Kediri (Antaranews Jatim) - Pertumbuhan industri kecil menengah di Kota Kediri, Jawa Timur, yang semakin signifikan menunjukkan bahwa perekonomian di wilayah ini menjadi lebih berkembang, kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Yetty Sisworini.

"Perekonomian di Kota Kediri saat ini memang berkembang, ini dilihat dari banyak dan tumbuhnya IKM baru, banyaknya para pelaku usaha baru yang ingin mengembangkan usahanya di Kota Kediri" kata Yetty Sisworini di Kediri, Jumat.

Selain semakin tumbuhnya IKM baru, lanjut Yetty, warga yang berdatangan di Kota Kediri juga semakin banyak.

Kondisi ini secara tidak langsung menunjukkan bahwa perekonomian di Kota Kediri menjadi lebih tertata dengan tingkat kunjungan yang banyak.

Yetty juga mengatakan kenaikan nilai dolar AS terhadap rupiah juga tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi di Kota Kediri, walaupun di Kediri terdapat pasar grosir yang memasok berbagai bahan pokok hingga seluruh nusantara, termasuk untuk kebutuhan ekspor.

"Jika terkait dengan pasar grosir, pengaruhnya tidak signifikan dengan kenaikan dolar AS. Kami yakin pada 2019 perekonomian akan terus merangkak naik, tetapi teman-teman pedagang juga harus mengembangkan roda usahanya, tidak boleh stagnan," kata dia.

Di Kota Kediri, program pengendalian inflasi juga relatif bagus, sehingga mendapat penghargaan TPID Terbaik se-Jawa Bali pada 2017. Sementara pada Mei dan Agustus 2018, Kota Kediri mengalami deflasi sebesar 0,17 persen dan 0,10 persen.

Bahkan, jumlah dunia usaha juga semakin banyak. Hingga kini, tercatat 583 badan usaha dan 14.030 orang tenaga kerja di Kota Kediri.

Jumlah penduduk di kota ini lebih kurang 284.003 orang, dengan angkatan kerja perempuan 57.406 dan partisipasi angkatan kerja 52,34 persen.

Pemerintah juga berupaya mendorong agar IKM di kota ini semakin maju. Beragam acara juga dibuat agar IKM dan UMKM lebih mempunyai peluang untuk dikenal, misalnya dengan acara "Car Free Night, Food Fest, Bazarku Bazarmu serta Mahakarya Kediri".

Selain itu, Pemkot Kediri juga berupaya lebih menyederhanakan perizinan, dari semula 153 menjadi 56, serta mempermudah layanan perizinan yang bisa dilakukan secara dalam jaringan. Bahkan, proses pengiriman juga bisa lewat kantor pos, sehingga pihak yang mengajukan perizinan semakin dimudahkan.

Yetty juga mengungkapkan, dengan beragam program tersebut, investasi yang masuk di Kota Kediri juga semakin banyak. Bahkan, akumulasi investasi pada 2018 telah melampaui target yang ditetapkan.

Dalam RPJMB Kota Kediri 2014-2019, akumulasi investasi ditetapkan sebesar Rp4,4 triliun dan hingga September 2018 ini sudah terealisasi lebih dari Rp4,6 triliun. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018