Sebanyak 63 puskemas di Kota Surabaya, Jawa Timur, menyediakan layanan perawatan paliatif untuk membantu warga yang menderita penyakit kanker.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Sabtu, mengatakan pihaknya memiliki berbagai program khusus perawatan paliatif, seperti Hospice Home Care (HHC), yakni melakukan perawatan langsung ke rumah-rumah pasien, pelayanan paliatif di 63 puskesmas, hingga pemberian susu dan makanan tambahan bagi pasien paliatif.
"Pasien paliatif di Surabaya yang rumahnya masih kumuh dan belum sehat juga dilakukan rehabilitasi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, di Surabaya juga ada Taman Paliatif yang setiap Sabtu dan Minggu selalu rutin digelar kegiatan untuk pasien-pasien paliatif. Begitu juga beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta di Surabaya juga sudah melakukan layanan paliatif.
Untuk itu, pihaknya bangga jika kongres paliatif international bertajuk The 13 th Asia Pasific Hospice and Palliative Care Conference (APHC) 2019 yang digelar di Surabaya dalam sepekan ini.
Febria menyampaikan kongres ini menjadi kebanggaan bagi warga Surabaya di tingkat Internasional. Surabaya dipilih sebagai tuan rumah karena dinilai berkembang dan maju dalam berbagai program layanan perawatan paliatif.
"Jadi Surabaya sebelumnya sudah terkenal di tingkat Internasional, dengan adanya kongres ini maka semakin menambah kepercayaan dunia internasional kepada Surabaya khususnya di bidang kesehatan," kata Febria.
Febria menjelaskan Pemkot Surabaya melalui Dinkes terus berkomitmen dalam upaya melakukan perawatan paliatif kepada pasien.
Pemkot memiliki berbagai program khusus perawatan paliatif, seperti HHC yakni melakukan perawatan langsung ke rumah-rumah pasien, pelayanan paliatif di 63 puskesmas, hingga pemberian susu dan makanan tambahan bagi pasien paliatif.
Selain itu, kata dia, pasien paliatif di Surabaya yang rumahnya yang masih kumuh dan belum sehat juga dilakukan rehab.
"Kita juga punya Taman Paliatif di Surabaya, setiap Sabtu dan Minggu rutin kegiatan untuk pasien-pasien paliatif serta beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta di Surabaya juga sudah melakukan layanan paliatif," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan bahwa di Kota Surabaya sudah ada program pelayanan paliatif yang terdiri dari dokter, praktisi medis, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), komunitas, sektor swasta, dan jajaran Pemkot Surabaya.
"Tim ini secara aktif bekerja untuk membantu warga yang menderita kanker. Kami memiliki 315 kader paliatif di 63 kelurahan," katanya.
Wali Kota Risma menjelaskan tim tersebut tidak hanya membantu untuk mengurangi rasa sakit pasien kanker, tetapi juga membantu dalam masalah keuangan yang dihadapi pasien. Sejak 2010, Surabaya sudah menjadi Kota Bebas Kanker.
"Pada tahun yang sama, Surabaya juga menjadi kota paliatif pertama dengan berbagai program dan inovasinya," ujarnya.
Tidak hanya itu, kata dia, inovasi lain dimunculkan untuk memberikan kesejahteraan lebih kepada penderita kanker, di antaranya adalah penyediaan makanan tambahan gratis untuk 927 pasien kanker serta layanan perawatan di rumah atau HHC yang bekerjasama dengan rumah sakit umum di Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita di Surabaya, Sabtu, mengatakan pihaknya memiliki berbagai program khusus perawatan paliatif, seperti Hospice Home Care (HHC), yakni melakukan perawatan langsung ke rumah-rumah pasien, pelayanan paliatif di 63 puskesmas, hingga pemberian susu dan makanan tambahan bagi pasien paliatif.
"Pasien paliatif di Surabaya yang rumahnya masih kumuh dan belum sehat juga dilakukan rehabilitasi," katanya.
Selain itu, lanjut dia, di Surabaya juga ada Taman Paliatif yang setiap Sabtu dan Minggu selalu rutin digelar kegiatan untuk pasien-pasien paliatif. Begitu juga beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta di Surabaya juga sudah melakukan layanan paliatif.
Untuk itu, pihaknya bangga jika kongres paliatif international bertajuk The 13 th Asia Pasific Hospice and Palliative Care Conference (APHC) 2019 yang digelar di Surabaya dalam sepekan ini.
Febria menyampaikan kongres ini menjadi kebanggaan bagi warga Surabaya di tingkat Internasional. Surabaya dipilih sebagai tuan rumah karena dinilai berkembang dan maju dalam berbagai program layanan perawatan paliatif.
"Jadi Surabaya sebelumnya sudah terkenal di tingkat Internasional, dengan adanya kongres ini maka semakin menambah kepercayaan dunia internasional kepada Surabaya khususnya di bidang kesehatan," kata Febria.
Febria menjelaskan Pemkot Surabaya melalui Dinkes terus berkomitmen dalam upaya melakukan perawatan paliatif kepada pasien.
Pemkot memiliki berbagai program khusus perawatan paliatif, seperti HHC yakni melakukan perawatan langsung ke rumah-rumah pasien, pelayanan paliatif di 63 puskesmas, hingga pemberian susu dan makanan tambahan bagi pasien paliatif.
Selain itu, kata dia, pasien paliatif di Surabaya yang rumahnya yang masih kumuh dan belum sehat juga dilakukan rehab.
"Kita juga punya Taman Paliatif di Surabaya, setiap Sabtu dan Minggu rutin kegiatan untuk pasien-pasien paliatif serta beberapa rumah sakit pemerintah dan swasta di Surabaya juga sudah melakukan layanan paliatif," katanya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan bahwa di Kota Surabaya sudah ada program pelayanan paliatif yang terdiri dari dokter, praktisi medis, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), komunitas, sektor swasta, dan jajaran Pemkot Surabaya.
"Tim ini secara aktif bekerja untuk membantu warga yang menderita kanker. Kami memiliki 315 kader paliatif di 63 kelurahan," katanya.
Wali Kota Risma menjelaskan tim tersebut tidak hanya membantu untuk mengurangi rasa sakit pasien kanker, tetapi juga membantu dalam masalah keuangan yang dihadapi pasien. Sejak 2010, Surabaya sudah menjadi Kota Bebas Kanker.
"Pada tahun yang sama, Surabaya juga menjadi kota paliatif pertama dengan berbagai program dan inovasinya," ujarnya.
Tidak hanya itu, kata dia, inovasi lain dimunculkan untuk memberikan kesejahteraan lebih kepada penderita kanker, di antaranya adalah penyediaan makanan tambahan gratis untuk 927 pasien kanker serta layanan perawatan di rumah atau HHC yang bekerjasama dengan rumah sakit umum di Surabaya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019