Jember (Antaranews Jatim) - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Jember, Jawa Timur melakukan pengasapan atau fogging di kawasan permukiman dan Kantor Bank Indonesia Jember untuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan menerjunkan belasan personel di beberapa lokasi pada Sabtu.
   
 "Kami melakukan fogging atas permintaan warga dan pihak Kantor Bank Indonesia Jember karena ada kekhawatiran berkembangnya jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti. Hari ini kita lakukan fooging di Kantor Bank Indonesia Jember, perumahan karyawan Bank Indonesia di Kecamatan Patrang, dan perkampungan di Jalan Ahmad Yani," kata Wakil Sekretaris PMI Jember HM Fadalah saat ditemui di Kantor Bank Indonesia Jember.
     
Ia mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jember terkait dengan aktivitas fogging yang dilakukan PMI karena melakukan fogging juga harus memenuhi prosedur yang ditentukan, sehingga seluruh petugas PMI dan sukarelawan yang diterjunkan juga diberi pengarahan lebih dulu, sebelum melakukan fogging.
   
 "PMI Jember juga melibatkan mahasiswa di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta yang tergabung dalam KSR PMI di masing-masing unit kegiatan mahasiswa (UKM) kampus, sehingga kegiatan itu menjadi bagian edukasi kepada mereka juga," tuturnya.
     
Kendati demikian, lanjut dia, PMI Jember mengimbau masyarakat juga melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) minimal sepekan sekali untuk memberantas jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti yang berkembang di sejumlah tempat yang tergenang air di lingkungan sekitar.
   
 "Pencegahan itu lebih baik dengan melakukan PSN yakni dengan metode 3M yakni mengubur, menutup, dan menimbun, sehingga tidak ada genangan air yang digunakan jentik-jentik nyamuk penyebar demam berdarah untuk berkembang biak," katanya.
     
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Siti Nurul Qomariyah mengatakan pihaknya terus melakukan sosialisasi lebih mengutamakan pemberantasan sarang nyamuk daripada fogging yang hanya melakukan pengasapan untuk mencegah penyakit demam berdarah.
   
"Sesuai ketentuan, fogging dilakukan setelah ada tiga pasien yang positif DBD, kemudian puskesmas melakukan kunjungan untuk penyelidikan epidemologi atau kajian melihat sejauh mana penularan demam berdarah di wilayah setempat dan angka bebas jentiknya yang rendah, sehingga baru bisa difogging," ujarnya.
   
 Jika fogging dilakukan sembarangan, dikhawatirkan nyamuk akan kebal terhadap obat kimia  tersebut dan pengasapan tersebut juga bisa menjadi racun bagi lingkungan sekitar karena kandungan zat dalam gas fogging juga berbahaya bagi kesehatan manusia kalau terhirup secara berlebihan.
   
 "Saya imbau masyarakat lebih menggiatkan gerakan PSN dan ada yang menjadi juru pemantau jentik di setiap keluarga, sehingga penyebaran nyamuk Aedes Aegypti bisa ditekan di Jember dan kasus DBD bisa menurun," katanya.(*)

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019