PT KAI (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun memastikan perjalanan semua kereta api dari dan menuju ke sejumlah stasiun di wilayah kerja setempat tidak terkendala banjir yang melanda Kabupaten Madiun, Ngawi, dan Magetan beberapa hari ini.
Manajer Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun Ixfan Hendri Wintoko di Madiun, Jawa Timur, Sabtu mengatakan hingga saat ini, perjalanan KA di wilayah Daop 7 Madiun berjalan lancar dan terkendali. Tidak terdampak banjir yang menggenangi sejumlah jalan protokoler sejak 6 Maret lalu.
"Sehingga dipastikan bahwa seluruh KA dapat beroperasi seperti biasanya," ujar Ixfan kepada wartawan.
Meski demikian, pihaknya tidak ingin kecolongan. Sebab, banjir memang tidak mempengaruhi perjalanan KA secara langsung, namun berpotensi menyebabkan tubuh ban menjadi labil hingga amblas. Hal itu tentu akhirnya dapat membahayakan perjalnan KA.
Untuk itu, pemantauan jalur kereta api lebih intensif dilakukan oleh petugas terkait. Terlebih hingga masa darurat bencana di wilayah Kabupaten Madiun dan sekitarnya berakhir.
Sementara, data BPBD Kabupaten Madiun menyebutkan, banjir di Kabupaten Madiun secara umum sudah surut. Hingga Sabtu pagi, masih ada beberapa titik lokasi yang terdapat genangan air dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter.
Di antaranya di Desa Glonggong, Desa Kajang, dan Desa Pojok di Kecamatan Balerejo. Diperkirakan hari ini akan surut karena seharian ini hujan tidak turun.
Hingga saat ini Pemkab Madiun juga masih terus melakukan pendataan kerugian dan kerusakan infrastruktur yang terdampak banjir. Data menyebutkan, jumlah kecamatan yang terdampak banjir mencapai 12 kecamatan, 57 desa, 5.707 KK, 497 hektare lahan pertanian, 5.024 permukiman rusak ringan, dan 62 permukiman rusak berat.
Kecamatan yang terdampak tersebut antara lain Kecamatan Madiun, Saradan, Balerejo, Pilangkenceng, Sawahan, Mejayan, Wungu, Wonoasri, Gemarang, Kebonsari, Kare, dan Dagangan.
Pemkab Madiun juga mulai fokus pada penanganan pascabanjir di antaranya penyediaan air bersih, layanan kesehatan, perbaikan infrastruktur yang rusak, dan lainnya. Sedangkan bantuan dari berbagai kalangan terus berdatangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Manajer Humas PT KAI (Persero) Daop 7 Madiun Ixfan Hendri Wintoko di Madiun, Jawa Timur, Sabtu mengatakan hingga saat ini, perjalanan KA di wilayah Daop 7 Madiun berjalan lancar dan terkendali. Tidak terdampak banjir yang menggenangi sejumlah jalan protokoler sejak 6 Maret lalu.
"Sehingga dipastikan bahwa seluruh KA dapat beroperasi seperti biasanya," ujar Ixfan kepada wartawan.
Meski demikian, pihaknya tidak ingin kecolongan. Sebab, banjir memang tidak mempengaruhi perjalanan KA secara langsung, namun berpotensi menyebabkan tubuh ban menjadi labil hingga amblas. Hal itu tentu akhirnya dapat membahayakan perjalnan KA.
Untuk itu, pemantauan jalur kereta api lebih intensif dilakukan oleh petugas terkait. Terlebih hingga masa darurat bencana di wilayah Kabupaten Madiun dan sekitarnya berakhir.
Sementara, data BPBD Kabupaten Madiun menyebutkan, banjir di Kabupaten Madiun secara umum sudah surut. Hingga Sabtu pagi, masih ada beberapa titik lokasi yang terdapat genangan air dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter.
Di antaranya di Desa Glonggong, Desa Kajang, dan Desa Pojok di Kecamatan Balerejo. Diperkirakan hari ini akan surut karena seharian ini hujan tidak turun.
Hingga saat ini Pemkab Madiun juga masih terus melakukan pendataan kerugian dan kerusakan infrastruktur yang terdampak banjir. Data menyebutkan, jumlah kecamatan yang terdampak banjir mencapai 12 kecamatan, 57 desa, 5.707 KK, 497 hektare lahan pertanian, 5.024 permukiman rusak ringan, dan 62 permukiman rusak berat.
Kecamatan yang terdampak tersebut antara lain Kecamatan Madiun, Saradan, Balerejo, Pilangkenceng, Sawahan, Mejayan, Wungu, Wonoasri, Gemarang, Kebonsari, Kare, dan Dagangan.
Pemkab Madiun juga mulai fokus pada penanganan pascabanjir di antaranya penyediaan air bersih, layanan kesehatan, perbaikan infrastruktur yang rusak, dan lainnya. Sedangkan bantuan dari berbagai kalangan terus berdatangan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019