Ngawi (Antaranews Jatim) - Ketinggian air di Waduk Sangiran yang terdapat di Desa Sumber Bening, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur menurun drastis selama musim kemarau tahun 2018 berlangsung.

"Penyusutan ketinggian air di Waduk Sangiran saat ini diperkirakan telah mencapai 50 persen lebih," ujar Kasi Bidang Operasi Pemeliharaan dan Bina Manfaat, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Ngawi, Rachmat Fitriyanto, kepada wartawan, Kamis.

Adapun, penurunan ketinggian air dan pendangkalan tersebut selalu terjadi di waduk ketika musim kemarau berlangsung.

Menurut dia, karena telah menurun drastis, maka waduk tersebut tidak dapat lagi digunakan untuk mengairi sawah seluas 1.535 hektare yang ada di Kecamatan Bringin dan Karangjati.

Akibatnya, sejumlah lahan pertanian yang nekad ditanami padi oleh petani di wilayah Bringin dan Karangjati mengalami gagal panen.

Hingga kini pihak Pemkab Ngawi masih melakukan pendataan tentang jumlah luasan sawah yang mengalami gagal panen di kawasan setempat.

Sementara, kondisi waduk yang terus menyusut dimanfaatkan warga sekitar untuk menggembala ternak kambing ataupun mencari ikan di air yang tersisa.

Warga berharap, musim kemarau segera berakhir sehingga kondisi air waduk kembali normal. Sebab, selain berimbas pada berhentinya pengairan, surutnya air Waduk Sangiran juga berdampak pada warga desa sekitar yang kesulitan mendapatkan air.

Seperti warga di Dusun Bowan Timur, Desa Sumber Bening, Kecamatan Bringin. Untuk mendapatkan air, mereka harus masuk ke areal hutan milik KPH Saradan sejauh 2 kilometer dari rumah.

Hal itu tepaksa dilakukan karena sejak empat bulan terakhir sumur warga mengering dan air Waduk Sangiran terus menyusut. (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018