Wali Kota Malang Sutiaji mengemukakan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Budi Utomo (IBU) Malang merupakan salah satu kampus yang mampu "membingkai" kemajemukan anak bangsa menjadi satu kesatuan.
Sutiaji di Malang, Kamis, mengatakan kampus IBU setiap tahun menerima mahasiswa baru (maba) lebih dari 1.000. IBU juga merupakan salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki kemajemukan peserta didik.
"Di IBU setiap tahunnya ada seribu lebih mahasiswa baru dari berbagai daerah di Tanah Air. Ini merupakan kampus yang memiliki kemajemukan kultur dan IBU mampu menyatukan berbagai budaya dan kultur itu menjadi satu kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," papar Sutiaji saat menyampaikan sambutan pada Program Orientasi Mahasiswa Baru (Posma) IBU Malang.
Pada kesempatan itu, Sutiaji berharap IBU mampu mengakomodasi semua kelompok (peserta didik) untuk bisa menciptakan mahasiswa yang berkarakter, sekaligus mencerdaskan bangsa.
"IBU merupakan bingkai kemajemukan bangsa. IBU bisa mengasah dan mengasuh para mahasiswa untuk menguatkan karakter bangsa. Saat ini Tanah Air kita lagi menangis. Banyak kepentingan kelompok mengalahkan kepentingan umum, tapi IBU bisa mengakomodasi semuanya dan tetap bersatu,” ucapnya.
Menurut Sutiaji, harkat dan martabat bangsa dimulai dari pendidikan, sebab dengan pendidikan merupakan salah satu upaya bagaimana membangun bangsa yang lebih baik dan selalu mengikuti perkembangan zaman, termasuk teknologi dan perkembangan kecerdasan artifisial (AI).
Tugas utama mahasiswa, lanjutnya, adalah belajar. Namun, untuk mengembangkan potensi masing-masing, mahasiswa bisa menerapkan dan menggali potensinya melalui kegiatan di luar kampus, seperti bergabung dengan organisasi mahasiswa ekstra.
"Tetapi jangan sampai kegiatan di luar ini mengganggu tugas utama. Selain itu, mahasiswa yang merupakan transisi dari remaja menuju dewasa harus pintar menyaring (memfilter) informasi agar mereka tidak salah arah," ujar Sutiaji.
Sementara itu, Rektor IBU Dr Nurcholis Sunuyeko menyatakan Posma IBU 2019 digelar untuk lebih mengenalkan kampus IKIP Budi Utomo kepada para mahasiswa baru.
"Posma IBU 2019 juga merupakan wadah dimana mahasiswa baru berada di masa transisi dari jenjang SMA ke perguruan tinggi," kata Nurcholis.
Sebenarnya, lanjut Nurcholis, pendaftar untuk maba di tahun ini mencapai lebih dari 1.500 orang, namun, pihaknya melakukan seleksi ketat agar sesuai kuota yang ditetapkan.
"Kami melakukan pembatasan penerimaan maba. Dari sekitar 1.500 yang mendaftar, hanya 1.020 yang lolos seleksi untuk mengisi tujuh program studi, termasuk pascasarjana. Mereka berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, bahkan luar negeri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Sutiaji di Malang, Kamis, mengatakan kampus IBU setiap tahun menerima mahasiswa baru (maba) lebih dari 1.000. IBU juga merupakan salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) yang memiliki kemajemukan peserta didik.
"Di IBU setiap tahunnya ada seribu lebih mahasiswa baru dari berbagai daerah di Tanah Air. Ini merupakan kampus yang memiliki kemajemukan kultur dan IBU mampu menyatukan berbagai budaya dan kultur itu menjadi satu kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," papar Sutiaji saat menyampaikan sambutan pada Program Orientasi Mahasiswa Baru (Posma) IBU Malang.
Pada kesempatan itu, Sutiaji berharap IBU mampu mengakomodasi semua kelompok (peserta didik) untuk bisa menciptakan mahasiswa yang berkarakter, sekaligus mencerdaskan bangsa.
"IBU merupakan bingkai kemajemukan bangsa. IBU bisa mengasah dan mengasuh para mahasiswa untuk menguatkan karakter bangsa. Saat ini Tanah Air kita lagi menangis. Banyak kepentingan kelompok mengalahkan kepentingan umum, tapi IBU bisa mengakomodasi semuanya dan tetap bersatu,” ucapnya.
Menurut Sutiaji, harkat dan martabat bangsa dimulai dari pendidikan, sebab dengan pendidikan merupakan salah satu upaya bagaimana membangun bangsa yang lebih baik dan selalu mengikuti perkembangan zaman, termasuk teknologi dan perkembangan kecerdasan artifisial (AI).
Tugas utama mahasiswa, lanjutnya, adalah belajar. Namun, untuk mengembangkan potensi masing-masing, mahasiswa bisa menerapkan dan menggali potensinya melalui kegiatan di luar kampus, seperti bergabung dengan organisasi mahasiswa ekstra.
"Tetapi jangan sampai kegiatan di luar ini mengganggu tugas utama. Selain itu, mahasiswa yang merupakan transisi dari remaja menuju dewasa harus pintar menyaring (memfilter) informasi agar mereka tidak salah arah," ujar Sutiaji.
Sementara itu, Rektor IBU Dr Nurcholis Sunuyeko menyatakan Posma IBU 2019 digelar untuk lebih mengenalkan kampus IKIP Budi Utomo kepada para mahasiswa baru.
"Posma IBU 2019 juga merupakan wadah dimana mahasiswa baru berada di masa transisi dari jenjang SMA ke perguruan tinggi," kata Nurcholis.
Sebenarnya, lanjut Nurcholis, pendaftar untuk maba di tahun ini mencapai lebih dari 1.500 orang, namun, pihaknya melakukan seleksi ketat agar sesuai kuota yang ditetapkan.
"Kami melakukan pembatasan penerimaan maba. Dari sekitar 1.500 yang mendaftar, hanya 1.020 yang lolos seleksi untuk mengisi tujuh program studi, termasuk pascasarjana. Mereka berasal dari berbagai daerah di Tanah Air, bahkan luar negeri," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019