Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, berupaya mengembangkan industri kerajinan batik khas lokal agar dikenal masyarakat luas. Sejumlah motif batik khas Madiun di antaranya motif pecelan, keris Retno Dumilah, madumongso, dan jeruk nambangan.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan Kota Madiun memiliki sejumlah motif batik yang menjadi ciri khas daerah setempat yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
"Beragam program disusun dan dilakukan guna membangkitkan industri batik di Kota Madiun," ujar Wali Kota Maidi kepada wartawan di Madiun, Kamis.
Menurut dia, tidak dapat dipungkiri jika industri batik rumahan di Kota Madiun belum dapat dikatakan stabil. Di mana, saat tidak ada pesanan akan mati, namun saat banyak pesanan juga tidak dapat mengatasi.
"Karena itu, pembinaan dan peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk membantu mengembangkannya," kata dia.
Upaya pengembangan tersebut di antaranya meningkatkan promosi, merevisi dan memperbanyak corak, hingga mematenkan sejumlah motif batik yang menjadi khas Kota Madiun.
Pemkot Madiun juga mewajibkan pegawai instansi di daerah itu mengenakan batik asli dari perajin asal Kota Madiun.
Selain itu, Pemkot Madiun juga membentuk paguyuban perajin batik yang disebut Paguyuban Koperasi Batik Kharismatik Sejahtera (PKBKS) Kota Madiun.
Bahkan untuk meningkatkan ketrampilan, wadah paguyuban yang baru terbentuk itu telah melakukan studi banding ke Solo, Jawa Tengah. Selain itu juga menyediakan sarana dan prasarana (sarpras) pelatihan membatik di setiap kelurahan.
Sesuai data, hingga kini ada 33 perajin batik yang tergabung dalam PKBKS Kota Madiun. Lima perajin batik di antaranya telah bersertifikasi dan dipercaya menjadi instruktur pelatihan membatik.
Pemerintah berharap dengan terbentuknya paguyuban dan rutin melakukan pelatihan, perajin batik di Kota Madiun semakin berkembang dan regenerasi berjalan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan Kota Madiun memiliki sejumlah motif batik yang menjadi ciri khas daerah setempat yang harus dilestarikan dan dikembangkan.
"Beragam program disusun dan dilakukan guna membangkitkan industri batik di Kota Madiun," ujar Wali Kota Maidi kepada wartawan di Madiun, Kamis.
Menurut dia, tidak dapat dipungkiri jika industri batik rumahan di Kota Madiun belum dapat dikatakan stabil. Di mana, saat tidak ada pesanan akan mati, namun saat banyak pesanan juga tidak dapat mengatasi.
"Karena itu, pembinaan dan peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk membantu mengembangkannya," kata dia.
Upaya pengembangan tersebut di antaranya meningkatkan promosi, merevisi dan memperbanyak corak, hingga mematenkan sejumlah motif batik yang menjadi khas Kota Madiun.
Pemkot Madiun juga mewajibkan pegawai instansi di daerah itu mengenakan batik asli dari perajin asal Kota Madiun.
Selain itu, Pemkot Madiun juga membentuk paguyuban perajin batik yang disebut Paguyuban Koperasi Batik Kharismatik Sejahtera (PKBKS) Kota Madiun.
Bahkan untuk meningkatkan ketrampilan, wadah paguyuban yang baru terbentuk itu telah melakukan studi banding ke Solo, Jawa Tengah. Selain itu juga menyediakan sarana dan prasarana (sarpras) pelatihan membatik di setiap kelurahan.
Sesuai data, hingga kini ada 33 perajin batik yang tergabung dalam PKBKS Kota Madiun. Lima perajin batik di antaranya telah bersertifikasi dan dipercaya menjadi instruktur pelatihan membatik.
Pemerintah berharap dengan terbentuknya paguyuban dan rutin melakukan pelatihan, perajin batik di Kota Madiun semakin berkembang dan regenerasi berjalan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019