Surabaya (Antaranews Jatim) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya memperkirakan kebutuhan hewan kurban di Ibu Kota Provinsi Jawa Timur mencapai 2.000 ekor sapi dan 4.000 ekor kamping pada Hari Raya Idul Adha tahun ini.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Joestamadji, di Surabaya, Senin, mengatakan untuk mencukupi kebutuhan hewan kurban, sapi dan kambing dipasok di antaranya dari Kabupaten Bojonegoro, Lumajang, Trenggalek, dan Pulau Madura.
"Hewan kurban rata-rata berasal dari daerah di Jatim. Ini dikarenakan hewan kurban dari sana masih aman dari serangan penyakit kuku atau antrhax," katanya.
Meski begitu, lanjut dia, pihaknya tidak boleh lengah dengan terus melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban pada H-14 Hari Raya Idul Adha.
Untuk itu, kata dia, pihakanya akan menerjunkan dokter hewan dari dinas ketahanan pangan juga melibatkan Persatuan Dokter Hewan Indonesa, Fakultas Kedokteran Hewan Unair dan Universitas Wijaya Kusuma.
Menurut dia, pemeriksaan hewan kurban dilakukan langsung di lokasi tempat pedagang menjual barang dagangannya. Namun begitu tidak semua didatangi, hanya pedagang hewan kurban berskala besar.
"Pedagang dengan jumlah sapi dan kambing yang jumlahnya banyak yang kami datangi untuk pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, dalam pengawasan hewan kurban, petugas belum menemukan penyakit yang membahayakan. Adapun sebagian besar penyakit yang ditemukan saat pemeriksaan hewan kurban seperti diare, dan cacat berupa tanduk yang patah, kaki keseleo dan lainya.
Terkait apakah ada rencana pihaknya untuk menggelar bursa hewan kurban? Djoestamadji mengatakan tidak ada. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mempersilahkan pedagang hewan untuk berjualan dimana saja selama tidak mengganggu kepentingan umum dan memperhatikan lingkungan sekitar.
Diketahui pedagang hewan kurban sudah mulai marak menggelar barang dagangannya dengan menempati areal kosong di sejumlah wilayah di Surabaya seperti terlihat di Rungkut, Sukolilo, Sememi dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Joestamadji, di Surabaya, Senin, mengatakan untuk mencukupi kebutuhan hewan kurban, sapi dan kambing dipasok di antaranya dari Kabupaten Bojonegoro, Lumajang, Trenggalek, dan Pulau Madura.
"Hewan kurban rata-rata berasal dari daerah di Jatim. Ini dikarenakan hewan kurban dari sana masih aman dari serangan penyakit kuku atau antrhax," katanya.
Meski begitu, lanjut dia, pihaknya tidak boleh lengah dengan terus melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban pada H-14 Hari Raya Idul Adha.
Untuk itu, kata dia, pihakanya akan menerjunkan dokter hewan dari dinas ketahanan pangan juga melibatkan Persatuan Dokter Hewan Indonesa, Fakultas Kedokteran Hewan Unair dan Universitas Wijaya Kusuma.
Menurut dia, pemeriksaan hewan kurban dilakukan langsung di lokasi tempat pedagang menjual barang dagangannya. Namun begitu tidak semua didatangi, hanya pedagang hewan kurban berskala besar.
"Pedagang dengan jumlah sapi dan kambing yang jumlahnya banyak yang kami datangi untuk pemeriksaan kesehatan," ujarnya.
Selama ini, lanjut dia, dalam pengawasan hewan kurban, petugas belum menemukan penyakit yang membahayakan. Adapun sebagian besar penyakit yang ditemukan saat pemeriksaan hewan kurban seperti diare, dan cacat berupa tanduk yang patah, kaki keseleo dan lainya.
Terkait apakah ada rencana pihaknya untuk menggelar bursa hewan kurban? Djoestamadji mengatakan tidak ada. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mempersilahkan pedagang hewan untuk berjualan dimana saja selama tidak mengganggu kepentingan umum dan memperhatikan lingkungan sekitar.
Diketahui pedagang hewan kurban sudah mulai marak menggelar barang dagangannya dengan menempati areal kosong di sejumlah wilayah di Surabaya seperti terlihat di Rungkut, Sukolilo, Sememi dan lainnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018