Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyediakan 22 armada bus untuk mengangkut jamaah calon haji (JCH) asal kabupaten ini dalam musim haji 2019.
"Pemkab tentunya membantu untuk haji," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri Krisna Setiawan di Kediri, Rabu.
Pemkab menyediakan keperluan untuk jamaah calon haji termasuk untuk angkutan bus. Ada sekitar 22 kendaraan yang digunakan mengangkut para jamaah.
Bupati Kediri Haryanti Sutrisno juga mengimbau seluruh jamaah calon haji agar tetap menjaga kesehatan saat melaksanakan ibadah haji. Terlebih lagi, suhu di Arab Saudi bisa mencapai 46 derajat celcius.
"Bupati mengimbau agar seluruh jamaah menjaga kesehatan dan menuruti apa yang sudah diperintahkan pembimbing maupun dokter dari setiap kloter," kata dia menirukan ucapan Bupati.
Kementerian Agama Kabupaten Kediri menyelenggarakan latihan manasik haji terakhir di Gedung Bhagawanta Bhari, Kabupaten Kediri. Kegiatan itu diikuti seluruh jamaah calon haji, yang dilakukan bersamaan dengan pelepasan jamaah calon haji.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Agama Kabupaten Kediri Paulo Jose Xemenes mengungapkan secara total jamaah calon haji dari Kabupaten Kediri yang akan berangkat adalah 1.158 orang yang terbagi dalam tiga kloter, yakni kloter 36 yang akan berangkat pada 17 Juli 2019, dan kloter 37 serta 38 akan berangkat ke asrama haji pada tanggal 18 Juli 2019.
Pihaknya juga telah memberikan penyuluhan serta pendampingan bagi jamaah calon haji, termasuk dalam hal pemeriksaan kesehatan serta manasik haji.
Ia juga mengatakan, tiga orang calon haji asal Kabupaten Kediri gagal berangkat pada tahun ini, sehingga diganti dengan yang lainnya. Ketiga calon haji itu adalah Siti Ulfah (57), warga Desa Klampisan, Kecamatan Kandangan. Ia gagal berangkat tahun ini karena sakit.
Sementara, dua jamaah yang meninggal dunia adalah Jaitun (64), Warga Dusun/Desa Titik, Kecamatan Semen dan M Muhaimin (79), warga Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan.
"Ada tiga yang gagal berangkat, dua karena meninggal dunia dan satu sakit, baru selesai operasi," kata dia.
Paulo mengatakan, untuk calon haji yang sakit keberangkatannya ditunda dan untuk yang meninggal dunia digantikan dengan ahli waris. Kebijakan itu dilakukan, karena kedua calon haji itu sudah melakukan pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
Pihaknya berharap, pelaksanaan ibadah tahun ini juga berjalan dengan tertib serta lancar. Para jamaah calon haji asal Kabupaten Kediri bisa berangkat dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat.
Untuk persiapan pengiriman koper milik para jamaah, Paulo mengatakan dilakukan sehari sebelum rombongan berangkat ke asrama haji. Nantinya, koper akan diteliti, dan jika terdapat barang yang dilarang untuk dibawa akan diamankan terlebih dahulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Pemkab tentunya membantu untuk haji," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kediri Krisna Setiawan di Kediri, Rabu.
Pemkab menyediakan keperluan untuk jamaah calon haji termasuk untuk angkutan bus. Ada sekitar 22 kendaraan yang digunakan mengangkut para jamaah.
Bupati Kediri Haryanti Sutrisno juga mengimbau seluruh jamaah calon haji agar tetap menjaga kesehatan saat melaksanakan ibadah haji. Terlebih lagi, suhu di Arab Saudi bisa mencapai 46 derajat celcius.
"Bupati mengimbau agar seluruh jamaah menjaga kesehatan dan menuruti apa yang sudah diperintahkan pembimbing maupun dokter dari setiap kloter," kata dia menirukan ucapan Bupati.
Kementerian Agama Kabupaten Kediri menyelenggarakan latihan manasik haji terakhir di Gedung Bhagawanta Bhari, Kabupaten Kediri. Kegiatan itu diikuti seluruh jamaah calon haji, yang dilakukan bersamaan dengan pelepasan jamaah calon haji.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kementerian Agama Kabupaten Kediri Paulo Jose Xemenes mengungapkan secara total jamaah calon haji dari Kabupaten Kediri yang akan berangkat adalah 1.158 orang yang terbagi dalam tiga kloter, yakni kloter 36 yang akan berangkat pada 17 Juli 2019, dan kloter 37 serta 38 akan berangkat ke asrama haji pada tanggal 18 Juli 2019.
Pihaknya juga telah memberikan penyuluhan serta pendampingan bagi jamaah calon haji, termasuk dalam hal pemeriksaan kesehatan serta manasik haji.
Ia juga mengatakan, tiga orang calon haji asal Kabupaten Kediri gagal berangkat pada tahun ini, sehingga diganti dengan yang lainnya. Ketiga calon haji itu adalah Siti Ulfah (57), warga Desa Klampisan, Kecamatan Kandangan. Ia gagal berangkat tahun ini karena sakit.
Sementara, dua jamaah yang meninggal dunia adalah Jaitun (64), Warga Dusun/Desa Titik, Kecamatan Semen dan M Muhaimin (79), warga Desa Manyaran, Kecamatan Banyakan.
"Ada tiga yang gagal berangkat, dua karena meninggal dunia dan satu sakit, baru selesai operasi," kata dia.
Paulo mengatakan, untuk calon haji yang sakit keberangkatannya ditunda dan untuk yang meninggal dunia digantikan dengan ahli waris. Kebijakan itu dilakukan, karena kedua calon haji itu sudah melakukan pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).
Pihaknya berharap, pelaksanaan ibadah tahun ini juga berjalan dengan tertib serta lancar. Para jamaah calon haji asal Kabupaten Kediri bisa berangkat dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat.
Untuk persiapan pengiriman koper milik para jamaah, Paulo mengatakan dilakukan sehari sebelum rombongan berangkat ke asrama haji. Nantinya, koper akan diteliti, dan jika terdapat barang yang dilarang untuk dibawa akan diamankan terlebih dahulu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019