Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Dinas Pertanian Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis alokasi pupuk bersubsidi yang masih tersisa 14.058 ton mencukupi untuk musim tanam Oktober, Nopember dan Desember, karena awal musim hujan mundur dari akhir Oktober menjadi pertengahan Nopember.
"Alokasi pupuk bersubsidi masih aman, sebab musim tanam mundur, disebabkan awal musim hujan mundur," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari di Bojonegoro, Jumat.
Dengan mundurnya musim hujan, menurut dia, para petani di daerahnya baru akan mengawali mengolah tanah pertengahan Oktober.
"Para petani membutuhkan pupuk pertengahan Nopember pada saat mulai menanam padi," ucapnya.
Namun, kata dia, kalau saja masuknya awal musim hujan akhir Oktober, maka alokasi pupuk bersubsidi yang masih tersisa 14.058 ton akan kurang.
"Tapi sebenarnya kalau terjadi kekurangan pupuk bersubsidi pada musim tanam tahun ini masih bisa mengajukan tambahan pupuk alokasi untuk 2019," kata dia menjelaskan.
Sebelum ini pada 31 September, kata dia, dari perhitungan yang dilakukan bahwa alokasi pupuk bersubsidi masih tersisa dengan jumlah total 84.723 ton dari alokasi setahun 185.007 ton.
Ketika itu pupuk yang masih tersisa untuk Urea 25.221 ton, ZA 9.721 ton, SP 36 4.467 ton, NPK Phonska 11.601 ton dan Petroganik 23.713 ton.
Karena ada peningkatan kebutuhan pupuk bersubsidi selama Oktober, maka alokasi pupuk yang tersisa hanya tinggal 14.058 ton.
"Kalau saja musim hujan tidak mundur ya kebutuhan pupuk bersubsidi saat ini jelas masih kurang. Tapi, karena musim hujan mundur maka belum ada kekurangan pupuk di Bojonegoro," kata dia menegaskan.
Data di dinas pertanian menyebutkan sesuai rencana pada musim hujan tahun ini luas areal tanaman padi 80.662 hektare, jagung 30.219 ton dan kedelai 836 hektare.
Manajer Humas PT Petrokimia Gresik Muhammad Ihwan, sebelumnya, menjelaskan kebutuhan pupuk bersubsidi pada musim tanam Oktober, Nopember dan Desember di Jawa Timur, masih dalam perhitungan.
"Kalau saja di suatu daerah kebutuhan pupuk bersubsidi kurang dari alokasi yang masih tersisa bisa diambilkan pupuk bersubsidi daerah lain yang masih berlebih," katanya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Alokasi pupuk bersubsidi masih aman, sebab musim tanam mundur, disebabkan awal musim hujan mundur," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro Akhmad Djupari di Bojonegoro, Jumat.
Dengan mundurnya musim hujan, menurut dia, para petani di daerahnya baru akan mengawali mengolah tanah pertengahan Oktober.
"Para petani membutuhkan pupuk pertengahan Nopember pada saat mulai menanam padi," ucapnya.
Namun, kata dia, kalau saja masuknya awal musim hujan akhir Oktober, maka alokasi pupuk bersubsidi yang masih tersisa 14.058 ton akan kurang.
"Tapi sebenarnya kalau terjadi kekurangan pupuk bersubsidi pada musim tanam tahun ini masih bisa mengajukan tambahan pupuk alokasi untuk 2019," kata dia menjelaskan.
Sebelum ini pada 31 September, kata dia, dari perhitungan yang dilakukan bahwa alokasi pupuk bersubsidi masih tersisa dengan jumlah total 84.723 ton dari alokasi setahun 185.007 ton.
Ketika itu pupuk yang masih tersisa untuk Urea 25.221 ton, ZA 9.721 ton, SP 36 4.467 ton, NPK Phonska 11.601 ton dan Petroganik 23.713 ton.
Karena ada peningkatan kebutuhan pupuk bersubsidi selama Oktober, maka alokasi pupuk yang tersisa hanya tinggal 14.058 ton.
"Kalau saja musim hujan tidak mundur ya kebutuhan pupuk bersubsidi saat ini jelas masih kurang. Tapi, karena musim hujan mundur maka belum ada kekurangan pupuk di Bojonegoro," kata dia menegaskan.
Data di dinas pertanian menyebutkan sesuai rencana pada musim hujan tahun ini luas areal tanaman padi 80.662 hektare, jagung 30.219 ton dan kedelai 836 hektare.
Manajer Humas PT Petrokimia Gresik Muhammad Ihwan, sebelumnya, menjelaskan kebutuhan pupuk bersubsidi pada musim tanam Oktober, Nopember dan Desember di Jawa Timur, masih dalam perhitungan.
"Kalau saja di suatu daerah kebutuhan pupuk bersubsidi kurang dari alokasi yang masih tersisa bisa diambilkan pupuk bersubsidi daerah lain yang masih berlebih," katanya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018