Surabaya (Antaranews Jatim) - Komunitas seniman Bengkel Muda Surabaya merayakan hari ulang tahunnya yang ke- 46, dengan menampilkan aksi kebudayaan yang dikemas dalam pertunjukan bertajuk "Kota dan Konstruksi Kesunyian".

"Pertunjukan ini sekaligus merupakan ruwatan kebudayaan. Kami merasa ada yang tertinggal di tengah gemuruhnya pembangunan fisik Kota Surabaya," ujar Sutradara Hare Rumemper, saat dikonfirmasi di sela pertunjukan yang berlangsung di Gedung Kesenian Balai Budaya, Kompleks Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo 15 Surabaya, Sabtu malam.

Pertunjukan "Kota dan Konstruksi Kesunyian" menggabungkan pementasan karya-karya seni dari berbagai seniman Bengkel Muda Surabaya di atas satu panggung dengan durasi sekitar 90 menit.

Di antaranya penari Parmin Ras menampilkan tarian yang menggambarkan sosok ibu yang tekun menghadapi anak-anaknya yang tumbuh dengan bermacam-macam karakter.

Selain itu Dramawan Zainuri mementaskan lakon "Kesunyian yang Bergumam", yang merupakan adaptasi dari naskah teater berjudul "Aduh", karya Putu Wijaya.

Beberapa penyair Bengkel Muda Surabaya juga tampil dalam pementasan ini, di antaranya Saiful Hadjar dan Rusdi Zaki.

"Memang pertunjukan ini adalah gabungan dari berbagai karya seni yang sebenarnya dibuat oleh masing-masing individu seniman Bengkel Muda Surabaya. Maka seperti yang kita saksikan, ada karya sastra, musik, tari dan teater. Kami merangkainya dalam satu tema `Kota dan Konstruksi Kesunyian`," ujar Hare.

Bengkel Muda Surabaya, lanjut dia, di usianya yang kini menginjak 46 tahun, ingin menekankan bahwa estetika berkesenian adalah milik semua orang. Maka, di tengah pesatnya pertumbuhan kota, jangan sampai hak kesenian direbut oleh profesional dari bidang disiplin ilmu lainnya. (*)

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018