Surabaya (Antaranews Jatim) - Legislator menyoroti kebijakan Pemerintah Kota Surabaya, Jatim yang merelokasi angkutan kota di Terminal Joyoboyo ke terminal sementara di Jalan Gunungsari untuk pembangunan terminal intermoda yang dinilai merugikan para sopir setempat.
Sekretaris Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya Camelia Habibah, di Surabaya, Selasa, mengatakan pada saat melakukan sidak ke Terminal Joyoboyo pada Senin (1/10), para sopir angkutan kota (angkot) mengeluhkan kondisi terminal sementara di Jalan Gunungsari membuat mereka kesulitan mendapatkan penumpang.
"Kami prihatin dengan para sopir angkot ini. Kondisi terminal sementara itu jelas membuat tidak nyaman baik untuk para sopir maupun penumpang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Sekretaris Komisi C Bidang Pembangunan DPRD Surabaya Camelia Habibah, di Surabaya, Selasa, mengatakan pada saat melakukan sidak ke Terminal Joyoboyo pada Senin (1/10), para sopir angkutan kota (angkot) mengeluhkan kondisi terminal sementara di Jalan Gunungsari membuat mereka kesulitan mendapatkan penumpang.
"Kami prihatin dengan para sopir angkot ini. Kondisi terminal sementara itu jelas membuat tidak nyaman baik untuk para sopir maupun penumpang," katanya.
Menurut dia, Pemkot Surabaya harus memberikan solusi, paling tidak harus ada petugas dinas perhubungan yang membantu mengurai kemacetan dan mengarahkan penumpang di Jalan Gunungsari.
Rekayasa lalu lintas arah ke Gunungsari, kata Habibah, bisa memfungsikan jalan di samping KBS menjadi dua arah. Dengan begitu menurutnya bisa lebih nyaman dan tidak membahayakan penumpang.
Ia juga mengusulkan agar kendepan ada tambahan petugas yang menjaga di sekitar terminal sementara Joyoboyo ini. Tidak hanya itu ia juga mengkritisi fasilitas terminal sementara yang terkesan seadanya dan dipaksakan.
"Kanopi untuk peneduh itu aja tidak sampai 1 meter. Kalau musim panas ini saja bisa berteduh di sana sudah susah, apalagi nanti kalau musim hujan," ujarnya.
Ia mengaku akan menanggapi serius keluhan dari para sopir angkot di Terminal Joyoboyo selama pembangunan terminal intermoda. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan menggelar rapat dengar pendapat untuk memangil pihak-pihak terkait di Pemkot Surabaya terkait relokasi tersebut.
Salah seorang sopir angkot jurusan Wiyung di Terminal Joyoboyo, Suwignyo mengatakan sejak ada relokasi terminal sementara sistem pengambilan penumpang jadi semakin tidak teratur.
Menurut dia, jumlah angkot satu jurusan saja sampai 50 unit, sedangkan saat ini di tempat penampungan terminal sementara itu untuk satu jurusan hanya diberi maksimal empat unit yang bisa antre mengisi penumpang.
Sisa angkot lainnya parkir di sekitar Jalan Gunungsari sehingga menyebabkan kemecetan lalu lintas di kawasan tersebut. Beberapa angkot yang tidak kebagian tempat antrean mengisi penumpang masuk lagi di terminal mengisi ruang kosong yang belum dilakukan pembangunan fisik terminal intermoda Joyoboyo.
"Dampaknya penumpanag kami berkurang banyak," ujarnya. (ADV)
Rekayasa lalu lintas arah ke Gunungsari, kata Habibah, bisa memfungsikan jalan di samping KBS menjadi dua arah. Dengan begitu menurutnya bisa lebih nyaman dan tidak membahayakan penumpang.
Ia juga mengusulkan agar kendepan ada tambahan petugas yang menjaga di sekitar terminal sementara Joyoboyo ini. Tidak hanya itu ia juga mengkritisi fasilitas terminal sementara yang terkesan seadanya dan dipaksakan.
"Kanopi untuk peneduh itu aja tidak sampai 1 meter. Kalau musim panas ini saja bisa berteduh di sana sudah susah, apalagi nanti kalau musim hujan," ujarnya.
Ia mengaku akan menanggapi serius keluhan dari para sopir angkot di Terminal Joyoboyo selama pembangunan terminal intermoda. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan menggelar rapat dengar pendapat untuk memangil pihak-pihak terkait di Pemkot Surabaya terkait relokasi tersebut.
Salah seorang sopir angkot jurusan Wiyung di Terminal Joyoboyo, Suwignyo mengatakan sejak ada relokasi terminal sementara sistem pengambilan penumpang jadi semakin tidak teratur.
Menurut dia, jumlah angkot satu jurusan saja sampai 50 unit, sedangkan saat ini di tempat penampungan terminal sementara itu untuk satu jurusan hanya diberi maksimal empat unit yang bisa antre mengisi penumpang.
Sisa angkot lainnya parkir di sekitar Jalan Gunungsari sehingga menyebabkan kemecetan lalu lintas di kawasan tersebut. Beberapa angkot yang tidak kebagian tempat antrean mengisi penumpang masuk lagi di terminal mengisi ruang kosong yang belum dilakukan pembangunan fisik terminal intermoda Joyoboyo.
"Dampaknya penumpanag kami berkurang banyak," ujarnya. (ADV)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018