap membantu yang menang dalam membawa kemajuan desanya masing-masing," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019