Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menerima 763 mahasiswa baru penerima bidikmisi dari jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2019.

Rektor Unair Prof Mohammad Nasih saat penyambutan mahasiswa baru calon penerima bidikmisi di kampus setempat, Senin mengatakan mahasiswa penerima bidikmisi akan memperoleh bantuan pendidikan sebesar Rp650 ribu per bulan.

"Dengan bantuan dana Rp650 ribu per bulan sudah dirasa cukup untuk hidup di Surabaya, asalkan tidak neko-neko," kata Nasih.

Nasih kemudian mengharap kerja sama dari orang tua mahasiswa penerima bidikmisi, terkait keberlangsungan pendidikan putra putriny.

Dia menegaskan, mahasiswa penerima bidikmisi akan dididik sewajarnya, tanpa diskriminasi. Unair diakuinya akan menyediakan pendidikan yang layak untuk mereka dengan seoptimal mungkin.

Pria asal Gresik itu kemudian menyampaikan beberapa hal yang akan dilakukan pihak kampus terhadap mahasiswa penerima bidikmisi. Di antaranya terkait evaluasi.

Semua mahasiswa, kata dia, akan dievaluasi pada tahun pertama. Mahasiswa harus mencapai minimal IP 1 pada tahun pertama.

"Apabila tidak sampai satu, mohon maaf, pak direktur akan mencabut status kemahasiswaanya," ujar Nasih.

Kemudian, terkait perkuliahan di Unair, diamana pada dua tahun pertama, harus sudah lulus 40 SKS dengan IP minimal dua. Istimewanya, bidikmisi ini beasiswanya hanya empat tahun. Bagi putra-putrinya yang bisa lulus 3,5 tahun, lanjut Nasih, Unair menyediakan program "fast track" bisa lanjut S2 langsung.

"Kami juga tidak mungkin memberikan diskriminasi atau perbedaan perlakuan bagi mereka yang ada di fakultas tertentu, dalan tanda kutip 'agak mahal'. Sosial sama eksak sama," kata Nasih.(*)

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019