Pertamina EP Cepu (PEPC) bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Institute Development of Society (IDFoS) menggelar pelatihan penyusunan rencana usaha bagi BUMDes Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur.
"Kegiatan ini (pelatihan) berjalan lima bulan dengan melatih anggota BUMDes. Mereka belajar mengolah tanaman kayu putih, hingga menyulingnya menjadi minyak kayu putih," kata Jambaran Tiung Biru (JTB) Site Office and PGA Manager PEPC Kunadi, di Bojonegoro, Jumat.
Menurut dia, pelatihan yang dilaksanakan itu merupakan langkah awal untuk melatih para anggota BUMDes mempersiapkan usaha, agar dalam pelaksanaannya dapat memprediksi untung ruginya.
"Bimbingan kepada anggota BUMDes kami serahkan kepada IDFoS," kata Kunadi.
BUMDesa Ngasem berencana mengembangkan bidang usahanya, antara lain, perikanan, peternakan selain pengolahan daun kayu putih.
Menurut dia, tujuan pelatihan kepada anggota BUMDes untuk merumuskan skema yang jelas dari sebuah usaha yang akan dilaksanakan.
Selain itu juga menuangkan gagasan untuk mengembangkan usaha dan membangun analisa kelayakan untuk menghindari risiko kerugian, memudahkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
Ketua BUMDes Ngasem, Kecamatan Ngasem, Andi Anggono, menyambut usulan dan rekomendasi dari IDFoS, untuk menjadikan BUMDes menjadi lebih baik.
Proyek unititasi pengembangan gas JTB dengan operator PEPC diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017.
Proyek dengan dengan investasi sebesar 1,547miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.
Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kegiatan ini (pelatihan) berjalan lima bulan dengan melatih anggota BUMDes. Mereka belajar mengolah tanaman kayu putih, hingga menyulingnya menjadi minyak kayu putih," kata Jambaran Tiung Biru (JTB) Site Office and PGA Manager PEPC Kunadi, di Bojonegoro, Jumat.
Menurut dia, pelatihan yang dilaksanakan itu merupakan langkah awal untuk melatih para anggota BUMDes mempersiapkan usaha, agar dalam pelaksanaannya dapat memprediksi untung ruginya.
"Bimbingan kepada anggota BUMDes kami serahkan kepada IDFoS," kata Kunadi.
BUMDesa Ngasem berencana mengembangkan bidang usahanya, antara lain, perikanan, peternakan selain pengolahan daun kayu putih.
Menurut dia, tujuan pelatihan kepada anggota BUMDes untuk merumuskan skema yang jelas dari sebuah usaha yang akan dilaksanakan.
Selain itu juga menuangkan gagasan untuk mengembangkan usaha dan membangun analisa kelayakan untuk menghindari risiko kerugian, memudahkan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian.
Ketua BUMDes Ngasem, Kecamatan Ngasem, Andi Anggono, menyambut usulan dan rekomendasi dari IDFoS, untuk menjadikan BUMDes menjadi lebih baik.
Proyek unititasi pengembangan gas JTB dengan operator PEPC diawali dengan peletakkan batu pertama oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan pada 25 September 2017.
Proyek dengan dengan investasi sebesar 1,547miliar dolar Amerika Serikat bisa berjalan setelah ada pengurangan "plant of development" (POD) dari 2,1 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 1,547 miliar dolar Amerika Serikat.
Selain itu juga ada kesepakatan antara PT Pertamina EP dengan PLN sebagai pembeli gas JTB dengan harga 7,6 dolar Amerika Serikat/juta standar kaki kubik per hari (million metric standard cubic feet per day/MMSCFD). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019