Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, mengambil contoh air Bengawan Solo di sejumlah lokasi untuk mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi, Senin.
"Petugas DLH di masing-masing lokasi mengambil contoh air 2,5 liter yang akan dikirim ke laboratorium untuk uji kualitas airnya," kata Kepala DLH Pemkab Bojonegoro Nurul Azizah, di Bojonegoro, Senin.
Di wilayah barat, menurut dia, pengambilan sampel air dilakukan di perairan Bengawan Solo di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, dan di bawah jembatan Malo di Kecamatan Malo.
Di wilayah tengah di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledok Wetan, Kecamatan Kota dan di wilayah barat di Desa di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno.
"Di wilayah barat pemantauan kami warna air Bengawan Solo sudah berubah menjadi coklat," kata dia menjelaskan.
Sebelum itu, DLH menerima laporan dari masyarakat bahwa air sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat di sejumlah lokasi, antara lain, di lokasi Bendung Gerak Bengawan Solo di Desa Kalitidu, di Desa Ledok Kulon, Kecamatan Kota, berwarna hitam dengan bau seperti comberan.
Lebih lanjut ia menjelaskan pengambilan sampel air Bengawan Solo di empat lokasi masing-masing lokasi 2,5 literakan dikirim ke Laboratorium Lingkungan Perum Jasa Tirta I Mojokerto.
Secara teknis untuk mengetahui kualitas air Bengawan Solo dengan melihat 17 parameter yang ada membutuhkan waktu sekitar tiga pekan.
"Kalau hasil pemeriksaan kualitas sebelum ini, untuk kualitas air Bengawan Solo sudah tercemar, karena kemarau debitnya berkurang," ujarnya.
Pemantauan Antara posisi air Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro, dan sekitar mulai meningkat dibandingkan sepekan lalu.
Dari data pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa di daerah hulu, antara lain, Ngawi, dan sekitarnya termasuk di sejumlah kecamatan di Bojonegoro sudah turun hujan.
"Air Bengawan Solo hitam dengan bau mirip comberan, seperti di lokasi bendung Gerak di Kecamatan Kalitidu," kata seorang warga Bojonegoro Abdul Manan.
Bahkan seorang pedagang makanan di Bendung Gerak Bengawan Solo, Ny. Wisnu mengatakan bahwa ikan Bengawan Solo, seperti jambal/patin berbau minyak tanah kalau perolehannya pada saat berbagai aneka ikan Bengawan Solo mabuk.
"Saya pernah melaporkan ikan Bengawan Solo kalau dimakan terasa minyak tanah kepada DLH beberapa tahun lalu. Ikan itu kami peroleh saat ikan Bengawan Solo mabuk," kata Ketua Komunias Pemancing Bengawan Solo di Bojonegoro Winarto menjelaskan.
Sebelum itu, Dari hasil uji kualitas air yang dikeluarkan Laboratorium Lingkungan Perum Jasa Tirta I Mojokerto, tertanggal 3 September 2018, disebutkan kadar "biological oxygen demand"/BOD 4,14 miligram/liter, sedangkan baku mutu yang diperbolehkan 3 miligram/liter.
Perhitungan baku mutu untuk kualitas air kelas II mengacu Peraturan Daerah (Perda) No.02 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Untuk "chemical oxygen demand"/COD 24,50 miligram/liter, sedangkan baku mutu yang diperbolehkan 25 militer/gram, minyak/lemak 1.500 miligram/liter, sedangkan baku mutu yang diperbolehkan 1.000 miligram/liter dan oksigen terlarut (DO) 4,1 miligram/liter, baku mutu yang diperbolehkan 4 miligram/liter.
"Itu hasil baku mutu air di Payaman, Kecamatan Ngraho. Hasil di lokasi lainnya kurang lebih sama baik kadar BOD maupun COD," ucapnya menjelaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Petugas DLH di masing-masing lokasi mengambil contoh air 2,5 liter yang akan dikirim ke laboratorium untuk uji kualitas airnya," kata Kepala DLH Pemkab Bojonegoro Nurul Azizah, di Bojonegoro, Senin.
Di wilayah barat, menurut dia, pengambilan sampel air dilakukan di perairan Bengawan Solo di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, di Desa Padangan, Kecamatan Padangan, dan di bawah jembatan Malo di Kecamatan Malo.
Di wilayah tengah di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledok Wetan, Kecamatan Kota dan di wilayah barat di Desa di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno.
"Di wilayah barat pemantauan kami warna air Bengawan Solo sudah berubah menjadi coklat," kata dia menjelaskan.
Sebelum itu, DLH menerima laporan dari masyarakat bahwa air sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat di sejumlah lokasi, antara lain, di lokasi Bendung Gerak Bengawan Solo di Desa Kalitidu, di Desa Ledok Kulon, Kecamatan Kota, berwarna hitam dengan bau seperti comberan.
Lebih lanjut ia menjelaskan pengambilan sampel air Bengawan Solo di empat lokasi masing-masing lokasi 2,5 literakan dikirim ke Laboratorium Lingkungan Perum Jasa Tirta I Mojokerto.
Secara teknis untuk mengetahui kualitas air Bengawan Solo dengan melihat 17 parameter yang ada membutuhkan waktu sekitar tiga pekan.
"Kalau hasil pemeriksaan kualitas sebelum ini, untuk kualitas air Bengawan Solo sudah tercemar, karena kemarau debitnya berkurang," ujarnya.
Pemantauan Antara posisi air Bengawan Solo di daerah hilir Bojonegoro, dan sekitar mulai meningkat dibandingkan sepekan lalu.
Dari data pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bahwa di daerah hulu, antara lain, Ngawi, dan sekitarnya termasuk di sejumlah kecamatan di Bojonegoro sudah turun hujan.
"Air Bengawan Solo hitam dengan bau mirip comberan, seperti di lokasi bendung Gerak di Kecamatan Kalitidu," kata seorang warga Bojonegoro Abdul Manan.
Bahkan seorang pedagang makanan di Bendung Gerak Bengawan Solo, Ny. Wisnu mengatakan bahwa ikan Bengawan Solo, seperti jambal/patin berbau minyak tanah kalau perolehannya pada saat berbagai aneka ikan Bengawan Solo mabuk.
"Saya pernah melaporkan ikan Bengawan Solo kalau dimakan terasa minyak tanah kepada DLH beberapa tahun lalu. Ikan itu kami peroleh saat ikan Bengawan Solo mabuk," kata Ketua Komunias Pemancing Bengawan Solo di Bojonegoro Winarto menjelaskan.
Sebelum itu, Dari hasil uji kualitas air yang dikeluarkan Laboratorium Lingkungan Perum Jasa Tirta I Mojokerto, tertanggal 3 September 2018, disebutkan kadar "biological oxygen demand"/BOD 4,14 miligram/liter, sedangkan baku mutu yang diperbolehkan 3 miligram/liter.
Perhitungan baku mutu untuk kualitas air kelas II mengacu Peraturan Daerah (Perda) No.02 tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Untuk "chemical oxygen demand"/COD 24,50 miligram/liter, sedangkan baku mutu yang diperbolehkan 25 militer/gram, minyak/lemak 1.500 miligram/liter, sedangkan baku mutu yang diperbolehkan 1.000 miligram/liter dan oksigen terlarut (DO) 4,1 miligram/liter, baku mutu yang diperbolehkan 4 miligram/liter.
"Itu hasil baku mutu air di Payaman, Kecamatan Ngraho. Hasil di lokasi lainnya kurang lebih sama baik kadar BOD maupun COD," ucapnya menjelaskan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018