Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, berencana mengembangkan cerita Panji yang diakui UNESCO sebagai "memory of the world" melalui media digital, sehingga lebih menarik dipahami oleh generasi muda.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kota Kediri, Minggu mengemukakan budaya Panji sarat akan cerita yang menarik yang dapat membentuk kearifan lokal.
"Dari tema seminar ini sangat bagus, karena cerita-cerita dari Kediri ini memang harus digitalisasikan. Kalaupun banyak versi, ceritanya harus dipastikan, karena dimana-mana yang namanya sejarah itu banyak versi, karena kita merekonstruksi sesuatu yang sudah tidak ada," katanya dalam acara itu di area wisata Goa Selomangleng, Kota Kediri.
Mas Abu, sapaan akrab Abdullah Abu Bakar menekankan dua hal terkait dengan ceita Panji, yaitu cerita Panji dibahas, didetailkan dan dituangkan dalam sebuah bentuk di mana bentuk itu bisa dibeli oleh masyarakat dan dapat dijadikan cinderamata dan memastikan titik di Kota Kediri yang pernah menjadi persinggahan Panji.
"Yang jelas ini punya potensi yang besar, cuma harus dirumuskan, harus ada 'progress' yang positif tapi tidak melulu kita bahas benar atau tidaknya. Di daerah seperti Jogja, Bali, Papua, mereka sudah membuat patung, candi yang kecil. Nah kalau disini mungkin bisa dibuat baju. Harus ada desainer yang keren. Jadi kalau ada orang yang sudah pernah mendengar cerita Panji pasti akan tertarik untuk beli," kata dia.
Lebih lanjut, Mas Abu juga meminta untuk dicarikan tempat atau beberapa titik dimana Panji pernah berhenti di Kota Kediri.
"Kalau mungkin ke depan kita ada 'city tour' atau apa itu nanti kita bisa kasih prasasti kecil. Memang harus dicari betul supaya bisa menjadi 'supporting system' dalam kita menerjemahkan budaya atau sejarah," ujarnya.
Mas Abu juga berharap kegiatan ini bisa membawa dampak yang positif serta dapat menciptakan ekonomi baru bagi masyarakat di Kota Kediri.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar menambahkan pemerintah memang terus mendorong agar cerita Panji terus didorong menjadi lebih menarik.
"Cerita Panji didorong untuk menjadi cerita yang membanggakan karena memiliki potensi besar. Ada banyak fragmen, per fragmen bisa diangkat menjadi bagus baik dalam bentuk seni tari, film, animasi, bahkan dalam bentuk suvenir," kata Nur Muhyar.
Ia mengatakan, pemerintah kota sengaja mengadakan seminar Cerita Panji Nusantara dengan tema "transformasi cerita Panji dalam kreativitas dan pengembangan melalui media digital". Tema sengaja melalui media digital, sebab saat ini teknologi juga sudah semakin maju.
Lebih lanjut, Nur mengatakan kegiatan ini bukan hanya agenda Kota Kediri melainkan beberapa daerah lainnya. Bahkan, cerita Panji juga menjadi perhatian nasional, didorong menjadi cerita yang terus dikembangkan.
"Kali ini seminar Panji ini dalam rangkaian dari acara Festival Panji Nusantara. Di tempat lain ada ditampilkan dalam bentuk kesenian, panggung teater, seperti di Candi Penataran dan di Kediri kami selenggarakan seminar," ujar dia.
Ia menambahkan, kegiatan ini melibatkan berbagai pihak misalnya tim perumus kebudayaan daerah, guru bahasa daerah, komunitas budaya, nitizen, mahasiswa serta perwakilan dari pelajar di Kota Kediri.
"Kami harap dari mereka akan muncul sebuah ide, tidak hanya pemahaman tapi aktualisasi. Misalnya akan ada produk film dalam bentuk film pendek. Jadi, dilihat saja potensifnya," kata Nur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kota Kediri, Minggu mengemukakan budaya Panji sarat akan cerita yang menarik yang dapat membentuk kearifan lokal.
"Dari tema seminar ini sangat bagus, karena cerita-cerita dari Kediri ini memang harus digitalisasikan. Kalaupun banyak versi, ceritanya harus dipastikan, karena dimana-mana yang namanya sejarah itu banyak versi, karena kita merekonstruksi sesuatu yang sudah tidak ada," katanya dalam acara itu di area wisata Goa Selomangleng, Kota Kediri.
Mas Abu, sapaan akrab Abdullah Abu Bakar menekankan dua hal terkait dengan ceita Panji, yaitu cerita Panji dibahas, didetailkan dan dituangkan dalam sebuah bentuk di mana bentuk itu bisa dibeli oleh masyarakat dan dapat dijadikan cinderamata dan memastikan titik di Kota Kediri yang pernah menjadi persinggahan Panji.
"Yang jelas ini punya potensi yang besar, cuma harus dirumuskan, harus ada 'progress' yang positif tapi tidak melulu kita bahas benar atau tidaknya. Di daerah seperti Jogja, Bali, Papua, mereka sudah membuat patung, candi yang kecil. Nah kalau disini mungkin bisa dibuat baju. Harus ada desainer yang keren. Jadi kalau ada orang yang sudah pernah mendengar cerita Panji pasti akan tertarik untuk beli," kata dia.
Lebih lanjut, Mas Abu juga meminta untuk dicarikan tempat atau beberapa titik dimana Panji pernah berhenti di Kota Kediri.
"Kalau mungkin ke depan kita ada 'city tour' atau apa itu nanti kita bisa kasih prasasti kecil. Memang harus dicari betul supaya bisa menjadi 'supporting system' dalam kita menerjemahkan budaya atau sejarah," ujarnya.
Mas Abu juga berharap kegiatan ini bisa membawa dampak yang positif serta dapat menciptakan ekonomi baru bagi masyarakat di Kota Kediri.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kota Kediri Nur Muhyar menambahkan pemerintah memang terus mendorong agar cerita Panji terus didorong menjadi lebih menarik.
"Cerita Panji didorong untuk menjadi cerita yang membanggakan karena memiliki potensi besar. Ada banyak fragmen, per fragmen bisa diangkat menjadi bagus baik dalam bentuk seni tari, film, animasi, bahkan dalam bentuk suvenir," kata Nur Muhyar.
Ia mengatakan, pemerintah kota sengaja mengadakan seminar Cerita Panji Nusantara dengan tema "transformasi cerita Panji dalam kreativitas dan pengembangan melalui media digital". Tema sengaja melalui media digital, sebab saat ini teknologi juga sudah semakin maju.
Lebih lanjut, Nur mengatakan kegiatan ini bukan hanya agenda Kota Kediri melainkan beberapa daerah lainnya. Bahkan, cerita Panji juga menjadi perhatian nasional, didorong menjadi cerita yang terus dikembangkan.
"Kali ini seminar Panji ini dalam rangkaian dari acara Festival Panji Nusantara. Di tempat lain ada ditampilkan dalam bentuk kesenian, panggung teater, seperti di Candi Penataran dan di Kediri kami selenggarakan seminar," ujar dia.
Ia menambahkan, kegiatan ini melibatkan berbagai pihak misalnya tim perumus kebudayaan daerah, guru bahasa daerah, komunitas budaya, nitizen, mahasiswa serta perwakilan dari pelajar di Kota Kediri.
"Kami harap dari mereka akan muncul sebuah ide, tidak hanya pemahaman tapi aktualisasi. Misalnya akan ada produk film dalam bentuk film pendek. Jadi, dilihat saja potensifnya," kata Nur. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019