Lamongan (Antaranews Jatim) - Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur, Ajeng Lukitowati mengakui wilayah Kabupaten Lamongan kekurangan penyuluh keluarga berencana (KB).

"Sebab, idealnya satu orang penyuluh KB membawahi 2 desa atau kelurahan, sementara di Lamongan 96 penyuluh membawahi 474 desa. Artinya satu orang penyuluh membawahi lebih dari 4 desa," kata Ajeng, dalam keterangan persnya di Lamongan, Selasa.

Ia mengatakan, total di Jatim terdapat 2.262 penyuluh KB, dan dari jumlah tersebut 96 di antaranya berada di Kabupaten Lamongan.

Namun demikian, Ajeng mengapresiasi meski terbatas masih bisa diatasi dengan bantuan mitra kerja seperti kelompok tani, Kades, Petugas Lapangan Keluarga Berencana dan TP PKK.

Bupati Lamongan, Fadeli mengaku juga mengapresiasi keberhasilan BPPKB dalam membentuk 64 Kampung KB, sehingga menjadi yang terbanyak di Jawa Timur.

"Sebenarnya target Kampung KB hanya 27, namun dalam pelaksanaannya ternyata mencapai 64. Hal tersebut sangat membanggakan. Saya berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan," katanya.

Fadeli mengaku dalam mewujudkan keluarga kecil bahagia Pemkab Lamongan telah menelurkkan berbagai program inovatif, seperti Program Bebas Pasung, Program ODF (bebas buang air besar sembarangan) dan target harus tercapainya Lamongan 100 persen Universal Health Coverage (UHC).

Ia mengatakan, Kampung KB merupakan wahana pemberdayaan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas, “ katanya.

Sementara itu, dalam memperingati Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-25, BPPKB Lamongan juga telah melakukan penilaian Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) dan pengelolaan KB terbaik di tingkat kecamatan dan kabupaten.(*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018