Jember (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jember menginformasikan nakhoda perahu nelayan di Perairan Puger yang sebelumnya dinyatakan meninggal bersama lima anak buah kapal ternyata selamat dan kini dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Kamis, sebelumnya disebutkan nakhoda kapal bernama Dirman meninggal dunia, namun yang bersangkutan ternyata masih hidup dan dalam kondisi kritis serta menjalani perawatan di rumah sakit di Puger.
"Satu anak buah kapal (ABK) yang hilang bernama Kowi ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sehingga jumlah korban meninggal dunia tetap menjadi enam orang, dan bukan nakhoda kapal Dirman seperti data awal yang dilansir BPBD Jember," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Perahu payang atau kapal motor "Joko Berek" yang dinakhodai oleh Dirman dihantam gelombang laut tinggi saat pulang melaut melewati pintu masuk perairan Plawangan Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Kamis pukul 08.15 WIB.
Ombak tersebut menyebabkan perahu payang terbalik hingga karam dan seluruh anak buah kapal (ABK) yang berjumlah 21 orang tenggelam, sehingga para ABK masing-masing menyelamatkan diri, namun ada beberapa ABK tidak bisa berenang hingga terseret ombak.
Lima ABK ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, tujuh ABK dinyatakan hilang dan masih dilakukan pencarian, sedangkan delapan ABK dan satu orang naKhoda berhasil selamat, kemudian satu ABK yang hilang ditemukan meninggal dunia.
"Enam korban yang meninggal dunia, yakni Cecep (45), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger, Soim (50), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger, Hasan (50), warga Desa Tutul-Kecamatan Balung, Hadi (21), warga Desa Puger Kulon-Kecamata Puger, Ulum (35), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger dan Kowi (55), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger," katanya.
Menurutnya petugas BPBD bersama tim SAR gabungan dan nelayan setempat melakukan pencarian terhadap ABK yang hilang setelah perahu payang tersebut karam, namun hingga kini masih belum ditemukan.
"Tim Reaksi Cepat BPBD, Polairud, Polsek Puger, Pos TNI AL Puger, relawan SAR gabungan dan keluarga korban melakukan penyisiran di sekitar bibir pantai Pancer, namun hingga kini korban hilang belum ditemukan," ujarnya.
Banyak perahu nelayan yang sering terbalik dihantam ombak di sekitar Plawangan Puger karena pemecah ombak di sekitar plawangan tersebut rusak dan tidak sedikit perahu nelayan hancur diterjang ombak laut selatan tersebut saat pulang melaut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember, Kamis, sebelumnya disebutkan nakhoda kapal bernama Dirman meninggal dunia, namun yang bersangkutan ternyata masih hidup dan dalam kondisi kritis serta menjalani perawatan di rumah sakit di Puger.
"Satu anak buah kapal (ABK) yang hilang bernama Kowi ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sehingga jumlah korban meninggal dunia tetap menjadi enam orang, dan bukan nakhoda kapal Dirman seperti data awal yang dilansir BPBD Jember," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Perahu payang atau kapal motor "Joko Berek" yang dinakhodai oleh Dirman dihantam gelombang laut tinggi saat pulang melaut melewati pintu masuk perairan Plawangan Puger, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Kamis pukul 08.15 WIB.
Ombak tersebut menyebabkan perahu payang terbalik hingga karam dan seluruh anak buah kapal (ABK) yang berjumlah 21 orang tenggelam, sehingga para ABK masing-masing menyelamatkan diri, namun ada beberapa ABK tidak bisa berenang hingga terseret ombak.
Lima ABK ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, tujuh ABK dinyatakan hilang dan masih dilakukan pencarian, sedangkan delapan ABK dan satu orang naKhoda berhasil selamat, kemudian satu ABK yang hilang ditemukan meninggal dunia.
"Enam korban yang meninggal dunia, yakni Cecep (45), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger, Soim (50), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger, Hasan (50), warga Desa Tutul-Kecamatan Balung, Hadi (21), warga Desa Puger Kulon-Kecamata Puger, Ulum (35), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger dan Kowi (55), warga Desa Puger Kulon-Kecamatan Puger," katanya.
Menurutnya petugas BPBD bersama tim SAR gabungan dan nelayan setempat melakukan pencarian terhadap ABK yang hilang setelah perahu payang tersebut karam, namun hingga kini masih belum ditemukan.
"Tim Reaksi Cepat BPBD, Polairud, Polsek Puger, Pos TNI AL Puger, relawan SAR gabungan dan keluarga korban melakukan penyisiran di sekitar bibir pantai Pancer, namun hingga kini korban hilang belum ditemukan," ujarnya.
Banyak perahu nelayan yang sering terbalik dihantam ombak di sekitar Plawangan Puger karena pemecah ombak di sekitar plawangan tersebut rusak dan tidak sedikit perahu nelayan hancur diterjang ombak laut selatan tersebut saat pulang melaut.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2018