Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih menanggapi rencana Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menghadirkan rektor asing untuk memimpin perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Nasih ditemui di sela pengukuhan mahasiswa baru di kampus Unair, Surabaya, Kamis, mengaku belum mengetahui secara pasti soal mekanisme mendatangkan rektor asing tersebut.

Namun, menurutnya, pemilihan rektor harus melalui mekanisme yang sudah diatur.

"Saya belum tahu skenario dan lain-lainnya, kita belum baca kaitannya rektor asing. Hampir di semua PT (perguruan tinggi) ada aturan dan mekanisme. Kalau kita di PTN BH (badan hukum) ada mekanisme pemilihan rektor yang mengukuhkan Majelis Wali Amanah. Nah, kita tidak tahu gambarannya gimana," kata Nasih.

Nasih berpendapat, untuk menjadikan sebuah kampus itu menjadi baik, ada beberapa indikator yang harus dijalankan, yakni dari tata kelola dan birokrasi perguruan tinggi.

"Keberhasilan sebuah organisasi termasuk PTN ditentukan beberapa faktor, bukan hanya rektor. Tapi tata kelola, birokrasi, mahasiswa, jadi banyak indikatornya," ujarnya.

Selain itu, organsiasi harus dibangun secara bersama-sama. Nasih berpendapat, percuma saja jika pemimpinnya bagus, tetapi tidak ditunjang perangkat yang lainnya.

"Kami secara konseptual organisasi ini harus dibangun bersama-sama," katanya.

Sebelumnya, Kemenristekdikti merencanakan pada 2020 beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) akan dipimpin rektor terbaik luar negeri.

Langkah rekrutmen rektor luar negeri ini dimaksudkan meningkatkan peringkat perguruan tinggi Indonesia agar masuk dalam 100 universitas terbaik dunia.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019