Pamekasan (Antaranews Jatim) - Akademisi dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Dr Mahfudh mendorong pemkab di empat kabupaten di Pulau Madura, agar melakukan strategi diversifikasi usaha dan produk dalam konteks pengembangan perikanan ke depan.
"Ada tiga strategi yang bisa dilakukan pemerintah dalam upaya strategi diversifikasi usaha dan diversifikasi produk dalam konteks pembangunan perikanan ini," katanya, dalam acara diskusi rutin mingguan yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pamekasan di Pamekasan, Senin.
Pertama, mengembangkan nafkah ganda agar nelayan tidak tergantung pada kegiatan penangkapan ikan.
Menurut dia, hal itu bisa dilakukan dalam usaha perikanan dan nonperikanan. Kegiatan perikanan meliputi, usaha budidaya perikanan, pengolahan ikan.
"Kedua, mendorong kegiatan kearah laut lepas," katanya.
Untuk kegiatan itu, sambung akademisi asal Pademawu, Pamekasan, Madura itu dibutuhkan keterampilan manajemen usaha, organisasi produksi, pembekalan, ketahanan fisik, pemahaman perilaku ikan, pengoperasian kapal dan alat tangkap.
Strategi ketiga, yang bisa dilakukan menurut dia, adalah dengan mengembangkan diversifikasi alat tangkap untuk mengantisipasi variasi musim, sehingga nelayan bisa menangkap sepanjang musim kecuali musim barat.
"Dengan strategi ini, kita bisa turunkan menjadi program-program terapan, semisal program introduksi teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan," katanya, menjelaskan.
Potensi pesisir dan laut di Kabupaten Pamekasan menurut Dr Mahfudh yang juga bisa dikembangkan adalah dengan mengkaji keunggulan komparatif potensi pengembangan wilayah pesisir dan lautan dari 3 kelompok, yakni sumber daya dapat pulih (renewable resources), sumber daya tidak dapat pulih (non-renewable resources) dan jasa-jasa lingkungan (environmental services).
"Potensi keunggulan komparatif ini, seharusnya yg dikembangkan menjadi keunggulan kompetitif," ujar Mahfudh.
Ia selanjutnya mencontohkan, bahwa Pamekasan seperti daerah-daerah pesisir lainnya, yakni memiliki ekosistem mangrove.
"Ekosistem ini terdistribusi di pesisir selatan Kecamatan Larangan, Kecamatan Galis, Kecamatan Pademawu dan Kecamatan Tlanakan," katanya.
Secara komparatif, sambung Mahfudh, mangrove di Pamekasan terluas di Pulau Madura. Hanya saja, potensi tersebut belum dipetakan dengan baik untuk pengembangan wisata (ecotourism) maupun untuk konservasi lingkungan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Ada tiga strategi yang bisa dilakukan pemerintah dalam upaya strategi diversifikasi usaha dan diversifikasi produk dalam konteks pembangunan perikanan ini," katanya, dalam acara diskusi rutin mingguan yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pamekasan di Pamekasan, Senin.
Pertama, mengembangkan nafkah ganda agar nelayan tidak tergantung pada kegiatan penangkapan ikan.
Menurut dia, hal itu bisa dilakukan dalam usaha perikanan dan nonperikanan. Kegiatan perikanan meliputi, usaha budidaya perikanan, pengolahan ikan.
"Kedua, mendorong kegiatan kearah laut lepas," katanya.
Untuk kegiatan itu, sambung akademisi asal Pademawu, Pamekasan, Madura itu dibutuhkan keterampilan manajemen usaha, organisasi produksi, pembekalan, ketahanan fisik, pemahaman perilaku ikan, pengoperasian kapal dan alat tangkap.
Strategi ketiga, yang bisa dilakukan menurut dia, adalah dengan mengembangkan diversifikasi alat tangkap untuk mengantisipasi variasi musim, sehingga nelayan bisa menangkap sepanjang musim kecuali musim barat.
"Dengan strategi ini, kita bisa turunkan menjadi program-program terapan, semisal program introduksi teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan," katanya, menjelaskan.
Potensi pesisir dan laut di Kabupaten Pamekasan menurut Dr Mahfudh yang juga bisa dikembangkan adalah dengan mengkaji keunggulan komparatif potensi pengembangan wilayah pesisir dan lautan dari 3 kelompok, yakni sumber daya dapat pulih (renewable resources), sumber daya tidak dapat pulih (non-renewable resources) dan jasa-jasa lingkungan (environmental services).
"Potensi keunggulan komparatif ini, seharusnya yg dikembangkan menjadi keunggulan kompetitif," ujar Mahfudh.
Ia selanjutnya mencontohkan, bahwa Pamekasan seperti daerah-daerah pesisir lainnya, yakni memiliki ekosistem mangrove.
"Ekosistem ini terdistribusi di pesisir selatan Kecamatan Larangan, Kecamatan Galis, Kecamatan Pademawu dan Kecamatan Tlanakan," katanya.
Secara komparatif, sambung Mahfudh, mangrove di Pamekasan terluas di Pulau Madura. Hanya saja, potensi tersebut belum dipetakan dengan baik untuk pengembangan wisata (ecotourism) maupun untuk konservasi lingkungan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018