Surabaya (Antaranews Jatim) - Setelah dilakukan upaya pencarian selama beberapa hari terakhir terhadap kotak hitam yang merekam data mengenai kecelakaan sebuah pesawat, tim penyelam akhirnya menemukan bagian dari alat tersebut, yakni flight data recorder (FDR).
Siaran pers Korps Marinir yang diterima Antara di Surabaya, Kamis, menyebutkan, sosok prajurit penyelam itu adalah Sertu Marinir Hendra Syahputra yang sehari-hari bertugas di Batalyon Intai Amfibi (Taifib) 1 Marinir.
Prajurit kelahiran Dumai, 10 Juni 1985, yang merupakan putera dari pasangan Chaidirman dan Syafnizar dalam tugasnya sebagai bagian dari tim SAR menemukan FDR Pesawat Lion Air JT 610 dalam upaya pencarian di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis pagi.
Pesawat Lion Air JT 610 yang terbang dengan rute Jakarta-Tanjung Pinang, jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin, 29 Oktober 2018.
Hendra mengatakan, penyelam dari Batalion Intai Amfibi (YonTaifib) awalnya melakukan pencarian black box dan badan pesawat Lion Air. Penyelaman yang juga dilakukan bersama petugas KNKT itu mengalami kendala.
"Begitu kami turun arus sangat kencang. Kemudian dengan keterbatasan, kami menggunakan tali agar tidak terbawa arus karena tali tersebut agak menghambat pergerakan kami," katanya, sebagaima siaran pers Korps Marinir.
Dia menjelaskan, di area yang memancarkan sinyal black box, hanya didapati sedikit serpihan pesawat yang membuat Hendra dan penyelam lain ragu. Namun, sinyal itu terus diikuti hingga mengarah pada endapan lumpur.
"Kami sempat putus asa karena arus sangat kencang, tetapi kami percaya dan yakin dengan tekad serta hati yang ikhlas selalu mengikuti alat yang kami bawa, kami kecilkan areanya lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lumpur tersebut dan mendapatkan FDR black box pesawat Lion JT 610," ujarnya. (*)
Baca juga: Kotak Hitam Lion Air JT 610 Ditemukan
Baca juga: Basarnas to Hand Over JT 610 Black Box to KNKT
Baca juga: Penyelam Hadapi Kencangnya Arus Bawah Laut Karawang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Siaran pers Korps Marinir yang diterima Antara di Surabaya, Kamis, menyebutkan, sosok prajurit penyelam itu adalah Sertu Marinir Hendra Syahputra yang sehari-hari bertugas di Batalyon Intai Amfibi (Taifib) 1 Marinir.
Prajurit kelahiran Dumai, 10 Juni 1985, yang merupakan putera dari pasangan Chaidirman dan Syafnizar dalam tugasnya sebagai bagian dari tim SAR menemukan FDR Pesawat Lion Air JT 610 dalam upaya pencarian di Perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Kamis pagi.
Pesawat Lion Air JT 610 yang terbang dengan rute Jakarta-Tanjung Pinang, jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin, 29 Oktober 2018.
Hendra mengatakan, penyelam dari Batalion Intai Amfibi (YonTaifib) awalnya melakukan pencarian black box dan badan pesawat Lion Air. Penyelaman yang juga dilakukan bersama petugas KNKT itu mengalami kendala.
"Begitu kami turun arus sangat kencang. Kemudian dengan keterbatasan, kami menggunakan tali agar tidak terbawa arus karena tali tersebut agak menghambat pergerakan kami," katanya, sebagaima siaran pers Korps Marinir.
Dia menjelaskan, di area yang memancarkan sinyal black box, hanya didapati sedikit serpihan pesawat yang membuat Hendra dan penyelam lain ragu. Namun, sinyal itu terus diikuti hingga mengarah pada endapan lumpur.
"Kami sempat putus asa karena arus sangat kencang, tetapi kami percaya dan yakin dengan tekad serta hati yang ikhlas selalu mengikuti alat yang kami bawa, kami kecilkan areanya lalu pada tempat yang alatnya menimbulkan bunyi sensitif kami gali lumpur tersebut dan mendapatkan FDR black box pesawat Lion JT 610," ujarnya. (*)
Baca juga: Kotak Hitam Lion Air JT 610 Ditemukan
Baca juga: Basarnas to Hand Over JT 610 Black Box to KNKT
Baca juga: Penyelam Hadapi Kencangnya Arus Bawah Laut Karawang
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018