Sejumlah anggota DPRD Surabaya, Jawa Timur, mengaku sudah memiliki sejumlah aktivitas setelah dinyatakan tidak lolos kembali sebagai wakil rakyat dalam Pemilihan Legislatif 2019.

Anggota Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya dari Partai NasDem, Vinsensius Awey, di Surabaya, Rabu, mengatakan setelah gagal menjadi anggota DPR RI karena kurang suara saat Pemilu 2019, dirinya tetap berkarya di Kota Surabaya.

"Terima kasih kepada warga Kota Surabaya, yang telah memberi saya kesempatan menjadi anggota DPRD Kota Surabaya 2014-2019. Saya tetap akan perjuangkan aspirasi warga, meski tidak lagi menjadi anggota dewan," ujarnya.

Menurut dia, karya pelayanan dan kiprahnya di Kota Surabaya selama lima tahun ini belum cukup dapat kepercayaan kembali dari masyarakat untuk menuju kursi DPR RI untuk periode 2019-2024 ini.

"Selanjutnya mungkin Tuhan punya rencana lain untuk saya setelah tidak lagi jadi anggota DPRD Surabaya, sampai pada akhir pertengahan Agustus 2019 ini," kata legislator yang sering mengkritik Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam setiap kebijakannya ini.

Awey mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan kepada dirinya selama ini. Namun, lanjut dia, apabila dalam lima tahun ini ada pelayanannya kepada masyarakat Kota Surabaya yang dirasakan kurang baik, maka dirinya memohon untuk dimaafkan.

"Kini saatnya saya kembali berpeluk mesra bersama keluarga di rumah yang hampir lima tahun lamanya kurang mendapatkan perhatian dari saya," ujarnya.

Kendati perolehan suaranya tertinggi di partai Nasdem, namun Awey mengakui hal itu tidak cukup mengantarkannya mendapatkan 1 kursi terakhir menuju gedung DPR RI Senayan.

Perolehan suara partai Nasdem Dapil Jatim 1 (Surabaya dan Sidoarjo), kata Awey, kalah selisih suara dengan Caleg Partai Demokrat Lucy Kurniasari sekitar 7.000 suara dalam perebutan kursi terakhir (kursi ke-10). Diketahui Caleg Partai Demokrat mendapat 111.000 suara dan Caleg Partai NasDem mendapat 104.000 suara.

"Kendati di Surabaya kami gagal dapat 1 kursi DPR RI, akan tetapi secara nasional kursi kami bertambah banyak dan bahkan partai Nasdem masuk 5 besar nasional. Jadi bukan seperti isu yang disiarkan selama ini bahwa Nasdem tidak akan lolos menurut data survei," ujarnya.

Selain itu, Awey bersyukur namanya masih diperhitungkan masuk radar masyarakat Surabaya sebagai bakal Calon Wali Kota Surabaya. "Yang utama bagi saya adalah sampai sejauh mana warga Surabaya sungguh sungguh menghendaki saya untuk melayani mereka dan hadir bersama mereka membangun Kota Surabaya menuju kota metropolis yang humanis," katanya.

Artinya, lanjut dia, jika masyarakat Surabaya memanggilnya dan partai-partai menghendaki, maka secara personal dirinya siap baik sebagai cawali maupun sebagai cawawali Surabaya.

Hal sama juga dilakukan Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya dari Partai Amanah Nasional (PAN) M. Arsyad. Ia mengaku telah mempersiapkan sejumlah rencana setelah namanya tidak lagi tercatat sebagai pemenang dalam kontestasi Pileg 2019.

"Latar belakang saya sebetulnya bukan seorang politisi. Saya lebih berkiprah didunia pendidikan menjadi Dosen di STIESIA Surabaya," katanya.

Oleh karena itu, lanjut Arsyad, meski dirinya tidak terpilih lagi sebagai anggota dewan pada periode kedua tidak menjadi masalah. "Saya akan kembali mengajar di kampus sebagai dosen ekonomi. Semuanya sudah ada yang ngatur kalau saya tidak lagi menjadi anggota dewan," katanya.

Arsyad juga menambahkan, dulu awal dirinya berkiprah di dunia politik lantaran dorongan dari jamaah masjid, warga dan para pasien pengobatan alternatif. Karena dorongan dan dukungan dari mereka akhirnya dirinya maju menjadi caleg dari PAN.

"Alhamdulillah saya terpilih di tahun 2014 dan mengadi selama lima tahun hingga 24 Agustus 2019 nanti habis masa bakti saya," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019