Sidoarjo (Antara) - Balai Pengembangan Industri Persatuan (BPIPI) Ditjen IKM Kemenperin terus menggali potensi industri alas kaki di Indonesia dengan menggelar kegiatan lomba "Indonesia Footwear Creative Competition" sebagai upaya mengoptimalkan industri kecil menengah (IKM).
Kepala BPIPI Heru Budi Susanto, Selasa mengatakan, dengan adanya kegiatan ini pihaknya bisa mengetahui ide-ide anak muda yang penuh dengan kreativitas.
"Dari data yang ada sebanyak 688 karya yang masuk terbagi dalam tiga kategori yakni desain sepatu, fotografi dan juga videografi dari masing-masing peserta," katanya di sela penjurian tahap akhir di kantor BPIPI di Sidoarjo, Jatim.
Ia mengemukakan, untuk desain nantinya akan dipilih satu pemenang di mana sepatu yang di desain itu akan dijadikan prototipe agau contoh awal pembuatan sepatu sesuai dengan desain yang sudah dibuat.
"Kalau untuk tahun ini kami masih sebatas itu dan kedepan kami akan bekerja sama dengan merek lokal, supaya mereka bisa mengakomodir desain dari para peserta ini. Nanti teknisnya bisa dibicarakan lebih lanjut," katanya.
Ia mengatakan, industri alas kaki ini tidak hanya memiliki peranan fungsional tetapi bagian dari fashion yang saat ini banyak digemari oleh anak-anak urban.
"Saat ini konsumen per kapita sepatu terus mengalami peningkatan dari yang sebelumnya 1,8 kini meningkat menjadi 3,4 pasang pertahunnya. Artinya, banyak di antara masyarakat yang memiliki beberapa pasang sepatu untuk digunakan," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini produksi sepatu masih memiliki peluang yang cukup tinggi di mana Industri Kecil dan Menengah nantinya akan menjadi pusat kiblat busana muslim dunia.
"Dan sepatu merupakan salah satu komponennya akan ikut terdongkrak," katanya.
Pada perlombaan ini diharapkan akan memunculkan nama-nama baru yang bisa menang dan bisa untuk maju dalam tingkatan yang lebih tinggi minimal bisa masuk untuk tingkat Asia atau bahkan dunia.
"Salah satu fokus utama program ini adalah generasi muda dimana melihat peluang dan potensi jangka panjang populasi Indonesia pada 2025 akan didominasi usia 20-39 tahun sebanyak 30 persen," katanya.
Ia mengatakan, dari data yang ada kontribusi pengelolaan nonmigas terhadap PDB tumbuh positif di akhir 2017 sebesar 5,14 persen dibandingkan dengan periode 2016, dimana industri alas kaki tumbuh positif di dalamnya.
"Oleh karena itu, kami terus mendorong supaya mereka yang bisa menang dalam kegiatan ini bisa tampil yang lebih tinggi seperti dalam kegiatan 'International Footwear Desain Competition'," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Kepala BPIPI Heru Budi Susanto, Selasa mengatakan, dengan adanya kegiatan ini pihaknya bisa mengetahui ide-ide anak muda yang penuh dengan kreativitas.
"Dari data yang ada sebanyak 688 karya yang masuk terbagi dalam tiga kategori yakni desain sepatu, fotografi dan juga videografi dari masing-masing peserta," katanya di sela penjurian tahap akhir di kantor BPIPI di Sidoarjo, Jatim.
Ia mengemukakan, untuk desain nantinya akan dipilih satu pemenang di mana sepatu yang di desain itu akan dijadikan prototipe agau contoh awal pembuatan sepatu sesuai dengan desain yang sudah dibuat.
"Kalau untuk tahun ini kami masih sebatas itu dan kedepan kami akan bekerja sama dengan merek lokal, supaya mereka bisa mengakomodir desain dari para peserta ini. Nanti teknisnya bisa dibicarakan lebih lanjut," katanya.
Ia mengatakan, industri alas kaki ini tidak hanya memiliki peranan fungsional tetapi bagian dari fashion yang saat ini banyak digemari oleh anak-anak urban.
"Saat ini konsumen per kapita sepatu terus mengalami peningkatan dari yang sebelumnya 1,8 kini meningkat menjadi 3,4 pasang pertahunnya. Artinya, banyak di antara masyarakat yang memiliki beberapa pasang sepatu untuk digunakan," ujarnya.
Ia menjelaskan, saat ini produksi sepatu masih memiliki peluang yang cukup tinggi di mana Industri Kecil dan Menengah nantinya akan menjadi pusat kiblat busana muslim dunia.
"Dan sepatu merupakan salah satu komponennya akan ikut terdongkrak," katanya.
Pada perlombaan ini diharapkan akan memunculkan nama-nama baru yang bisa menang dan bisa untuk maju dalam tingkatan yang lebih tinggi minimal bisa masuk untuk tingkat Asia atau bahkan dunia.
"Salah satu fokus utama program ini adalah generasi muda dimana melihat peluang dan potensi jangka panjang populasi Indonesia pada 2025 akan didominasi usia 20-39 tahun sebanyak 30 persen," katanya.
Ia mengatakan, dari data yang ada kontribusi pengelolaan nonmigas terhadap PDB tumbuh positif di akhir 2017 sebesar 5,14 persen dibandingkan dengan periode 2016, dimana industri alas kaki tumbuh positif di dalamnya.
"Oleh karena itu, kami terus mendorong supaya mereka yang bisa menang dalam kegiatan ini bisa tampil yang lebih tinggi seperti dalam kegiatan 'International Footwear Desain Competition'," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018