Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menaikkan kuota penerima beasiswa Bidikmisi secara signifikan, yakni dari 90 ribu mahasiswa pada 2018 menjadi 130 ribu mahasiswa pada 2019 untuk meningkatkan sumber daya manusia.
"Total mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi hingga tahun ini tercatat sebanyak 496.700 orang atau hampir setengah juta mahasiswa dari masyarakat yang kurang mampu," kata Menristekdikti Mohammad Nasir usai menjadi pembicara dalam kuliah umum bertema "Peningkatan Softskill Mahasiswa Program Bidikmisi dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0" di Gedung Soetardjo Universitas Jember, Jawa Timur, Minggu.
Ia mengatakan peningkatan kuota penerima beasiswa Bidikmisi merupakan komitmen pemerintah untuk mendorong anak Indonesia yang secara ekonomi kurang beruntung agar tetap mendapatkan pendidikan tinggi yang lebih baik, dan pemerintah juga ingin memutuskan mata rantai kemiskinan melalui beasiswa Bidikmisi itu.
"Pendidikan sangat penting untuk mendorong Indonesia mampu bersaing di kelas dunia dan memanfaatkan bonus demografi. Kalau punya penduduk yang kualitas SDM-nya kurang baik maka akan menjadi malapetaka, sehingga kami dorong untuk ditingkatkan SDM-nya agar menjadi luar biasa," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, Kemenristekditi meminta Presiden Joko Widodo menaikkan kuota penerima beasiswa Bidikmisi untuk meningkatkan SDM di Indonesia dengan pertimbangan bonus demografi tersebut dan seiring dengan kebijakan Presiden Jokowi yang meminta anggaran SDM untuk ditingkatkan pada 2020.
"Kenaikan kuota penerima beasiswa Bidikmisi yang cukup signifikan karena Indonesia menghadapi bonus demografi, sehingga harus dimanfaatkan dengan baik. Jangan sampai SDM kita tidak berkualitas, maka akan menjadi malapetaka Indonesia dan harus dihindari betul," ujarnya.
Nasir juga menyampaikan pertimbangan kepada Presiden Jokowi untuk menaikkan kuota penerima Bidikmisi untuk anak miskin, agar tidak terjadi malapetaka besar-besaran karena kemiskinan akan melebar kalau tidak ada program beasiswa tersebut dan anggaran Bidikmisi juga akan dinaikkan pada 2020.
"Hasil dari program beasiswa Bidikmisi, yakni mahasiswa akan semakin pinter dan orang pinter akan mampu menggerakkan ekonomi, kemudian memiliki keahlian yang lebih baik dan orang yang mempunyai pendidikan lebih baik juga lebih mudah menerima perubahan," ujarnya.
Nasir juga optimistis bahwa orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki inovasi yang lebih baik, semakin banyak orang yang pandai, maka tidak akan mudah dibohongi.
Berdasarkan hasil evaluasi, katanya, tingkat keberhasilan program Bidikmisi mencapai 99 persen dan tingkat kegagalannya hanya 1 persen.
Peningkatan jumlah penerima beasiswa Bidikmisi itu juga dirasakan oleh Universitas Jember karena pada tahun 2018 terdapat 1.200-an mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari jalur SNMPTN dan SBMPTN dan tahun ini jumlahnya bertambah menjadi 1.600-an.
"Bahkan Universitas Jember menjadi perguruan tinggi negeri nomor enam yang paling banyak menerima calon mahasiswa baru dengan beasiswa Bidikmisi dari jalur SNMPTN, jumlahnya mencapai 678 orang," kata Rektor Universitas Jember Moh Hasan.
Ia mengatakan, kenaikan jumlah kuota mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di kampus tersebut yang menjadikan Universitas Jember berinisiatif mengundang Menristekdikti bersama Direktur Kemahasiswaan Ditjen Belmawa untuk hadir menyapa dan memberikan semangat bagi para mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Universitas Jember khususnya, serta perguruan tinggi negeri dan swasta di Jember dan sekitarnya.
