Nama anggota Komisi C DPRD Surabaya Vinsensius Awey masuk kandidat kuat bakal Calon Wali Kota Surabaya untuk maju di Pilkada Surabaya 2020 di internal Partai Nasional Demokrat (NasDem).
"Iya di internal partai yang paling kuat Awey berdasarkan suara terbanyak Pileg 2019," kata Sekretaris DPD NasDem Kota Surabaya Hari Santoso kepada ANTARA di Surabaya, Senin.
Berdasarkan rekapitulasi hasil perolehan suara Pemilu legislatif 2019 untuk caleg DPR RI dari NasDem di Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo) khususnya di wilayah Kota Surabaya Caleg No.5 Vinsensius Awey paling tinggi dengan dengan perolehan 24.074 suara, disusul Caleg No.1 Hayono Isman mendapat 8.533 suara, Caleg No. 2 Maruli Hutagalung mendapat 4.053 suara, Caleg No.3 Maria Lucia Lindhajany mendapat 4.077 suara, Caleg No.4 Rachmad Arisatoto mendapat 2.479 suara.
Meski demikian, Hari mengatakan bahwa belum ada pembicaraan serius antara Visnensius Awey dengan para pengurus partai terkait dengan kesiapannya maju di Pilkada Surabaya yang akan digelar pada September 2020.
"Sampai saat ini belum ada lobi-lobi, masih belum ada yang jelas. Semua masih mendengar-mendengar saja," katanya.
Saat ditanya apakah ada rencana atau strategi dari Vinsensius Awey untuk maju sebagai Cawali Surabaya melalui NasDem dengan cara terlebih dahulu menjadi Ketua DPD NasDem Surabaya menggantikan posisi Sudarsono yang rencana akan mundur dari jabatannya? Hari mengatakan kalau pergantian Ketua DPD NasDem Surabaya itu kewenangan DPP NasDem.
"Kalau soal struktur, saat ini penunjukan partai, DPP," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Hari, hingga saat ini belum dikomunikasikan dengan partai lain untuk koalisi karena sampai saat ini NasDem masih fokus pada pembentukan fraksi dan alat kelengkapan di DPRD Kota Surabaya periode 2019-2024.
Sementara itu, Vinsensius Awey memberikan apresiasi kepada DPD NasDem Surabaya yang mendorong dirinya untuk maju di Pilkada Surabaya 2020. Awey menilai dorongan tersebut merupakan bentuk kepercayaan dari NasDem setelah melalui penggodokan dan mekanisme penjaringan yang panjang.
Awey mengaku, jika memang rekomendasi dari partai untuk dirinya keluar, ia siap untuk maju di Pilkada Surabaya 2020. Namun begitu Awey menyadari, proses pencalonan melalui NasDem tidak akan mudah mengingat NasDem hanya mendapatkan tiga kursi hasil Pileg 2019 lalu.
"Dengan hasil itu tentu tidak mudah bagi Nasdem untuk mengusung calonnya sendiri. Mau tidak mau partai harus melakukan komunikasi politik yang intens dengan semua pihak yang sekiranya diyakini bisa membangun kerja sama atau koalisi yang baik dalam pilkada," katanya.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam sebelumnya mengatakan Vinsensius Awey dinilai potensial jadi kuda hitam dalam Pilkada Surabaya 2020.
"Kalau Awey bisa memelihara dukungan modal pilegnya, lalu bisa mengaktivasi sosial dan usaha anak muda Surabaya serta bisa belajar dari kasus Ahok sebagai calon minoritas yang bisa 'go public', maka beliau juga potensial jadi kuda hitam Pilkada Surabaya," katanya.
Menurut dia, memang butuh usaha ekstra keras untuk bisa mewujudkannya. Tetapi jika berani maju itu juga akan memberi warna baru dalam Pilkada Surabaya. Apalagi Awey selama menjadi anggota DPRD Surabaya dikenal cukup kritis dan konstruktif dalam mengawal pembangunan Kota Surabaya.
