Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono menyebutkan sudah 957 orang yang didiagnosa mengalami hepatitis A di Kabupaten Pacitan Jawa Timur hingga 30 Juni.
Anung dalam keterangannya kepada wartawan di kantor Kementerian Kesehatan Jakarta, Senin, mengatakan dari 958 orang yang telah didiagnosa tersebut hanya 41 pasien yang dirawat di rumah sakit, sementara sisanya menjalani perawatan di rumah.
"Dari penyelidikan epidemiologi dinas kesehatan kabupaten dan provinsi diperkirakan kasusnya karena memang hepatitis A yang bisa ditularkan melalui makanan atau kontaminasi air mengandung virus hepatitis A," kata Anung.
Penyelidikan yang dilakukan oleh tim dari dinas kesehatan kabupaten, provinsi, dan Kementerian Kesehatan hingga saat ini diduga terdapat dua sumber penularan, yaitu kontaminasi sumber air di daerah tersebut dan melalui makanan yang diedarkan dari satu desa ke desa lain.
"Bisa dari air, ada Sungai Sukorejo yang membelah daerah kejadian hepatitis ini, dan atau penjual makanan yang menurut tradisi diedarkan dari satu desa ke desa lain. Namun ini masih perlu penjelasan lebih lanjut," kata Anung.
Dia menerangkan bahwa saat ini tim masih melakukan penelitian untuk mencari sumber penularan secara pasti.
Tim dari dinas kesehatan dan Kementerian Kesehatan menemukan masih adanya bakteri e coli dari air Sungai Sukorejo, walaupun Kabupaten Pacitan telah ditetapkan bebas dari perilaku masyarakat yang BAB di sungai sejak 2017.
Selain itu juga ada dugaan penularan terjadi dari makanan yang dijual oleh penjaja keliling. Saat bulan Ramadhan masyarakat sekitar kasus banyak mengkonsumsi cincau yang dibawa oleh pedagang keliling, sementara media yang digunakan berupa air yang diduga menggunakan air yang tidak dimasak. Namun dugaan tersebut perlu dilakukan analisis epidemiologi lebih lanjut.
Pemerintah Kabupaten Pacitan telah menetapkan merebaknya kasus Hepatitis A tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Anung menyebut hingga saat ini tren kasus mulai menurun. Namun Dinas Kesehatan Jawa Timur telah memberikan sinyal kewaspadaan pada daerah sekitar seperti Trenggalek dan Ponorogo mewaspadai apabila ada kasus serupa.
"Sudah diberikan alert kewaspadaan kalau ada gejala seseorang semacam ini untuk dilakukan upaya-upaya pemeriksaan dan pengamatan berikutnya," kata Anung.
Masa inkubasi atau masa infeksi virus hingga timbulnya gejala penyakit ini mulai 10 hingga 50 hari. Oleh karena itu masih diwaspadai peningkatan kasus pada bulan Juli. Sementara kasus pertama hepatitis A ini dilaporkan pada 28 Mei 2019. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019