Abdul Hakim Bafagih, Direktur Kediri Creative City Forum (KCCF) sekaligus calon anggota DPR RI terpilih dari Partai Amanat Nasional Dapil Jawa Timur VIII berkomitmen untuk terus menyuarakan aspirasi para petani kopi, agar produk ini kualitasnya semakin bagus.
"Yang jelas komitmen dengan konstituen tetap saya jaga," katanya di Kediri, Sabtu.
Ia menyukai kopi sehingga sangat mendukung pengembangan usaha kopi. Bahkan, dirinya juga seorang petani kopi. Sekitar 2 hektare lahan lereng Gunung Wilis ditanaminya dengan komoditas kopi dan rencana akan terus memperluasnya lewat sistem kerja sama dengan petani penggarap.
Abdul yang maju mewakili Partai Amanat Nasional Dapil Jatim VIII, meliputi Kota/Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang dan Kota/Kabupaten Mojokerto tersebut, mengaku menjadi anggota DPR adalah pengalaman tersendiri. Kendati dirinya baru duduk di kursi DPR RI, ia menegaskan akan terus belajar.
Dalam perjalanannya di Pemilu 2019, Abdul berada di nomor dua dengan mendapat perolehan 56.848 suara sah. Ia berhasil unggul dari artis Denada yang juga maju di partai yang sama. Artis Denada berada di urutan nomor satu mendapatkan 43.573 suara sah.
Ia ingat betul saat memilih untuk ikut Pemilu 2019, butuh kerja keras guna meraih dukungan, salah satunya merekrut relawan.
"Kami melakukan survei secara berkala, dari hasil survei tersebut dipetakan wilayah untuk merekrut relawan dan tentu saja memberikan bekal pelatihan sebelum terjun ke lapangan," ujar Abdul yang kini masih berusia 27 tahun tersebut.
Pemuda milenial asal Kota Kediri ini juga menolak jika kemenangannya dicap semata-mata karena hubungan saudara dengan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
"Kakak saya banyak memberikan nasihat dan bimbingan. Beliau selalu menjadi inspirator saya atas keberhasilannya memimpin Kota Kediri," ujar dia.
Pengalaman Abdul Hakim di dunia politik, kata dia juga didapatnya dari sang ayah, Abdul Bagi Bafagih yang juga Ketua DPD PAN Kota Kediri.
Saat kampanye Pilkada Kota Kediri, ia juga ikut menjadi tim kampanye Abdullah Abu Bakar yang kemudian berhasil menjadi Wali Kota Kediri dua periode, 2013 – 2018 dan 2018 - 2023. Dirinya lebih banyak belajar tentang strategi pemenangan dan ia praktikkan dalam pemilu.
Ia mengaku bersyukur mesin partai dan relawan dapat berjalan baik. Ia juga mempunyai dukungan komunitas salah satunya dari asosiasi kopi di Jombang.
Ia aktif membina Asosiasi Kopi Wonosalam, Jombang yang menjadi salah satu basisnya mendulang suara. Bahkan, di Kecamatan Wonosalam ia berhasil menjadi pemenang.
"Persahabatan dan kepercayaan yang diberikan kepada tim adalah kunci keberhasilan Mas Hakim di Wonosalam - Jombang. Saatnya petani kopi memiliki seorang sahabat muda, kreatif, dan peduli yang bisa menyerap, menyuarakan dan memperjuangkan aspirasinya di DPR tingkat pusat," kata Muhamad Edi Kuncoro, salah satu pendiri Asosiasi Kopi Wonosalam.
Edi juga berharap, aspirasi yang ingin disampaikan para petani kopi baik yang tergabung di asosiasi atau belum terus disuarakan, sehingga produksi kopi asal Jombang juga lebih banyak diminati oleh masyarakat luas. Di Jombang, jenis kopi yang terkenal adalah Excelsa yang mempunyai cita rasa agak asam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Yang jelas komitmen dengan konstituen tetap saya jaga," katanya di Kediri, Sabtu.
Ia menyukai kopi sehingga sangat mendukung pengembangan usaha kopi. Bahkan, dirinya juga seorang petani kopi. Sekitar 2 hektare lahan lereng Gunung Wilis ditanaminya dengan komoditas kopi dan rencana akan terus memperluasnya lewat sistem kerja sama dengan petani penggarap.
Abdul yang maju mewakili Partai Amanat Nasional Dapil Jatim VIII, meliputi Kota/Kabupaten Madiun, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Jombang dan Kota/Kabupaten Mojokerto tersebut, mengaku menjadi anggota DPR adalah pengalaman tersendiri. Kendati dirinya baru duduk di kursi DPR RI, ia menegaskan akan terus belajar.
Dalam perjalanannya di Pemilu 2019, Abdul berada di nomor dua dengan mendapat perolehan 56.848 suara sah. Ia berhasil unggul dari artis Denada yang juga maju di partai yang sama. Artis Denada berada di urutan nomor satu mendapatkan 43.573 suara sah.
Ia ingat betul saat memilih untuk ikut Pemilu 2019, butuh kerja keras guna meraih dukungan, salah satunya merekrut relawan.
"Kami melakukan survei secara berkala, dari hasil survei tersebut dipetakan wilayah untuk merekrut relawan dan tentu saja memberikan bekal pelatihan sebelum terjun ke lapangan," ujar Abdul yang kini masih berusia 27 tahun tersebut.
Pemuda milenial asal Kota Kediri ini juga menolak jika kemenangannya dicap semata-mata karena hubungan saudara dengan Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar.
"Kakak saya banyak memberikan nasihat dan bimbingan. Beliau selalu menjadi inspirator saya atas keberhasilannya memimpin Kota Kediri," ujar dia.
Pengalaman Abdul Hakim di dunia politik, kata dia juga didapatnya dari sang ayah, Abdul Bagi Bafagih yang juga Ketua DPD PAN Kota Kediri.
Saat kampanye Pilkada Kota Kediri, ia juga ikut menjadi tim kampanye Abdullah Abu Bakar yang kemudian berhasil menjadi Wali Kota Kediri dua periode, 2013 – 2018 dan 2018 - 2023. Dirinya lebih banyak belajar tentang strategi pemenangan dan ia praktikkan dalam pemilu.
Ia mengaku bersyukur mesin partai dan relawan dapat berjalan baik. Ia juga mempunyai dukungan komunitas salah satunya dari asosiasi kopi di Jombang.
Ia aktif membina Asosiasi Kopi Wonosalam, Jombang yang menjadi salah satu basisnya mendulang suara. Bahkan, di Kecamatan Wonosalam ia berhasil menjadi pemenang.
"Persahabatan dan kepercayaan yang diberikan kepada tim adalah kunci keberhasilan Mas Hakim di Wonosalam - Jombang. Saatnya petani kopi memiliki seorang sahabat muda, kreatif, dan peduli yang bisa menyerap, menyuarakan dan memperjuangkan aspirasinya di DPR tingkat pusat," kata Muhamad Edi Kuncoro, salah satu pendiri Asosiasi Kopi Wonosalam.
Edi juga berharap, aspirasi yang ingin disampaikan para petani kopi baik yang tergabung di asosiasi atau belum terus disuarakan, sehingga produksi kopi asal Jombang juga lebih banyak diminati oleh masyarakat luas. Di Jombang, jenis kopi yang terkenal adalah Excelsa yang mempunyai cita rasa agak asam.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019