Video Oleh Zumrotun Solichah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Total mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi hingga tahun ini tercatat sebanyak 496.700 orang atau hampir setengah juta mahasiswa dari masyarakat yang kurang mampu," kata Menristekdikti Mohammad Nasir usai menjadi pembicara dalam kuliah umum bertema "Peningkatan Softskill Mahasiswa Program Bidikmisi dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0" di Gedung Soetardjo Universitas Jember, Jawa Timur, Minggu.
Ia mengatakan peningkatan kuota penerima beasiswa Bidikmisi merupakan komitmen pemerintah untuk mendorong anak Indonesia yang secara ekonomi kurang beruntung agar tetap mendapatkan pendidikan tinggi yang lebih baik, dan pemerintah juga ingin memutuskan mata rantai kemiskinan melalui beasiswa Bidikmisi itu.
"Pendidikan sangat penting untuk mendorong Indonesia mampu bersaing di kelas dunia dan memanfaatkan bonus demografi. Kalau punya penduduk yang kualitas SDM-nya kurang baik maka akan menjadi malapetaka, sehingga kami dorong untuk ditingkatkan SDM-nya agar menjadi luar biasa," tuturnya.
Untuk itu, lanjut dia, Kemenristekditi meminta Presiden Joko Widodo menaikkan kuota penerima beasiswa Bidikmisi untuk meningkatkan SDM di Indonesia dengan pertimbangan bonus demografi tersebut dan seiring dengan kebijakan Presiden Jokowi yang meminta anggaran SDM untuk ditingkatkan pada 2020.
"Kenaikan kuota penerima beasiswa Bidikmisi yang cukup signifikan karena Indonesia menghadapi bonus demografi, sehingga harus dimanfaatkan dengan baik. Jangan sampai SDM kita tidak berkualitas, maka akan menjadi malapetaka Indonesia dan harus dihindari betul," ujarnya.
Nasir juga menyampaikan pertimbangan kepada Presiden Jokowi untuk menaikkan kuota penerima Bidikmisi untuk anak miskin, agar tidak terjadi malapetaka besar-besaran karena kemiskinan akan melebar kalau tidak ada program beasiswa tersebut dan anggaran Bidikmisi juga akan dinaikkan pada 2020.
"Hasil dari program beasiswa Bidikmisi, yakni mahasiswa akan semakin pinter dan orang pinter akan mampu menggerakkan ekonomi, kemudian memiliki keahlian yang lebih baik dan orang yang mempunyai pendidikan lebih baik juga lebih mudah menerima perubahan," ujarnya.
Nasir juga optimistis bahwa orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki inovasi yang lebih baik, semakin banyak orang yang pandai, maka tidak akan mudah dibohongi.
Berdasarkan hasil evaluasi, katanya, tingkat keberhasilan program Bidikmisi mencapai 99 persen dan tingkat kegagalannya hanya 1 persen.
Peningkatan jumlah penerima beasiswa Bidikmisi itu juga dirasakan oleh Universitas Jember karena pada tahun 2018 terdapat 1.200-an mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dari jalur SNMPTN dan SBMPTN dan tahun ini jumlahnya bertambah menjadi 1.600-an.
"Bahkan Universitas Jember menjadi perguruan tinggi negeri nomor enam yang paling banyak menerima calon mahasiswa baru dengan beasiswa Bidikmisi dari jalur SNMPTN, jumlahnya mencapai 678 orang," kata Rektor Universitas Jember Moh Hasan.
Ia mengatakan, kenaikan jumlah kuota mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di kampus tersebut yang menjadikan Universitas Jember berinisiatif mengundang Menristekdikti bersama Direktur Kemahasiswaan Ditjen Belmawa untuk hadir menyapa dan memberikan semangat bagi para mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Universitas Jember khususnya, serta perguruan tinggi negeri dan swasta di Jember dan sekitarnya.
Video Oleh Zumrotun Solichah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019