Jember (Antaranews Jatim) - Dua anak buah kapal (ABK) perahu payang atau kapal motor "Joko Berek" yang hilang saat kapal terbalik dan karam akibat diterjang gelombang laut tinggi di Plawangan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, hingga Jumat sore belum ditemukan.
"Tim SAR gabungan sudah maksimal melakukan pencarian baik di perairan maupun penyisiran di tepi pantai, namun hasilnya dua ABK yang dinyatakan hilang masih belum ditemukan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Dua ABK Joko Berek yang belum ditemukan yakni Munaji (45) dan Syafii (45), keduanya merupakan warga Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.
Menurutnya jenazah korban atas nama Budi ditemukan oleh nelayan di tepi Pantai Pancer dan dievakuasi tim SAR gabungan pada Jumat pagi, kemudian jenazah korban diserahkan kepada keluarganya untuk segera dimakamkan.
"Tim SAR gabungan melakukan penyisiran yang terbagi dalam empat SRU dari Pantai Nyamplung Kobong ke Pantai Pancer hingga radius sekitar 3 kilometer, kemudian siang hari dilakukan penyisiran darat," tuturnya.
Pencarian korban kapal motor "Joko Berek" dihentikan sementara pada Jumat sore dan pencarian korban ABK yang hilang akan dilanjutkan pada Sabtu (21/7) pagi dengan memperluas area pencarian korban.
"Kendala yang dihadapi tim SAR gabungan yakni gelombang laut tinggi dan angin kencang dalam proses pencarian, sehingga harus tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan dalam melakukan pencarian korban," ujarnya.
Heru menjelaskan jumlah korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan laut di Plawangan Puger sebanyak tujuh orang yakni Cecep (45) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, So'im (60) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, Hasan (50) warga Desa Karangsemanding di Kecamatan Balung, Hadi (21) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, Ulum (35) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, Abdul Kowi (55) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, dan Budi (47) warga Desa Mojosari di Kecamatan Puger.
"Kami berharap korban ABK yang masih hilang tersebut dapat segera ditemukan dan semoga pencarian korban pada keesokan harinya membuahkan hasil," ujarnya.
Pihak BPBD Jember, lanjut dia, merekomendasikan kepada dinas terkait untuk segera mensosialisasikan pentingnya data manifest terhadap setiap kapal yang berangkat melaut dan sosialisasi pentingnya asuransi bagi nelayan.
Perahu payang atau kapal motor "Joko Berek" yang dinakhodai oleh Dirman dengan membawa 21 ABK dihantam gelombang laut tinggi saat pulang melaut melewati pintu masuk perairan Plawangan Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Kamis (19/7), pukul 08.15 WIB.
Dalam kecelakaan laut tersebut, tujuh ABK meninggal dunia dan dua ABK masih hilang, sedangkan 12 ABK dan satu nakhoda kapal "Joko Berek" dapat selamat dari ganasnya ombak laut selatan Jember.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
"Tim SAR gabungan sudah maksimal melakukan pencarian baik di perairan maupun penyisiran di tepi pantai, namun hasilnya dua ABK yang dinyatakan hilang masih belum ditemukan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Dua ABK Joko Berek yang belum ditemukan yakni Munaji (45) dan Syafii (45), keduanya merupakan warga Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember.
Menurutnya jenazah korban atas nama Budi ditemukan oleh nelayan di tepi Pantai Pancer dan dievakuasi tim SAR gabungan pada Jumat pagi, kemudian jenazah korban diserahkan kepada keluarganya untuk segera dimakamkan.
"Tim SAR gabungan melakukan penyisiran yang terbagi dalam empat SRU dari Pantai Nyamplung Kobong ke Pantai Pancer hingga radius sekitar 3 kilometer, kemudian siang hari dilakukan penyisiran darat," tuturnya.
Pencarian korban kapal motor "Joko Berek" dihentikan sementara pada Jumat sore dan pencarian korban ABK yang hilang akan dilanjutkan pada Sabtu (21/7) pagi dengan memperluas area pencarian korban.
"Kendala yang dihadapi tim SAR gabungan yakni gelombang laut tinggi dan angin kencang dalam proses pencarian, sehingga harus tetap berhati-hati dan mengutamakan keselamatan dalam melakukan pencarian korban," ujarnya.
Heru menjelaskan jumlah korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan laut di Plawangan Puger sebanyak tujuh orang yakni Cecep (45) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, So'im (60) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, Hasan (50) warga Desa Karangsemanding di Kecamatan Balung, Hadi (21) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, Ulum (35) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, Abdul Kowi (55) warga Desa Puger Kulon di Kecamatan Puger, dan Budi (47) warga Desa Mojosari di Kecamatan Puger.
"Kami berharap korban ABK yang masih hilang tersebut dapat segera ditemukan dan semoga pencarian korban pada keesokan harinya membuahkan hasil," ujarnya.
Pihak BPBD Jember, lanjut dia, merekomendasikan kepada dinas terkait untuk segera mensosialisasikan pentingnya data manifest terhadap setiap kapal yang berangkat melaut dan sosialisasi pentingnya asuransi bagi nelayan.
Perahu payang atau kapal motor "Joko Berek" yang dinakhodai oleh Dirman dengan membawa 21 ABK dihantam gelombang laut tinggi saat pulang melaut melewati pintu masuk perairan Plawangan Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Kamis (19/7), pukul 08.15 WIB.
Dalam kecelakaan laut tersebut, tujuh ABK meninggal dunia dan dua ABK masih hilang, sedangkan 12 ABK dan satu nakhoda kapal "Joko Berek" dapat selamat dari ganasnya ombak laut selatan Jember.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018