Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Madiun, Jawa Timur, memberikan pelatihan pemasaran dalam jaringan (daring)kepada sejumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menegah (UMKM) di wilayahnya guna mengembangkan bisnisnya di tengah tuntutan persaingan dan revolusi industri 4.0.
Kepala Disnaker Kota Madiun Suyoto Harjo Wiyono, di Madiun, Minggu mengatakan pelatihan tersebut bertujuan memberikan ketrampilan dan pembekalan yang lebih kepada para pelaku UMKM di Kota Madiun agar memiliki pengetahuan cara memasarkan produknya melalui internet atau daring.
"Pelatihan ini rutin kami gelar untuk pelaku UMKM tiap tahun. Pesertanya berbeda atau ganti-ganti setelah proses pendaftaran. Harapannya semakin banyak UMKM di Kota Madiun yang bisa mmasarkan produkya secara online. Tak hanya melalui cara konvesional," ujar Suyoto kepada wartawan di Madiun.
Menurut dia, materi pelatihan yang diberikan cukup beragam. Di antaranya, tentang pengetahuan internet pemasaran dasar, fotografi, dan tips serta trik mengambil gambar yang menarik.
Karena dipasarkan secara daring, yang dilihat pertama kali oleh calon konsumen adalah tampilan atau foto yang menarik. Maka dari itu, pelatihan fotografi juga penting diberikan dalam pemasaran daring.
"Pelatihan ini juga untuk mengantisipasi revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang dihadapi Bangsa Indonesia. Kalau hanya mengandalkan pemasaran biasa atau konvesional, para UMKM ini akan sulit berkembang bisnisnya," kata dia.
Ia menjelaskan, pelatihan akan dilakukan lebih dari sepekan yang dimulai sejak hari Jumat (12/7). Tanggapan para pelaku UMKM sangat antusias akan pelatihan tersebut, hanya saja jumlah peserta yang terlibat terbatas karena menyesuaikan anggaran.
Setelah menjalani pelatihan selama 12 hari, pihaknya akan memantau perkembangan dari pelaku UMKM tersebut. Pematauan dilakukan di antaranya melalui grup media sosial yang dibentuk selama pelatihan. Anggotanya adalah peserta pelatihan dan dari pihak Disnaker.
"Dari situ bisa dilihat, maka yang berkembang, yang aktif ataupun pasif. Berdasarkan pengalaman dari tahun 2018, dari peserta UMKM yang ikut pelatihan, sebanyak 95 persen di antaranya dapat berkembang," tambahnya.
Pihaknya berharap, dengan pelatihan tersebut para pelaku UMKM di Kota Madiun dapat berkembang dan berubah menjadi pengusaha bersklaa besar. Sehingga dapat membuka peluang pasar dan menyerap tenaga kerja baru.
Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro (DPMPTSPKUM) Kota Madiun mencatat, jumlah pelaku bisnis UMKM di Kota Madiun pada tahun 2017 mencapai sebanyak 23.276 pelaku usaha.
Jumlah itu naik pada tahun 2018 menjadi 23.360 pelaku usaha, dengan perincian 20.941 usaha mikro, 2.196 usaha kecil, dan 223 usaha menengah. Puluhan ribu unit UMKM tersebut, tercatat dapat menyerap lebih dari 8.000 tenaga kerja dengan nilai produksi mencapai Rp65 miliar per tahunnya. Diperkirakan di tahun 2019 jumlah pelaku usaha tersebut terus berkembang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Disnaker Kota Madiun Suyoto Harjo Wiyono, di Madiun, Minggu mengatakan pelatihan tersebut bertujuan memberikan ketrampilan dan pembekalan yang lebih kepada para pelaku UMKM di Kota Madiun agar memiliki pengetahuan cara memasarkan produknya melalui internet atau daring.
"Pelatihan ini rutin kami gelar untuk pelaku UMKM tiap tahun. Pesertanya berbeda atau ganti-ganti setelah proses pendaftaran. Harapannya semakin banyak UMKM di Kota Madiun yang bisa mmasarkan produkya secara online. Tak hanya melalui cara konvesional," ujar Suyoto kepada wartawan di Madiun.
Menurut dia, materi pelatihan yang diberikan cukup beragam. Di antaranya, tentang pengetahuan internet pemasaran dasar, fotografi, dan tips serta trik mengambil gambar yang menarik.
Karena dipasarkan secara daring, yang dilihat pertama kali oleh calon konsumen adalah tampilan atau foto yang menarik. Maka dari itu, pelatihan fotografi juga penting diberikan dalam pemasaran daring.
"Pelatihan ini juga untuk mengantisipasi revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang dihadapi Bangsa Indonesia. Kalau hanya mengandalkan pemasaran biasa atau konvesional, para UMKM ini akan sulit berkembang bisnisnya," kata dia.
Ia menjelaskan, pelatihan akan dilakukan lebih dari sepekan yang dimulai sejak hari Jumat (12/7). Tanggapan para pelaku UMKM sangat antusias akan pelatihan tersebut, hanya saja jumlah peserta yang terlibat terbatas karena menyesuaikan anggaran.
Setelah menjalani pelatihan selama 12 hari, pihaknya akan memantau perkembangan dari pelaku UMKM tersebut. Pematauan dilakukan di antaranya melalui grup media sosial yang dibentuk selama pelatihan. Anggotanya adalah peserta pelatihan dan dari pihak Disnaker.
"Dari situ bisa dilihat, maka yang berkembang, yang aktif ataupun pasif. Berdasarkan pengalaman dari tahun 2018, dari peserta UMKM yang ikut pelatihan, sebanyak 95 persen di antaranya dapat berkembang," tambahnya.
Pihaknya berharap, dengan pelatihan tersebut para pelaku UMKM di Kota Madiun dapat berkembang dan berubah menjadi pengusaha bersklaa besar. Sehingga dapat membuka peluang pasar dan menyerap tenaga kerja baru.
Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi dan Usaha Mikro (DPMPTSPKUM) Kota Madiun mencatat, jumlah pelaku bisnis UMKM di Kota Madiun pada tahun 2017 mencapai sebanyak 23.276 pelaku usaha.
Jumlah itu naik pada tahun 2018 menjadi 23.360 pelaku usaha, dengan perincian 20.941 usaha mikro, 2.196 usaha kecil, dan 223 usaha menengah. Puluhan ribu unit UMKM tersebut, tercatat dapat menyerap lebih dari 8.000 tenaga kerja dengan nilai produksi mencapai Rp65 miliar per tahunnya. Diperkirakan di tahun 2019 jumlah pelaku usaha tersebut terus berkembang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019