Wakil Wali Kota Probolinggo Mochammad Soufis Subri bersama tim menemukan hewan tidak layak kurban saat melakukan inspeksi mendadak untuk memeriksa kelaikan hewan kurban yang tersebar di beberapa lokasi di Kota Probolinggo, Jawa Timur, Kamis.
"Masih ada pedagang yang menjual hewan belum cukup umur alias belum berganti gigi (poel) dan ditemukan hewan yang sakit," kata Soufis Subri di Probolinggo.
Wawali Kota Probolinggo didampingi Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sudiman, MUI dan Polresta Probolinggo melakukan inspeksi hewan kurban di Jalan Hayam Wuruk, kemudian di Jalan Cokroaminoto – Jalan Gubernur Suryo, dan berakhir di Hidayatullah.
Tahun ini ada 54 lokasi pedagang hewan kurban dengan jumlah ternak berupa sapi, kambing dan domba sebanyak 1.549 ekor dan jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 38 lokasi dengan jumlah ternak 888 ekor.
"Inspeksi tersebut dilakukan untuk kenyamanan dan melindungi hak-hak masyarakat yang akan berkorban di Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah," tuturnya.
Melalui inspeksi itu, lanjut dia, pemerintah berupaya memberikan jaminan kepada masyarakat dalam penyediaan hewan kurban yang layak dan sesuai untuk menyediakan daging kurban yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), serta melakukan antisipasi penyakit hewan menular pada hewan kurban sebelum disembelih.
"Inspeksi mendadak tersebut juga sebagai sarana untuk memberikan penyuluhan kepada pedagang tentang syarat-syarat hewan kurban sesuai syariat Islam. Hewan kurban yang memenuhi kaidah kesehatan hewan, kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner," katanya.
Dalam inspeksi itu, tim menemukan hewan kurban belum cukup umur atau belum poel, kemudian ada juga yang mengidap penyakit mulut dan mata, tetapi sudah diobati dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
"Yang sakit mata sudah sembuh, yang sakit mulut harus disingkirkan biar tidak dijual ke masyarakat, sehingga kami akan terus memantau dan masih ada waktu sisa tiga hari agar masyarakat terlindungi membeli hewan kurban," ujarnya.
Melihat semakin banyaknya pedagang dan hewan kurban yang dijual, Soufis Subri berharap masyarakat dan pemerintah lebih waspada karena dari tahun ke tahun ada saja penyakit yang ditemukan pada hewan kurban.
"Disinilah pemerintah hadir untuk melindungi dan memfasilitasi, kami mengecek kesiapan hewan kurban dan penyakit yang mungkin diderita oleh hewan kurban," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk membeli hewan kurban sesuai dengan syariat Islam dan pedagang juga diminta tidak semata-mata agar dagangannya laku, sehingga menjual seenaknya kepada masyarakat.
Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo Sudiman mengatakan pihaknua sudah melakukan pemantauan ke pedagang kurban dan menempelkan kertas yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut sudah dilakukan pemeriksaan serta pengawasan.
"Kami imbau warga membeli di pedagang yang sudah tertera kertas stiker dari kami karena hal itu menunjukkan hewan kurban disana telah diperiksa oleh petugas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Masih ada pedagang yang menjual hewan belum cukup umur alias belum berganti gigi (poel) dan ditemukan hewan yang sakit," kata Soufis Subri di Probolinggo.
Wawali Kota Probolinggo didampingi Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Sudiman, MUI dan Polresta Probolinggo melakukan inspeksi hewan kurban di Jalan Hayam Wuruk, kemudian di Jalan Cokroaminoto – Jalan Gubernur Suryo, dan berakhir di Hidayatullah.
Tahun ini ada 54 lokasi pedagang hewan kurban dengan jumlah ternak berupa sapi, kambing dan domba sebanyak 1.549 ekor dan jumlah itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 38 lokasi dengan jumlah ternak 888 ekor.
"Inspeksi tersebut dilakukan untuk kenyamanan dan melindungi hak-hak masyarakat yang akan berkorban di Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriah," tuturnya.
Melalui inspeksi itu, lanjut dia, pemerintah berupaya memberikan jaminan kepada masyarakat dalam penyediaan hewan kurban yang layak dan sesuai untuk menyediakan daging kurban yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), serta melakukan antisipasi penyakit hewan menular pada hewan kurban sebelum disembelih.
"Inspeksi mendadak tersebut juga sebagai sarana untuk memberikan penyuluhan kepada pedagang tentang syarat-syarat hewan kurban sesuai syariat Islam. Hewan kurban yang memenuhi kaidah kesehatan hewan, kesejahteraan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner," katanya.
Dalam inspeksi itu, tim menemukan hewan kurban belum cukup umur atau belum poel, kemudian ada juga yang mengidap penyakit mulut dan mata, tetapi sudah diobati dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan.
"Yang sakit mata sudah sembuh, yang sakit mulut harus disingkirkan biar tidak dijual ke masyarakat, sehingga kami akan terus memantau dan masih ada waktu sisa tiga hari agar masyarakat terlindungi membeli hewan kurban," ujarnya.
Melihat semakin banyaknya pedagang dan hewan kurban yang dijual, Soufis Subri berharap masyarakat dan pemerintah lebih waspada karena dari tahun ke tahun ada saja penyakit yang ditemukan pada hewan kurban.
"Disinilah pemerintah hadir untuk melindungi dan memfasilitasi, kami mengecek kesiapan hewan kurban dan penyakit yang mungkin diderita oleh hewan kurban," katanya.
Ia mengimbau kepada masyarakat untuk membeli hewan kurban sesuai dengan syariat Islam dan pedagang juga diminta tidak semata-mata agar dagangannya laku, sehingga menjual seenaknya kepada masyarakat.
Sementara Plt Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo Sudiman mengatakan pihaknua sudah melakukan pemantauan ke pedagang kurban dan menempelkan kertas yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut sudah dilakukan pemeriksaan serta pengawasan.
"Kami imbau warga membeli di pedagang yang sudah tertera kertas stiker dari kami karena hal itu menunjukkan hewan kurban disana telah diperiksa oleh petugas," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019