"Tantangan beliau saya pikir juga masuk ke radar-radar survei sehingga elektabilitasnya bisa dipantau trennya," kata Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Iya di internal partai yang paling kuat Awey berdasarkan suara terbanyak Pileg 2019," kata Sekretaris DPD NasDem Kota Surabaya Hari Santoso kepada ANTARA di Surabaya, Senin.
Berdasarkan rekapitulasi hasil perolehan suara Pemilu legislatif 2019 untuk caleg DPR RI dari NasDem di Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo) khususnya di wilayah Kota Surabaya Caleg No.5 Vinsensius Awey paling tinggi dengan dengan perolehan 24.074 suara, disusul Caleg No.1 Hayono Isman mendapat 8.533 suara, Caleg No. 2 Maruli Hutagalung mendapat 4.053 suara, Caleg No.3 Maria Lucia Lindhajany mendapat 4.077 suara, Caleg No.4 Rachmad Arisatoto mendapat 2.479 suara.
Meski demikian, Hari mengatakan bahwa belum ada pembicaraan serius antara Visnensius Awey dengan para pengurus partai terkait dengan kesiapannya maju di Pilkada Surabaya yang akan digelar pada September 2020.
"Sampai saat ini belum ada lobi-lobi, masih belum ada yang jelas. Semua masih mendengar-mendengar saja," katanya.
Saat ditanya apakah ada rencana atau strategi dari Vinsensius Awey untuk maju sebagai Cawali Surabaya melalui NasDem dengan cara terlebih dahulu menjadi Ketua DPD NasDem Surabaya menggantikan posisi Sudarsono yang rencana akan mundur dari jabatannya? Hari mengatakan kalau pergantian Ketua DPD NasDem Surabaya itu kewenangan DPP NasDem.
"Kalau soal struktur, saat ini penunjukan partai, DPP," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Hari, hingga saat ini belum dikomunikasikan dengan partai lain untuk koalisi karena sampai saat ini NasDem masih fokus pada pembentukan fraksi dan alat kelengkapan di DPRD Kota Surabaya periode 2019-2024.
Sementara itu, Vinsensius Awey memberikan apresiasi kepada DPD NasDem Surabaya yang mendorong dirinya untuk maju di Pilkada Surabaya 2020. Awey menilai dorongan tersebut merupakan bentuk kepercayaan dari NasDem setelah melalui penggodokan dan mekanisme penjaringan yang panjang.
Awey mengaku, jika memang rekomendasi dari partai untuk dirinya keluar, ia siap untuk maju di Pilkada Surabaya 2020. Namun begitu Awey menyadari, proses pencalonan melalui NasDem tidak akan mudah mengingat NasDem hanya mendapatkan tiga kursi hasil Pileg 2019 lalu.
"Dengan hasil itu tentu tidak mudah bagi Nasdem untuk mengusung calonnya sendiri. Mau tidak mau partai harus melakukan komunikasi politik yang intens dengan semua pihak yang sekiranya diyakini bisa membangun kerja sama atau koalisi yang baik dalam pilkada," katanya.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Surokim Abdussalam sebelumnya mengatakan Vinsensius Awey dinilai potensial jadi kuda hitam dalam Pilkada Surabaya 2020.
"Kalau Awey bisa memelihara dukungan modal pilegnya, lalu bisa mengaktivasi sosial dan usaha anak muda Surabaya serta bisa belajar dari kasus Ahok sebagai calon minoritas yang bisa 'go public', maka beliau juga potensial jadi kuda hitam Pilkada Surabaya," katanya.
Menurut dia, memang butuh usaha ekstra keras untuk bisa mewujudkannya. Tetapi jika berani maju itu juga akan memberi warna baru dalam Pilkada Surabaya. Apalagi Awey selama menjadi anggota DPRD Surabaya dikenal cukup kritis dan konstruktif dalam mengawal pembangunan Kota Surabaya.
"Tantangan beliau saya pikir juga masuk ke radar-radar survei sehingga elektabilitasnya bisa dipantau trennya," kata Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019