Kediri (Antaranews Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menginginkan budaya "liwetan" ala santri tetap dilestarikan, sebab dengan budaya ini akan tercipta saling berbagi maupun saling menghargai satu sama lainnya.
"Kami tentunya mendukung kegiatan ini. Selain masih dalam rangkaian hari santri, kegiatan itu tentunya memberikan dampak yang cukup positif," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri, Nur Muhyar di Kediri, Kamis.
Ia menambahkan, acara "liwetan" ini merupakan budaya santri. PCNU Kota Kediri berinisiatif mengadakan acara ini, sebab mempunyai nilai sejarah yang banyak menjadi pelajaran. Pemkot juga mendukung sepenuhnya, sebagai maksud bisa menjadi daya tarik baru di kota ini.
Pemkot, kata Nur, akan terus mendorong, memfasilitasi berbagai macam kegiatan yang bisa diselaraskan dengan program pemerintah Kota Kediri.
"Alhamdulilah kegiatan ini dari tahun ke tahun antusias warga dan satri semakin luar biasa. Ke depan kami juga berharap semakin meriah," ujar Nur.
Sementara itu, Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil mengatakan, PCNU Kota Kediri memang mengadakan berbagai macam kegiatan memperingati Hari Santri 2018, seperti liwetan ala santri ini.
"Liwetan ini juga bahasa yang dikenal di pondok pesantren, terkandung maksud santri dididik di pondok untuk belajar mandiri. Meliwet itu butuh waktu dan kesabaran untuk menunggu masakan matang, jadi mengajarkan mandiri dan kesabaran," kata Gus Ab, sapaan akrab KH Abu Bakar Abdul Jalil tersebut.
Kegiatan liwetan itu digelar di PCNU Kota Kediri, dengan mengundang para santri, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pejabat, maupun sejumlah tamu undangan lainnya, Rabu (7/11) malam. Untuk liwetan, nasi ditaruh di atas nampan besar lengkap dengan lauknya. Seluruh peserta yang hadir juga ikut makan bersama.
Sebelumnya, sejumlah kegiatan memperingati Hari Santri 2018 digelar, yakni sepak bola api, kompetisi futsal, seminar tentang strategi dan sikap cerdas bermedia sosial, pembacaan selawat nariyah, apel hari santri, pagelaran seni Islami, jalan sehat sarungan, dan maupun parade beduk dan pawai taaruf yang memanfaatkan mobil hiasa berkeliling Kota Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Kami tentunya mendukung kegiatan ini. Selain masih dalam rangkaian hari santri, kegiatan itu tentunya memberikan dampak yang cukup positif," kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kota Kediri, Nur Muhyar di Kediri, Kamis.
Ia menambahkan, acara "liwetan" ini merupakan budaya santri. PCNU Kota Kediri berinisiatif mengadakan acara ini, sebab mempunyai nilai sejarah yang banyak menjadi pelajaran. Pemkot juga mendukung sepenuhnya, sebagai maksud bisa menjadi daya tarik baru di kota ini.
Pemkot, kata Nur, akan terus mendorong, memfasilitasi berbagai macam kegiatan yang bisa diselaraskan dengan program pemerintah Kota Kediri.
"Alhamdulilah kegiatan ini dari tahun ke tahun antusias warga dan satri semakin luar biasa. Ke depan kami juga berharap semakin meriah," ujar Nur.
Sementara itu, Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar Abdul Jalil mengatakan, PCNU Kota Kediri memang mengadakan berbagai macam kegiatan memperingati Hari Santri 2018, seperti liwetan ala santri ini.
"Liwetan ini juga bahasa yang dikenal di pondok pesantren, terkandung maksud santri dididik di pondok untuk belajar mandiri. Meliwet itu butuh waktu dan kesabaran untuk menunggu masakan matang, jadi mengajarkan mandiri dan kesabaran," kata Gus Ab, sapaan akrab KH Abu Bakar Abdul Jalil tersebut.
Kegiatan liwetan itu digelar di PCNU Kota Kediri, dengan mengundang para santri, tokoh agama, tokoh masyarakat, para pejabat, maupun sejumlah tamu undangan lainnya, Rabu (7/11) malam. Untuk liwetan, nasi ditaruh di atas nampan besar lengkap dengan lauknya. Seluruh peserta yang hadir juga ikut makan bersama.
Sebelumnya, sejumlah kegiatan memperingati Hari Santri 2018 digelar, yakni sepak bola api, kompetisi futsal, seminar tentang strategi dan sikap cerdas bermedia sosial, pembacaan selawat nariyah, apel hari santri, pagelaran seni Islami, jalan sehat sarungan, dan maupun parade beduk dan pawai taaruf yang memanfaatkan mobil hiasa berkeliling Kota Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018